As promised, the epilogue. Enjoy!!!!
---------------------------------------------------------------
Taehyung selalu suka hari Minggu pagi.
Karena di setiap Minggu pagi, Jeongguk akan bangun lebih dulu darinya, pergi ke kamar tidur Areum untuk mengecek bayi mungil yang masih tertidur nyenyak lalu pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk keluarga kecil mereka.
Dan seperti biasa di hari Minggu pagi, Taehyung akan turun dengan mata yang masih setengah tertutup, menyusul istrinya ke dapur, melingkarkan kedua lengannya di pinggang ramping Jeongguk yang sibuk memasak, dan secara tidak sadar membuatnya tersenyum malu-malu. Taehyung pun tersenyum karena Jeongguk hanya mengenakan salah satu oversized hoodie miliknya tanpa celana pendek, dan pemandangan seperti ini membuat Jeongguk terlihat seperti benar-benar miliknya sepenuhnya.
"Pagi, my pretty angel..", Taehyung berkata serak, masih setengah tertidur, lalu mendaratkan kecupan singkat di pundak Jeongguk.
Jeongguk kemudian akan terkekeh pelan. Hanya suaminya yang bisa menggombal dengan mata setengah tertutup. "Pagi, hubby.", ia menjawab masih sambil tersenyum, masih berusaha fokus pada masakannya.
"Siapkan meja, TaeTae. Lalu bangunkan Areumie, dia akan susah tidur siang kalau telat bangun pagi."
Tapi Taehyung hanya mengeratkan tangannya di pinggang Jeongguk, memeluknya lebih erat dan merengek seperti anak kecil.
Tidak mungkin istrinya lupa kalau hari ini ulang tahunnya, kan?
Lalu kenapa tidak ada ucapan selamat ulang tahun? Kenapa tidak ada ciuman malu-malu khas Jeongguk di hari Minggu pagi ini?
"Kau lupa sesuatu?", Taehyung bertanya manja, mencium belakang telinga Jeongguk.
"Hmm?", Jeongguk mematikan kompor dan berbalik menghadap suaminya. Tubuh mereka melekat satu sama lain hingga tidak ada ruang yang tersisa, tangan Jeongguk melingkar di leher Taehyung, dan wajah mereka hanya berjarak beberapa centimeter. Kemudian, Jeongguk merangsek maju untuk mencium tepi bibir Taehyung malu-malu. Kebiasaan khasnya bahkan setelah hampir dua tahun mereka menikah, yang selalu berhasil membuat Taehyung gemas dengannya.
Taehyung mengangkat sebelah tangannya, menahan wajah Jeongguk dan membalas ciumannya lebih dalam. Bibir mereka seperti diciptakan untuk satu sama lain karena bibir atas Jeongguk yang lebih tipis dari bibir bawahnya terasa begitu pas dengan bibir atas Taehyung yang tebal. Seperti puzzle yang saling melengkapi. Pagi ini bibir Jeongguk terasa manis, perpaduan vanilla dan strawberry yang bercampur, membuat Taehyung semakin tenggelam dalam kenikmatan dan keindahan yaitu bibir Jeongguk.
Saat keduanya terengah kehabisan nafas, Taehyung mengusap ujung bibir Jeongguk yang basah oleh saliva, bibirnya yang pink alami memerah dan rona merah juga muncul di kedua pipinya.
Oke, ciuman pagi sudah, sekarang hanya tersisa ucapan selamat ulang tahun, pikir Taehyung. Tapi kemudian ia hanya bisa ternganga saat Jeongguk justru melepas pelukannya dari Tae, berbalik kembali ke depan kompor dan fokus mengaduk jjigae yang ia masak di dalam panci.
"Siapkan meja dan cepat bangunkan Areumie, Tae."
Dengan perasaan sedikit kecewa, Taehyung menghela nafas panjang kemudian mengusak rambutnya dan berbalik untuk menyiapkan meja makan. Mungkin ia sudah terlalu tua untuk merajuk minta ucapan selamat ulang tahun. Tapi ini hari spesial untuknya, apa salah jika ia hanya minta ucapan selamat ulang tahun?
Ia sampai mengecek kalender dua kali dan benar ini hari ulang tahunnya.
Apa Jeonggukie lupa?
Saat sampai di kamar Areum, bayi cantik itu sudah bangun dan menyambut ayahnya dengan tawa ceria, tangan terulur meminta digendong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arranged Marriage? Hell No!
Fanfiction[COMPLETED] "Kau boleh memiliki tubuhku tapi aku tidak akan pernah memberikan hatiku padamu. Aku tidak akan pernah jatuh cinta padamu, Kim Taehyung.", Jeongguk berkata di malam pernikahan mereka. "Belum. Kau belum jatuh cinta padaku, Jeonggukie. Tap...