"dan satu lagi, cinta gapernah ngajarin seseorang buat jadi bego."
__________________
Sejak pertengakaran di mobil itu, Alvin memilih meninggalkan Sekar sendirian, entah ingin menuju mana sekarang, Alvin pun tidak tau.
Langit malam ini mulai mendung, suara gemuruh langit dan petir pun mulai terdengar,tapi Alvin? Alvin masih berjalan tak tau arah. Dia terlalu malas untuk kembali kerumah dan terserang omelan papahnya, karena ia yakin Sekar sudah kembali kerumah dan mengadukan perdebatan yang tadi ternjadi antara mereka.
***
Disisi lain, Alesia mencoba memejamkan matanya berkali kali, tapi tetap saja matanya tidak kunjung mau tidur. Alesia mencoba membaca membaca buku novel nya berharap rasa kantuk akan datang, tapi yang ia dapatnya hanyalah kebosanan aja. Alesia juga mencoba membuka sosial medianya tapi tidak ada yang menarik.
Alesia memilih untuk berjalan kearah balkon kamarnya, membuka pintu kaca yang membatasi antara diri nya dan balkon.
Angin sejuk dia rasakan saat pertama kali membuka pintu kaca tersebut, dia melihat sekeliling komplek nya sudah sepi tapi suasana ini membuat Alesia damai, dan nyaman.
Alesia memeluk dirinya sendiri kala merasakan sejuknya angin malam yang sedang dia rasakan, dia menikmati suasana ini, tapi ada sesuatu yang mengganjal di pikiran nya.
Alvin, entah mengapa nama lelaki itu selalu ada dikepala Alesia. Entah mengapa Alesia menghawatirkan laki laki itu.
Dengan cepat Alesia membuang semua pikiran negatif nya tentang Alvin.
"alvin gapapa, bahkan Alvin bisa lebih bahagia setelah gue pergi." ucapnya bermonolog pada dirinya sendiri sambil tersenyum kecut mengingat percakapan nya terakhir kali bersama Alvin di parkiran sekolah.
Alesia menghela nafasnya pelan. Alesia merasakan tenggorokan nya kering dan memilih untuk mengambil air putih di dapur.
Dia pun segera menuju ke lantai bawah dan mengambil air putih. Saat ia menuruni anak tangga suasana ruang tamu sudah sepi dan gelap, ini pertanda bahwa semua orang dirumah sudah terlelap ke mimpinya masing masing.
Alesia melirik jam dinding di ruang tamunya, jarum pendek menunjukan angka 10 dan jarum panjang menunjuk ke angka 30,sekarang sudah setengah 11 tapi Alesia belum kunjung tidur.
Setelah menemukan sebotol air putih di kulkas Alesia bergegas naik ke kamarnya lagi, tapi ada sesuatu yang membuat kening nya berkerut.
Suara bel rumahnya terdengar berbunyi.
Jujur, Alesia panas dingin saat ini, yang Alesia rasakan adalah takut, siapa yang bertamu malam malam begini?.
"Yaampun, bukaa ga ya buka ga ya?" ucap Alesia bingung.
Suara bel rumah Alesia pun terdengar untuk kedua kalinya.
"siapaa sii malem malem begini, awas aja kalo sampe setan, setan gaada akhlak ngerjain gue malem malem" ucap Alesia sambil berjalan pelan ke arah pintu.
Dengan segenap keberanian, dia memutar kunci rumah nya dan membuka knop pintunya.
"kak Alvin?" ucap Alesia terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alesia
Teen FictionAlesia Thia Cintyas dikenal dengan sifat semangatnya, periang dan prestasinya. Bertemu dengan lelaki dingin tapi romantis bernama Alvin Pranata Putra "Siapa wanita yang kamu bawa?" Kata wanita itu melirik ke Alesia. "Gini tante ... Alesia teme-"...