Chapter 22 - Craving Days

22.8K 1.9K 118
                                    

"Yah, Taehyung-ah! Gastric mu kambuh lagi? Kenapa kau seperti zombi berjalan?", Namjoon bertanya khawatir, suara kerasnya membahana di lantai direksi. Kekhawatirannya hanya dibalas oleh kibasan tangan oleh dongsaengnya yang seperti tidak tidur semalaman.

Tae hanya menguap, menghembuskan nafas panjang lalu menghempaskan tubuhnya ke kursi dan memejamkan matanya.

"Kurang tidur, hyung."

"Yah! Jeongguk-ah sedang hamil! Kalian masih seintens itu berhubungan intim? Kau tidak khawatir?", Namjoon bertanya

Taehyung memutar bola matanya. Kalau seperti itu, ia tidak akan merasa lelah walaupun mereka melakukannya beberapa ronde. Ah, sudah berapa lama terakhir kali mereka berhubungan? Ia harus bertanya pada Hoseokie hyung apa hubungan intim aman untuk istrinya yang sedang mengandung.

"Tidak, hyung. Kami belum melakukannya lagi.", Tae menjawab dengan nada mengantuk. Ia menguap lagi lalu mengusap wajahnya. Entah sudah menguap yang keberapa kali sejak ia tiba di ruangan.

"Lalu kenapa?"

"Ini adalah wajah hasil kerja keras seorang calon ayah, Hyung. Aaargh... Kenapa Yoongi hyung tidak pernah bilang menghadapi istri yang mengidam lebih buruk daripada menghadapi dosen yang killer?! Bagaimana ia tahan saat Jiminie mengidam? Aaarghhh... Bendera putih hyung, bendera putih.", Tae merengek, menghempaskan kepalanya ke atas meja. Rasanya ia ingin tidur saat itu juga.

Namjoon memutar bola matanya. "Jadi hanya itu sebabnya? Ayolah, kau ini lemah, Tae. Mana ada suami yang menyerah hanya karena istri mengidam."

"Hyung kau harus tahu.. Jeonggukie ku yang cantik dan imut itu bukan dirinya saat dia mengidam....", Tae memulai cerita seperti menceritakan kejadian horor, mengingat kejadian beberapa malam ini yang membuatnya kehilangan waktu tidur berharganya.

Flashback

Taehyung sudah bergegas untuk tidur, ia sudah menggosok gigi, dan lelah akibat bekerja seharian di kantor membuatnya sangat mengantuk. Ia tidak sabar ingin tidur dengan memeluk istrinya. Ia naik ke atas ranjang, menarik selimut dan memeluk tubuh Guk yang tidur membelakanginya dari belakang. Tidak lama ia sudah tertidur dengan pulas.

"Hyung?", Guk membangunkan Tae beberapa jam setelah Tae tidur.

"Hmm?", Tae menjawab di ambang antara sadar dan tidur saat suara kecil Guk memanggilnya.

"Hyung, aku lapar."

"Hmm?", Tae bergumam, matanya terasa berat dan alam mimpi masih menariknya.

"Hyunggggg....", Guk merengek, membalikkan tubuhnya di pelukan Tae dan berhadapan dengan suaminya yang sudah memejamkan mata.

Tae membuka sebelah mata, melihat istrinya yang cemberut. Bibir merahnya mengerucut dan alis tebalnya mengerut tidak senang.

"Hyung, aku lapar...",Guk mengulangi, mencubit pipi Tae yang masih keras kepala memejamkan matanya.

"Gukkie, hyung lelah. Kau bisa meminta maid di bawah untuk memasakanmu sesuatu, hmm?", Tae bergumam, masih berusaha untuk tidur dan berharap istrinya menerima alasannya.

"Tapi hyung, aku ingin burger."

"Para maid itu bisa membuatkannya, Gukkie.", Tae menjawab setengah melindur.

"Aku ingin burger di dekat kampusku.", Guk menggigit bibirnya, mata bulatnya bersinar penuh harap dalam gelap.

"Apa?! Gukkie, ini sudah malam. Aku yakin mereka sudah tutup. Tidak bisakah kau makan burger buatan maid saja?", Tae bertanya, kedua matanya kini sudah terbuka lebar memandang istrinya yang nampak sangat kecewa.

Arranged Marriage? Hell No!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang