Chapter 11 (M)

29.7K 2.1K 82
                                    

Warning: Mature content!
Yang merasa ga nyaman dengan sex dan mature content, silahkan skip ke chapter berikutnya yah.
Makasih




Taehyung ingat saat ia masih berumur 9 tahun dan salah satu pengasuhnya waktu itu pernah berkata sesuatu padanya. Kata-kata terdengar saat keren untuk usianya yang masih sangat belia dan ia masih ingat bahkan di usianya yang sudah 20-an akhir.

"When you meet your other half, there would be no barrier. It was like two bodies but both share a soul that you can feel his pain as your pain."

Ketika kau bertemu dengan separuh jiwamu, tidak akan ada penghalang. Seperti dua tubuh tali keduanya berbagi jiwa yang sama sampai kau bisa merasakan sakit seperti yang ia rasakan.

Kata-kata itu masih terngiang di benak Taehyung saat Jeongguk berteriak kesakitan di seberang ruangan dan ia tidak mampu melakukan apa-apa. Rasa seperti sakit yang sama menjalar di seluruh tubuhnya. Ia menggigit bibirnya sampai bibir bawahnya memerah hampir berdarah saat tangisan Jeongguk kembali terdengar di ruangan seberang.

Saat kembali dari pesta, Jeongguk langsung berlari ke kamar dan mengunci pintu kamarnya. Terlalu malu akan kondisinya, saat kemaluannya berdiri tanpa ia sengaja di depan Taehyung.

Tapi efek obat itu terus meningkat karena satu-satunya jalan keluar adalah memuaskan hasrat birahinya dan ia malah mengurung dirinya sendiri di dalam kamar menjadikan rasa sakit itu semakin hebat.

Taehyung melesat ke depan pintu kamar Jeongguk saat isakan Jeongguk kembali ia dengar, ia tidak kuat lagi mendengar Jeongguknya kesakitan sendirian.

"Gukkie, buka pintunya. Kau tidak bisa menanganinya sendiri. Aku akan membantumu. Kumohon.", Taehyung hampir menangis, ia sudah melepas jas dan asesoris yang ia pakai, rambutnya berantakan dan ia tidak henti-hentinya mondar mandir di depan kamar Jeongguk.

Ia tidak menduga saat pintu kamar Jeongguk terbuka dan Jeongguk memunculkan wajahnya yang merah dan basah oleh air mata. Rambutnya basah oleh keringat dan nafasnya tersengal karena menangis.

"T-Tae hyung..", kemudian tangisnya pecah lagi.
Taehyung segera mendekap istrinya ke dalam pelukannya tidak sanggup lagi memikirkan kalau istrinya akan menolaknya atau mendorongnya. Ia menarik nafas lega saat tangan Jeongguk balas merangkulnya.

"S-sakit sekali, hyungie. Di bawah sana sakit sekali.", isak suara Jeongguk agak teredam karena ia berbicara sambil membenamkan wajahnya di dada Taehyung. Jemarinya mencengkram kemejanya erat.

"Oh, Gukkie. Maafkan aku. Ini salahku. Hyung akan membuatmu lebih baik, hm? Kau duduk dulu, oke? Tenanglah, hyung disini. Ssh..", Taehyung berusaha menenangkan Jeongguk, menggiringnya ke tepi ranjang untuk duduk.

Tanpa sengaja kemaluan mereka bersentuhan dan Jeongguk mengeluarkan lenguhan singkat karena sentuhan itu membuat rasa sakitnya hilang bahkan cuma sedikit.

Taehyung pun merasakan kemaluannya sudah menegang karena sentuhan tadi dan ditambah suara lenguhan istrinya itu, semakin membangkitkan Taehyung junior.

Jeongguk yang sudah merasakan kenikmatan sentuhan itu secara insting terus merapatkan dan menggesek kemaluannya, mencari friksi yang terasa begitu manjur menghilangkan rasa sakitnya.

"Sshh, Gukkie. Biar Hyung yang membantumu, oke? Berbaringlah.", Taehyung membaringkan Jeongguk di tengah tempat tidur Queen sized itu.

Dengan gerakan cepat ia membuka celana panjang Jeongguk, tangannya memegang kemaluan Jeongguk dan meremasnya. Tubuh Jeongguk membentuk lengkungan indah dan kepalanya terhentak ke belakang karena tangan Taehyung kini telah digantikan oleh kenikmatan mulut Taehyung di kemaluannya.

Arranged Marriage? Hell No!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang