Bonus Chapter: 4

15.5K 1.2K 231
                                    

Title: You know you got that home

Synopsis:

Entah Jeongguk ingin tertawa atau menangis, atau melakukannya disaat bersamaan. Bahkan dalam jarak bermil-mil jauhnya pun suaminya itu masih bisa melindunginya dan anak mereka.

-----------------------------------------------------------------





Jeongguk menatap mata bulat putra bungsunya dan tidak bisa untuk tidak tersenyum.

Momen yang selalu membuatnya ingin menangis dan tersenyum di saat bersamaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Momen yang selalu membuatnya ingin menangis dan tersenyum di saat bersamaan. Meskipun ini adalah pengalaman keduanya menyusui, tapi tiap kali melakukannya, ia selalu merasa menjadi manusia paling beruntung di dunia. Menerima tatapan penuh percaya dari makhluk kecil di dekapannya, seolah seluruh dunia makhluk kecil itu adalah Jeongguk seorang.

Berbeda dengan Areum yang sudah terbiasa dengan susu formula sejak baru lahir –Jeongguk tidak bisa menyusui Areum karena terbaring koma setelah melahirkan -- anak kedua mereka, Kim Yeonwoo, lebih menyukai ASI sang Mama dibanding susu formula apapun, yang dengan senang hati diladeni oleh sang Mama.

Karena hanya dengan cara itu Jeongguk bisa punya momen berdua dengan putranya. Yeonwoo lebih dekat dengan Tae, kadang hanya presensi sang Papa yang bisa menenangkannya saat menangis hebat.

Bepergian berdua seperti sekarang pun usul dari suaminya, ingin Jeongguk punya ikatan lebih kuat dengan putra bungsu mereka katanya. Lagipula mumpung momennya tepat, Jeongguk harus mengunjungi ayahnya di Busan-- Tae tidak bisa ikut karena Namjoon sedang absen di kantor-- jadi mereka berbagi tugas, Tae bersama Areumi dan Jeongguk bersama Yeonwoo.

Dan memandang putranya syahdu seperti sekarang, Jeongguk setuju itu merupakan keputusan yang tepat.

“Tidakkah Anda punya malu?! Menyusui di tempat umum seperti ini?”, suara teriakan keras memecah momen yang syahdu itu.

Jeongguk seketika mendongak, tersentak. Pandangan membelalak pada wanita gempal yang berdiri di depannya dengan tatapan bersungut-sungut. Ia mengeratkan pelukan pada bayinya protektif, sebelah tangan menepuk-nepuk lembut pantat Yeonwoo yang empuk berlapis popok, sikap menenangkan yang membuat bayi bulat itu masih tenang menyusu pada ibunya, meskipun di tengah keributan yang diakibatkan teriakan wanita itu.

Beberapa orang menoleh ke arah booth Jeongguk yang agak ke pojok. Tempat paling tertutup yang ia pilih setelah bertanya sana sini apakah ada ruang untuk ibu menyusui dan hasilnya nihil, jadi ia terpaksa harus menyusui di tempat terbuka. Yeonwoo sedari pagi menolak susu formula, dan baru mau minum setelah diberikan ASI mamanya.

Karena teriakan itu, beberapa memandangnya dengan pandangan kasihan, beberapa dengan pandangan marah, dan beberapa dengan pandangan jijik.

“Aku tidak melihat perbuatanku mengganggu Anda, Nyonya? Aku menutup dadaku dengan kain jika Anda tidak lihat?”, Jeongguk menanggapi dengan nada lebih tenang, menunjuk pada sehelai kain yang memang menutupi bagian dadanya yang terbuka. Dari posisi manapun, tidak ada orang yang bisa melihat bagian tubuhnya yang terbuka. Kain itu juga lebar menjuntai menutupi bayi laki-lakinya.

Arranged Marriage? Hell No!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang