Alesia dan Alvin sudah selesai makan dan berjalan menuju ruangan tempat mamahnya di rawat.
Alesia melihat ke kaca transparan dimana mamahnya sedang terbaring lemah, dengan selang selang disekujur tubuhnya. Alesia ingin sekali berlari kedalam lalu memeluk mamahnya, lalu menangis di pelukan mamahnya. Tapi kondisi tidak memungkinkan dan lagi lagi Alesia harus pura pura tegar untuk kakaknya.
Alesia mencoba mencari Alexa tapi hasilnya nihil.
Akhirnya Alesia dan Alvin duduk di bangku tunggu lagi.
Hening. Tidak ada yang mencoba bicara. Mereka masih kalut dalam pikirannya masing masing, terutama Alesia, yang benar benar rapuh setelah melihat kondisi Thia, mamahnya.
"Gmn kondisi mamah?"Tanya Alvin hati hati.
"Entah"Jawab alesia sangat pelan hampir tidak terdengar oleh Alvin, sambil menunduk menatap lantai rumah sakit. Tapi Alvin tau, Alesia sekarang benar benar rapuh dan sedih, Alesia hanya butuh dukungan untuk terus bertahan.
Tiba-tiba Alvin berlutut ke Alesia, yang sedang duduk.
"Jangan sedih yaa... Gue disini.. Kapan pun lo butuh, gue selalu ada buat lo, mamah pasti sembuh kok les"bicara Alvin sambil menatap mata kosong Alesia.
Selang beberapa detik, terdengar isak tangis Alesia. Alesia langsung menutup wajahnya sambil menangis.
"Les.. Udh jangan nangis"Bicara Alvin sambil menaruh kepala Alesia di bahunya. Lalu Alvin mengelus puncak kepala Alesia lembut sampai Alesia tenang, Alvin tau, Alesia butuh seseorang buat menaruh keluh kesah nya, dan Alvin siap menjadi seseorang itu.
Disisi lain Alexa memandang Alvin dan Alesia yang sedang menangis, ada perasaan sedih serta gembira menyelimuti perasaan Alexa, dia sedih melihat Alesia yang harus pura pura kuat di hadapannya, sedangkan kenyataannya, dia bagai kayu yang di makan rayap, rapuh. Sedangkan dia bahagia Sekarang Alesia punya Alvin yang bisa menjaga serta menjadi teman curhat untuk Alesia.
Alexa mendekati Alesia dan Alvin, awalnya dia ingin menenangkan Alesia, tapi Alesia melihat kedatangan Alexa dan langsung mengusap air mata di pipinya.
"Lex dari mana?"Tanya Alesia mengalihkan suasana, takut kalau Alexa menyadari dia habis menangis.
"Tadi gue keruang dokter dulu, gmn kalian udh makan?"Tanya Alexa kembali.
"Udh kok, nihh titipan lo"Ucap Alesia tersenyum palsu sambil menyodorkan sebuah plastik berisi nasi goreng.
Hati Alexa seperti tersayat melihat adiknya harus memasang senyum palsu, hanya untuk menguatkan Alexa, Alexa merasa menjadi kaka yang tidak berguna, harusnya Alexa yang menguatkan Alesia.
"Lex?"Ucap Alesia membuyarkan lamunan Alexa.
Alesia memandang Alexa heran, sedangkan Alexa memandang Alesia sambil tersenyum tipis.
"makasih yaa.. Nanti gue makan kok."
"Lu pulang aja les, besok pulang sekolah lu kesini lagi"Bicara Alexa sambil mengelus pundak Alesia.
"engga, gue mau disini aja"Ucap Alesia kesal.
"Less.. Sekarang udh jam satu,lo harus ngerjain pr dan istirahat, besok lo sekolah les"Ucap Alexa perhatian.
"Tapi lo sendirian? Gue gk setenga itu lex"Bicara Alesia masih tetap pada pendirian nya.
"Gue gk sendirian, ada mamah, ada dokter, ada suster, dan nanti Ilham dateng kok, tenang aja"Ucap Alexa sambil mengelus puncak kepala adiknya itu.
Ilham adalah sahabat Alexa dari Alexa SMA sampai sekarang, ilham sudah seperti pacar Alexa yang setia menjadi tempat curhat Alexa, tapi sayang Ilham dan Alexa masih berstatus teman.Dikerenakan Alexa tidak ingin mempunyai pacar.
