'Seperti tidak yakin, aku terus menyadarkan diri bahwa benar itu kamu yang sebelumnya.'
Gadis mungil itu memegang mug tehnya dengan kedua tangan. Sedikitpun rasa gugup itu belum hilang, justru bertambah karena dengan bersenandung Kinan sedang menyiapkan sop buntut yang di bawanya.
Cowok di depannya semakin membuat kegugupan itu tidak bisa diminimalisir. Beberapa kali terdengar suara sesapan teh darinya.
Christel melirik dan berfokus pada bibir pria yang sekarang tersenyum melihatnya.
Pasti manis, ya?
Christel menggeleng keras. Menutup matanya guna mengusir pikiran 'kotor' yang sekarang memenuhi kepalanya.
Masih pagi, Tel.
"Jadi gimana?" Pertanyaan itu membuat Christel mendongak. Melihat Alta yang tidak berhenti tersenyum sejak tadi.
"Gimana apanya?" Kinan balik bertanya sebelum Christel sempat menjawab. Mereka sedang menikmati sop itu di meja yang sama.
"Ini, kak. Gue ada tawaran buat ni cewek mini, pergi-pulang bareng gue gitu ke kampusnya."
Dia manggil Kinan, 'Kak'? Terus gue cewek mini dan minnion? Gue gak semini itu kan?
"Gak perlu deh, Al. Gue biasanya pergi sama Kinan. Ya kan, Kin?"
"Kebetulan banget, Al." Kinan tidak mempedulikannya. Christel seperti tidak terlihat di meja makan ini. Kinan hanya tersenyum ke arah Alta yang kini dengan antusias mendengar.
"Mobil Papi gue lagi di service, dan buat sementara waktu mobil gue di pakek sama Papi. Jelas gue bakal di antar-jemput sama supir keluarga. Jadikan payah kalo mau nebengin si Christel, karena harus nganterin adek gue sekolah juga. Pokoknya ribet deh. Jadi kalo lo emang berbaik hati mau anter-jemput Christel, gue makasih banget."
Christel tidak bisa berkata apa pun. Dia hanya memasukkan sop buntut ke dalam mulutnya dengan kesal.
"Good idea. Gue gak bakal nolak." Tanpa memperdulikan Alta dan Kinan yang terlihat akrab tiba-tiba, Christel menghabiskan sopnya.
"Eh iya, Al. Lo ke mana sih sebulanan ini?" cerita mereka masih berlanjut. Dan Christel tidak berniat untuk nimbrung.
"Jalan-jalan doang kok." Alta tersenyum, menyendok sop dan memasukkan ke mulutnya.
"Jalan-jalan sampe gak ada kabarnya gitu. Kesian Christel tau, kangen sama lo." Dan terjadilah. Christel tersedak mendengar ucapan Kinan yang benar-benar frontal.
Sudah bisa ditebak jika Kinan akan mengatakan hal-hal seperti ini. Christel mengkerut kesal melihat ke arah Kinan yang masih lahap dengan sopnya.
"Oh, ya?" belum sempat Christel memberi pelajaran, Alta sudah lebih dulu merespon. Christel tidak bisa berbuat apa-apa dengan kejadian yang hanya berselang seperkian detik.
"Iya. Sampe sebulanan ini dia uring-uringan banget. Gak semangat apa-apa jadinya dia." Semakin lebar senyum dari pria yang kini menatap Christel jahil.
"Kok gue kayak kurang percaya gitu, ya."
"Ih beneran, Al. Dia sampe nanya ke beberapa temen sekelas lo. Nah ada bocah kacamata tebel namanya Aji, ngakunya temen lo dari SMA yang bilang kalo lo sering ilang-ilangan tanpa kabar gitu. Jadi deh Christel makin uring-uringan. Ya kan, Tel?"
"Bodo ah, Kin." Christel mendengus, sadar bahwa suaranya jadi meninggi karena kesal bercampur malu.
"Kok bodo sih? Emang lo jadi gak semangat kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Je t'Aime [Sudah Terbit]
General Fiction(Tersedia di shopee dan playstore) Warning !! Sebelum baca Je t'Aime Aussi, disarankan buat baca cerita ini dulu. Biar gak bingung. Tengkiyu Hidup gadis itu berubah setelah bertemu dengan Alta Prasiarkana. Lelaki yang beberapa tahun lebih muda darin...