Jeongguk menghembuskan nafas yang entah untuk keberapa kalinya hari itu. Tae berangkat dari kamar hotel mereka pagi-pagi sekali, berjanji akan pulang saat makan siang. Mencium keningnya singkat saat Guk masih setengah tertidur, meninggalkan platinum credit card nya dan nomor telepon supir yang siap siaga mengantarnya jika Guk ingin berkeliling pulau untuk melihat-lihat.
Tapi apa gunanya kalau tujuan sebenarnya Jeongguk ikut adalah untuk menghabiskan waktu berdua dengan Tae. Jeongguk tidak butuh platinum credit card atau mobil mewah, ia hanya ingin suaminya. Terlebih lagi, tidak ada hyung nya yang available saat itu, semua asyik jalan-jalan bersama pasangan. Hoseokie hyung pun pamit untuk berjalan-jalan bersama Daniel, teman yang baru ditemuinya di Jeju. Dan disinilah Jeongguk, duduk sendirian di kamar hotel.
Ia menatap banana milk di depannya dengan cemberut. Bahkan banana milk tidak bisa menaikkan mood nya. Sekarang sudah hampir jam 3 sore dan tidak ada tanda-tanda suaminya itu akan kembali ke kamar hotel. Mungkin sekarang sedang asyik bersama Jiseok bitch.
"Papamu itu agak bebal kalau urusan seperti ini, Areum-ah. Kalau kau sudah besar nanti, kau harus lebih pintar, oke? Tidak boleh meninggalkan Mama sendiri.", Guk berbicara pada bayi di kandungannya sambil membaringkan tubuhnya. Tanpa sadar, ia tertidur dan terbangun karena kecupan lembut di kening dan ujung hidungnya.
Ia mendongak dan mengusap matanya, tidak yakin kalau apa yang dilihat di hadapannya benar-benar Taehyung. Tapi kemudian Tae tersenyum dan mencium bibirnya.
"Siap jalan-jalan?"
"Tapi ini sudah sore, Tae..", Guk berkata serak karena baru bangun tidur. Tae hanya sempat melepas dasi dan jasnya sebelum berbaring menyamping menghadap Guk, kemeja merah maroon nya sudah agak kusut dan kancing atasnya terbuka, wajahnya sedikit lelah tapi senyuman di bibirnya menular membuat Guk juga ingin ikut tersenyum bersamanya, mustahil marah jika Tae sudah seperti ini.
"Justru itu, kalau kita beruntung kita bisa dapat sunset, Gukkie.", Tae berkata optimis, membenarkan rambut Guk yang mencuat berantakan. Mata Jeongguk yang besar berkilauan memantulkan cahaya matahari yang masuk melalui jendela yang terbuka di belakang mereka, membuat Tae ingin sekali menciumnya saat itu juga.
"Okay, TaeTae!", senyum yang Guk berikan otomatis menghilangkan seluruh rasa lelah Tae hari itu.
Guk tertawa geli saat Tae berusaha bicara dengan kuda. Kuda coklat itu hanya memandang Tae dengan aneh. Heran ada manusia yang berusaha bicara dengannya.
"Ya, aku tahu kehidupan perkebunan sedang sulit. Apa? Rumputmu dikurangi? Ow, kasihan sekali. Nanti aku akan bicara dengan pengelolamu oke? Serahkan saja pada hyung-mu ini dan lihat besok rumputmu pasti akan banyak lagi.", Tae berbicara serius seperti benar-benar memahami keluh kesah si kuda.
Momen itu tidak lupa ia abadikan dengan kamera DSLR nya, meskipun agak buram karena tangannya gemetaran masih tergelak tertawa.
Kemudian, mereka bergegas lagi untuk ke tempat berikutnya. Seperti fotografer dan modelnya, Taehyung bertingkah lucu di depan Jeongguk yang setia memotret semua kelakuan aneh suaminya. Hanya dengan Jeongguk dia bisa selepas ini. Tanpa topeng seorang CEO Kim yang harus selalu memasang wajah strict dan profesional di depan bawahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arranged Marriage? Hell No!
Fanfiction[COMPLETED] "Kau boleh memiliki tubuhku tapi aku tidak akan pernah memberikan hatiku padamu. Aku tidak akan pernah jatuh cinta padamu, Kim Taehyung.", Jeongguk berkata di malam pernikahan mereka. "Belum. Kau belum jatuh cinta padaku, Jeonggukie. Tap...