"Tap-"
"Nurut ya...gue gk mau sekolah lo terganggu"Potong Alexa sambil menyebut pipi Alesia gemas.
"Finn...Tolong temenin Alesia ya." sambung Alexa yang dibalas anggukan oleh Alvin.
Dengan rasa terpaksa Alesia dan Alvin pun pulang kerumah Alesia.
Jakarta terasa gelap dan sepi malam ini, angin malam mulai masuk kedalam pori pori kulit Alesia membuat wanita itu kedinginan, Alesia suka keadaan seperti ini, dia suka angin di malam hari, karena menurutnya menenangkan, walaupun kata orang orang angin malam tidak sehat.
Akhirnya mereka sampai dirumah Alesia. Alesia turun dan mengatakan terima kasih ke Alvin, tapi Alvin masih tetap diam menatap Alesia dengan tatapan yang sulit di arti kan.
"Knp?"Tanya Alesia bingung.
"Jangan nangis lagi, gue gk suka liat orang yang gue sayang nangis gara gara gue"Bicara Alvin sambil mengelus puncak kepala Alesia.
"Tapi gue gk nangis gara gara lo"Ucap Alesia merasa bersalah.
"walaupun lo nangis karena masalah lain, tapi kalo lo nangis di depan gue, lo sama aja nangis gara gara gue, karena gue gk bisa bikin lo bahagia saat disamping gue"Ucap Alvin serius.
Alesia menatap mata Alvin heran. Lelaki di hadapannya benar benar tidak bisa di tembak, kadang dingin, kadang garing, kadang kadang juga romantis.
"Gue pulang dulu yaa, gue saranin mimpiin gue, supaya tidur lo nyenyak."Ucap Alvin sambil memakai helm nya.
"Makasih ya"Ucap Alesia pelan tapi masih terdengar oleh Alvin.
"Makasih? buat apa?"Tanya Alvin lagi.
"Yaa.. Karena tadi lo udh nemenin gue? "Bicara Alesia tak kalah bingung.
"Itu udh kewajiban gue buat jagain lo"Bicara Alvin singkat.
Alesia hanya tersenyum tipis dan yang pasti jantungnya sudah deg deg an seperti ingin keluar dari tempatnya.
Alvin pun pamit dan menancap gas pergi meninggalkan rumah Alesia.
Sedangkan Alesia masuk kedalam rumahnya, dan langsung disambut dengan mbo Tinah yang seperti orang khawatir.
"Gmn non ibu baik baik aja?"Tanya mbo Tinah khawatir.
"Mbo tenang yaa, Insya Allah mamah baik baik aja, kita doain yabg terbaik ya"Bicara Alesia menenangkan.
"Iya non aminn"Bicara mbok Tinah lagi.
"Ywdahh mbo, Ales ke atas dulu ya."
"Ehh non,itu tadi ada yang nganterin boneka sama coklat, bibi taroh di meja belajar kamar non"jelas mbok Tinah.
"Hah? Bunga? Coklat? siapa yang ngasih mbo?" Tanya Alesia heran.
"Waduh.. mbo gk tanya namanya non, soalnya mbo kira dia yang suka anter jemput non. "Bicara mbok Tinah membuat Alesia heran.
"Alvin? Engga kok mbo, tadi alvin seharian sama Ales."Jelas Alesia lagi.
"Ya pokoknya orangnya ganteng,tinggi, putih, trs tadi kaya pake masker gitu jadi gk jelas wajahnya non."
"Coba non, dibuka dulu boneka atau coklatnya mungkin ada nama pengirimnya."Sambung mbo Tinah.
TBC
~~~~~~~~~~~~~~~~
Jangan lupa ya vote dan comment:)Instagram : @keyladwinka_

KAMU SEDANG MEMBACA
Alesia
Teen FictionAlesia Thia Cintyas dikenal dengan sifat semangatnya, periang dan prestasinya. Bertemu dengan lelaki dingin tapi romantis bernama Alvin Pranata Putra "Siapa wanita yang kamu bawa?" Kata wanita itu melirik ke Alesia. "Gini tante ... Alesia teme-"...