[COMPLETED]
"Kau boleh memiliki tubuhku tapi aku tidak akan pernah memberikan hatiku padamu. Aku tidak akan pernah jatuh cinta padamu, Kim Taehyung.", Jeongguk berkata di malam pernikahan mereka.
"Belum. Kau belum jatuh cinta padaku, Jeonggukie. Tap...
"Nae, Guk-ah?", Jin menjawab, menyesap caramel macchiatonya.
"Apa salah jatuh cinta kepada orang yang seharusnya kau benci?"
"....ada yang ingin kau ceritakan pada Hyung, Guk-ah?"
"Hyung, aku rasa aku jatuh cinta pada suamiku.", Guk merasakan debaran lagi di hatinya saat ia mengatakannya.
Keesokan hari setelah Tae membelai rambutnya sampai tertidur, suaminya itu memberikan hadiah kejutan untuknya. (*hadiah apa nanti di side story yaaa)
Saat Taehyung pergi berangkat kerja, Guk sadar kalau Taehyung lah orang pertama yang berhasil menenangkannya saat penyakit anxiety nya kambuh selain Jin Hyung nya. Ia kembali teringat wajah sedih suaminya itu saat ia menderita, seperti berharap penderitaan Jeongguk dapat ia ambil sendiri.
Tidak ada yang begitu perhatian pada Jeongguk selama ini selain Jin hyung nya, dan apa yang dilakukan Tae sangat berarti di mata Jeongguk sampai tanpa ia sadar dinding di sekeliling hatinya itu sudah runtuh.
Jeongguk jatuh cinta seutuhnya pada Taehyung.
"Akhirnya!! Kau tahu, selama apa aku, Jimin, Namjoon, dan Yoongi menunggumu mengatakan hal itu? Ughh.. akhirnya.. aku tahu adikku tidak sebodoh itu, hah! Kau kalah taruhan, Joonie. Yes!", Jin tertawa khas windshield nya, ia membayangkan wajah Joon yang kalah taruhan.
"Apa? Tunggu. Kalian membicarakan kami? Bahkan bertaruh?! Hyungggg... kakak macam apa kau iniii?!!", Guk mengerucutkan bibirnya tidak suka.
"Oh Gukkie, kau tidak tau betapa gemasnya kami melihat kalian berdua. Sekarang apa yang kau tunggu? Ayo katakan pada suamimu itu. Aku yakin Tae pasti akan sangat senang, Guk-ah."
"Nae, Hyung. Aku ber-", tiba-tiba ponsel Guk berdering. Nama Yugyeom tertera di ponselnya.
"Yeoboseyo, Yugyeom-ah?"
"Guk! Datang ke club malam ini, man! Aku rindu sahabat karibku!"
"Umm.. aku tidak bisa, Yugyeom. Jeongguk teringat janjinya dengan Tae untuk mencoba memasakannya resep Choi Ahjumma untuk Dak Galbi. Wajah Tae yang berbinar bahagia karena istrinya ingin memasak untuknya terlintas di ingatan Guk.
Terlebih, ia selalu merasa mual dan sangat sensitif terhadap bebauan akhir-akhir ini.
"Oh, ayolah Guk. Kau melupakan sahabatmu ini setelah menjadi istri orang?"
Guk mendesah mengalah saat Gyeom memasang kartu sahabat padanya. Gyeom tahu Guk tidak mungkin menolaknya.
"Oke, Gyeom."
"Yugyeom? Dia mengajakmu berpesta lagi?", Jin bertanya setelah Guk menutup telepon.
Guk mengangguk.
"Kau mengajak Tae kan?"
Ia menggeleng.
"Tapi aku pasti akan bilang perasaanku pada Tae setelah kembali dari pesta, Hyung. Ini akan menjadi pesta terakhir yang aku datangi tanpa Tae."
Jin mengangguk setuju.
Tanpa Jeongguk sadari, Tuhan punya rencana lain untuknya.
"Umm Gyeom.. aku tidak enak badan. Aku akan istirahat sebentar.", Guk sedikit berteriak ke Yugyeom karena dentuman musik yang begitu keras. Kepalanya pusing dan mual itu kembali, jadi ia berpikir untuk berbaring sebentar di salah satu kamar di rumah Yugyeom.
Yugyeom mengiyakan, memperhatikan temannya yang berjalan tertatih ke arah tangga dengan khawatir tapi tidak melakukan apapun untuk membantu Guk. Ia kembali bercumbu dengan dua wanita di kedua sisinya.
Guk sampai di salah satu kamar tamu di rumah Gyeom, tempat ia biasa tidur kalau menginap karena pesta semalaman. Melihat kamar yang tidak familiar tanpa Tae disana membuat hati Guk mencelos. Ia mendengar desahan kecewa di suara Tae yang dengan sangat mahir ia sembunyikan saat Guk menelepon untuk membatalkan janji mereka.
Ia merindukan suaminya saat ini.
Guk ingin Tae ada disini bersamanya.
'Selanjutnya aku pergi ke pesta, aku akan mengajak Tae.' atau mungkin ia tidak akan pergi ke pesta lagi, kalau ia akan sebosan ini.
Denyutan kepalanya membuatnya membaringkan tubuhnya di ranjang. Ia ingin sekali menelepon Tae untuk menjemputnya. Tapi mungkin sedikit tidur akan membuatnya lebih sehat.
Guk terbangun karena sentuhan tangan yang mengusak rambutnya, lalu satu kecupan di bibirnya. Seketika ia membuka matanya karena sentuhan itu berbeda dengan sentuhan suaminya.
"Apa yang kau lakukan? Kenapa kau disini, Hyun Joong?", Guk kaget melihat Hyun Joong duduk sangat dekat dengannya di tepi ranjang. Mantan brengseknya itu terlihat masih sama seperti dulu. Senyuman sinis di bibirnya tapi masih sangat tampan.
"Guk-ah, ayolah jangan jual mahal. Aku tau kau masih ingin bersamaku. Kemarilah.", Hyun Joong merangsek maju, tapi Guk semakin mundur.Ia bangkit berdiri menjauh dari orang yang mencampakkannya itu.
Beberapa bulan lalu sebelum bertemu Tae mungkin kata-kata Hyun Joong itu akan berhasil membuat pertahanan Guk luruh, ia dengan seketika kembali ke pelukan Hyun Joong.
Tapi Guk hanya ingin Tae sekarang.
Hatinya hanya milik Tae seorang. Satu-satunya pelukan yang ia inginkan adalah dari Taehyung, suaminya satu-satunya.
Guk tertawa. "Kaupikir aku akan dengan mudahnya akan kembali padamu? Aku bukan Jeongguk bodoh yang kau injak-injak dulu, Hyung. Aku sudah menikah, dan aku mencintai suamiku.", Guk menunjukkan jari manis nya yang terlingkar oleh cincin pernikahan dan tersenyum puas saat senyum sinis di wajah Hyun Joong hilang digantikan ekspresi tidak percaya melihat cincin itu.
"Keluar dari sini, Hyung.", Guk memohon dengan lelah. Ia sudah tidak punya perasaan sama sekali kepada mantannya itu.
Tapi Hyun Joong bangkit berdiri dan kembali menghampirinya, dan saat itu Guk baru sadar Hyun Joong sudah agak mabuk.
Guk tersentak mundur karena teriakan Hyun Joong. Instingnya mengatakan untuk lari dari kamar itu sebelum Hyun Joong melakukan hal buruk padanya. Ia berbalik untuk berlari ke arah pintu, tapi tangan kuat menghentakkannya berbalik dan mendorongnya kuat ke dinding.
Hentakan itu membuat nafasnya tercekat dan tubuhnya yang terbanting keras ke dinding berdenyut menyakitkan. Ia merosot ke lantai karena sakit, tangan Hyun Joong yang mabuk tidak mampu menahannya berdiri.
Saat mendongakkan wajahnya, ia melihat wajah Hyun Joong pucat ketakutan melihat ke arahnya.
"Guk, kau berdarah.", Hyun Joong menunjuk ke arah genangan darah kecil di sekitar Jeongguk terduduk.
Dan baru saat itu Guk sadar kalau darah itu adalah darahnya. Ia mendengar Hyun Joong berteriak minta pertolongan sebelum kegelapan menerpa penglihatannya.
"Tae..", satu nama terselip dari bibirnya sebelum ia jatuh tidak sadarkan diri.
tbc
AN: Satu lagi sebelum masuk kerja.
Maafin noona nyiksa kamu terus, Gukkieeee 😭😭😭😭😭
Anw, taekook basically are roommates
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.