Pengakuan Kevin | 19

884 113 12
                                    

'Di luar hal lain, bukankah teman adalah sesuatu yang juga berharga?'

Sibuk. Christel kembali dengan rutinitas kampus yang padat. Setelah rapat penyiaran yang tempo lalu dibicarakan Kevin, persiapan penyiaran itu kini menyita waktu Christel.

Persiapan sudah berjalan selama seminggu. Beberapa hari lagi penyiaran bisa dilakukan.

Christel hanya bertemu Alta saat acara antar-jemput. Meski tidak rela, Alta membiarkan gadis itu sibuk dengan tugasnya.

Mr. Bintang Kulkas : Makan. Udah siang ini 🙄

Mr. Bintang Kulkas : Istirahat yang cukup 👿. Mata lo jadi kayak panda 🐼

Mr. Bintang Kulkas : Jangan sampe sakit 🤕.

Mr. Bintang Kulkas : Jangan sibuk mulu. Sama gue-nya kapan?😭

Senyum mengembang dari gadis mini itu, melihat beberapa pesan dari Alta yang baru sempat dibaca. Hari ini semua selesai. Christel pulang malam dan meminta Alta untuk tidak menjemputnya. Ada desahan kesal yang terdengar saat Christel menelpon, meski akhirnya menjawab 'ya'.

"Ayok, Tel." Christel menoleh dan tersenyum ke arah Kevin yang juga sudah siap pulang. "Gak papa ya pakek motor?"

"Biasa kali, Kev. Biasanya gue naik angkot juga."

"Biasanya naik mobil mewah gitu." Christel hanya tersenyum canggung merasa Kevin menyinggung soal Alta.

"Apasi, KeCe, Kevin cerewet kayak mak-mak. Ayok ah pulang."

Christel meraih helm yang Kevin sodorkan. Menerobos malam yang semakin tua.

***

Ini tentang Kevin.

Kuliah di fakultas dan jurusan yang sama dengan Christel. Pria yang cukup terkenal di jurusan karena tampangnya yang ganteng. Tubuh tinggi, dengan kulit putih, rambut lurus dan hidung bangir. Jangan lupa, Kevin juga menjadi pengurus vital di organisasi jurusan.

Kenal dengan Christel karena pernah satu gugus di acara PKK. Christel dan Kevin punya satu kesamaan, mudah bergaul. Sehingga mereka bisa cepat akrab dengan siapa pun. Jadilah mereka dekat sampai sekarang.

Kevin sering menemani Christel membuat tugas. Dan membantu jika gadis itu membutuhkan pertolongan. Pria yang sangat baik.

Banyak wanita yang menggilai dan mengejarnya. Soal sikap Kevin? Karena dia pria yang baik, Kevin melayani.... sekedarnya. Sehingga tidak ada cewek yang terlalu dekat dengannya. Kecuali Christel dan Kinan.

Satu lagi, motor matic besarnya itu hanya pernah ditumpangi satu wanita selain ibunya, jelas Delana Christel.

***

Christel membuka helm dan mengulur pada Kevin dengan senyum manis.

"Makasih, ya."

Kevin hanya menangguk membalas senyum Christel. Bukannya berniat pergi, Kevin malah diam memandang Christel yang kini mulai merasa risih.

"Lo, gak pulang?" tanya Christel hati-hati.

"Ngobrol bentar boleh?"

Christel mengangguk ragu. Dan kini mereka duduk bersama di teras. Christel meletakkan secangkir teh di meja.

"Minum, Kev." Cowok itu hanya tersenyum.

Christel tidak pernah merasa secanggung ini bersama Kevin. Tapi sejak turun dari motor, Christel merasa Kevin sedikit berubah.

"Maaf, Tel. Gak seharusnya gue kayak gini." Christel melihat Kevin yang hanya menunduk.

"Gue tau kita udah kenal lama. Gue kira itu cuman perasaan sesaat. Tapi setelah gue liat lo sama Alta," Kevin melihat Christel. ", gue sadar kalo gue gak rela."

Gadis mini itu menahan napasnya. Lidahnya kelu, tidak bisa membalas ucapan Kevin.

"Gue suka sama lo, Tel." Deg. Christel menutup rapat mulutnya.

Kenapa sekarang? Kevin selalu menjadi orang terbaik yang bisa diajak berkeliling kota hanya untuk mendapat lokasi yang bagus untuk mahasiswa presenting.

Christel sudah menganggapnya sebagai saudara. Teman akrab yang bahkan untuk menyukainya pun tidak mungkin. Tapi sekarang? Christel bahkan tidak memikirkan hal ini terjadi.

Setelah ini apa? Apa dia akan kehilangan teman terbaik seperti Kevin?

"Kev, gue..." tidak ada kata yang bisa terucap setelahnya.

"Lo mau jadi pacar gue?" dan pertanyaan lain yang lebih sulit kembali terlontar dari Kevin.

Christel menggeleng pelan. "Kev, ini gak bener. Kita temen dan gue udah nganggap lo kayak saudara." Akhirnya Christel berucap.

Kevin kembali menunduk dengan senyum kecil. "Apa karna Alta?"

Gadis mini itu menghela napasnya. "Kevin, bukan. Ini gak ada hubungannya sama Alta." Christel meraih lengan Kevin agar pria itu melihatnya.

"Gue gak suka sama keadaan canggung kayak sekarang. Gue nyaman sama lo sebagai temen. Dan gue gak mau lo berubah hanya karna perasaan kayak gini, Kev. Gue sayang sama lo, tapi bukan hubungan kayak gitu yang gue mau."

Kevin hanya diam. "Gue mau kita ngobrol tanpa canggung, saling minta tolong tanpa gengsi. Dan deket tanpa ada rasa yang berbeda. Gue suka sama keadaan kita sekarang, Kev."

Temannya itu kembali tersenyum. Menggenggam tangan Christel sekilas.

"Gue tau lo bakal nolak gue. Tapi kita bukan anak kecil yang setelah kejadian kayak gini malah ngejauh. Tenang aja, kita temen dan gak bakal berubah."

Christel tersenyum cerah. Kevin memang tidak harus menjauh darinya. Tidak, jangan sampai itu terjadi. Kehilangan teman adalah hal yang paling menyedihkan. Gadis mini itu tau, Kevin pria yang berpikir dewasa.

"Jadi, lo suka sama Alta?"

☺☺☺

Finally, bisa apdetkan yaaaaa???😅😅

Happy reading loh semuanya😘, jangan lupa vote sama komen😊. Buat mbak Uti ini seneng dong😍, karena udah usaha banget buat dua part yang di aplut hari ini.😥

Cinta kalian semua deh😙

Je t'Aime [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang