Kepercayaan Diri Alta | 20

858 123 20
                                    

'Gak perlu dilebel, dia emang milik gue.'

"Akhirnya bisa liat lo lamaan, ya." Christel hanya tersenyum menanggapi godaan Alta.

Karena kejadian semalam, Christel semakin memikirkan soal perasaannya pada Alta. Apa benar dia menolak Kevin karna Alta?

Gak. Gue emang sayang sama Kevin. Tapi bukan perasaan yang kayak gitu. Sekedar teman, dan gak lebih dari itu.

"Minnion lo gak papa kan?" segera Christel menggeleng, melihat Alta yang sekilas menatapnya karena harus berkonsentrasi dengan jalanan.

"Tapi diem aja masa. Kenapa?"

"Gue cuman belum sarapan." Sewajar mungkin Christel menunjukkan gigi rapinya.

"Sarapan dulu, ya? Kita mampir beli apa gitu."

"Gak usah, Kev..." Alta melihat dengan kerutan. Christel menutup matanya merutuki diri sendiri.

Kenapa jadi, Kevin?

"Kev?"

"Maksud gue, kita makan di kampus aja, ya? Biar gak telat masuk kelas."

Alta diam. Entah kenapa membuat Christel menjadi tidak enak.

"Karna ketemu Kevin terus, gue jadi kebiasaan manggil nama dia." Christel merasa perlu menjelaskan.

"Gak papa. Gue gak khawatir soal Kevin kok. Gue maklumi karna dia temen lo."

Tanpa melihat, Alta membalas ucapan Christel yang masih melihatnya dengan cemas. Harusnya tidak perlu secemas itu, tapi gadis mini ini tidak ingin Alta marah.

Aneh.

Toh Alta tidak tau apa pun soal Kevin dan perasaanya, bukan?

***

Alta melewati koridor yang mulai sepi, karena sudah sore. Dia masih harus menunggu Christel yang menemani Kinan bertemu pak Prapto. Beberapa kali Alta menghisap rokok di selipan jarinya.

Seseorang di seberangnya membuat Alta menghisap rokok dalam dan langsung membuang puntungnya.

Alta kembali berjalan dan tidak berniat untuk menyapa.

"Nunggu Christel?" pertanyaan itu membuat Alta berhenti. Menyenderkan tubuh ditiang koridor, dan melihat seseorang yang sekarang dihadapannya.

"Lo yang namanya Kevin?"

Kevin hanya mengangguk dan anggukan sebagai balasan dari pertanyaan anak pemilik kampus.

"Gue suka sama Christel." Kevin langsung mengatakan sambil menatap Alta yang tidak terlihat kaget.

"Terus?"

"Gue udah lama suka sama dia."

Alta tersenyum. "Kenapa lo ngomongnya ke gue? Langsung bilang ke Minnion aja."

Kevin berkerut bingung, melihat respon Alta yang terlalu santai. "Gue udah nyatain juga ke Christel. Gue gak mau nusuk lo dari belakang dengan nyembunyiin perasaan gue ke Christel."

"Bagus deh kalo gitu."

Semakin Kevin bingung dengan sikap Alta. Harusnya dia marah karna Kevin mengatakan sejujurnya tentang perasaannya pada Christel, bukan?

Selama ini Alta yang selalu menempel pada Christel, terlihat jelas Alta menyukai Christel juga.

Tapi sekarang apa? Responnya tidak terlalu meledak mendengar ada orang lain yang mengatakan suka pada Christel.

"Lo gak marah?"

"Kenapa gue harus marah?"

"Karna gue suka sama Christel."

Alta tertawa pelan. Mendekati Kevin dan memegang bahunya sekilas.

"Gue seneng lo suka sama Christel. Berarti lo normal dong. Dan gue juga bersyukur karna Christel disukai laki-laki baik kayak lo. Gue makin yakin kalo Christel emang cewek yang menarik."

Kevin tertegun sejenak. "Gue bakal usaha buat dapetin Christel."

"Bagus. Ini cuman buat informasi, gue gak pernah ngebiarin sesuatu yang udah jadi milik gue direbut sama orang lain. Lagian, gak perlu dilebelin, dia itu emang milik gue."

Kevin bergeming. Tidak bisa membalas ucapan Alta. "Semoga berhasil ikut campurnya ya, abang Kevin."

Alta berlalu setelah menepuk pelan bahu Kevin.

"Wah!" Kevin berseru. "Apaan coba? Dapet kepercayaan diri dari mana tuh bocah?" Kevin melihat punggung Alta yang berjalan dengan dengan kepercayaan dirinya. "Sampe gemeteran sendiri gue."

***

Alta memberhentikan mobil di kios kecil pinggir jalan. Dengan sejuta alasan Alta membuat Christel bersamanya lebih lama. Meski punya banyak alasan untuk menolak, Christel memutuskan ikut dengan pria tinggi ini.

"Kita makan pop mie, ya?" Christel hanya tersenyum dan ikut duduk.

Tak seberapa lama, seorang ibu keluar dengan satu cup pop mie.

"Kok cuman satu?"

"Bagi dua aja. Entar gak habis lagi beli banyak-banyak." Cengiran Alta memperlihatkan gigi ratanya.

"Ish lah. Aneh deh Alta."

Benar saja. Seperti mau Alta, mereka bergantian memakan pop mie yang hanya satu juga dengan satu garpu.

"Soal Kevin." Deg. Christel menghentikan kegiatan menyesap pop mie yang tinggal kuah.

Soal Kevin? Alta tau soal apa?

"Gue tau lo gak bakal nerima dia. Entah apa pun itu alasannya, gue yakin salah satunya adalah gue."

Christel melihat Alta yang masih menatap lurus dengan senyum kecil.

"Gue gak bakal marah kok sama dia. Kevin orang baik, dia juga manusia dan wajar kalo dia punya perasaan suka." Sambungnya santai.

Meraih cup pop mie dan menghabiskannya dalam sekali teguk.

"Gue gak dibagiin kan." Rutuk Christel menghilangkan rasa gugup.

Alta hanya tertawa sambil mengusap lembut pipi Christel yang diyakini sudah memerah karena sentuhan itu.

"Mas-nya jahil banget sama adek-nya." Si ibu kios tersenyum jahil melihat tingkah mereka.

Semakin kuat Alta tertawa. "Dia ini udah tua, buk. Badannya aja yang kecil."

"Alta bener-bener deh. Ngeledek gak nanggung-nanggung." Christel cemberut. Mencubit lengan Alta yang beneran sakit. Membuat pria di sebelahnya meringis dengan sisa tawa.

"Jadi pacarnya dong, mas?" pertanyaan ibu kios membuat Christel tersenyum aneh.

Dilihatnya Alta yang justru tersenyum manis ke arahnya. "Insya Allah, buk. Calon istri."

Wajah Christel menghangat. Masih melihat pria yang tertawa lepas sekarang. Ada rasa tidak yakin mendengar ucapan Alta yang terlihat begitu santai saat mengatakan hal sepenting itu.

Seperti tidak peduli dengan gadis yang saat ini merona di sebelahnya.

☺☺☺

Part kedua yang bisa di apdet malam ini 😌.

Perjuangan banget buat nyelesaiin dua part ini😵. Harus bolak-balik rumah sakit dan jadilah bawa laptop ke rumah sakit😷. Ngetik sambil ngajakin becanda bibik biar gak capek banget karena udah stay di rumah sakit empat hari😂.

Gela jadi kepanjangan ini curhatnya😅.

Gak papa deh ya, soalnya kepikiran karena belum ngelanjutin ini cerita🐣.

Jadi pada tega deh kalo gak ngasih vote sama komennya😥. Nyenengin mbak Uti dikit bakal dapet pahala banyak loh😆. hehhehe

Selamat membaca😇.

See ya🙋

Je t'Aime [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang