Bonus Chapter: 1

18.4K 1.2K 41
                                    

Title:

For you I could pretend to be strong even when I was hurting

Synopsis:

"Aku disini, hyung. Aku disini.", Jeongguk bergumam seraya menepuk punggung dan mengusap tengkuk Taehyung yang masih tenggelam dalam tangisnya.



-----------------------------------------------------------------

Kabar buruk itu datang menerpa bagai badai di siang bolong. Tanpa aba-aba dan tanpa peringatan.

Jeongguk yang saat itu masih berada di studionya, tangan kiri seketika meletakkan palet catnya, tangan kanan menggenggam ponselnya erat. Berharap dengan sekuat tenaga bahwa berita yang saat ini ia dengar adalah salah. Dengan susah payah ia menahan air mata yang hendak mengalir tapi gagal. Pada saat ia menjemput Areum dari pre school, pipinya sudah basah oleh air mata.

"Mama?"

"Ya, sayang?", Jeongguk berusaha menyamarkan suaranya yang parau karena menangis dengan nada yang ceria.

"Mama.. Mama oke?", meskipun perbendaharaan kata Areum untuk anak seumurnya sudah sangat banyak, anak perempuan dengan mata bulat yang persis Jeongguk itu masih nyaman berbicara dengan bahasa yang hanya dipahami oleh Mamanya seorang. Jeongguk pun dengan senang hati meladeni Areum, meski Tae tidak terlalu setuju karena ia sering merasa dikucilkan sebab tidak mengerti.

Dengan mata yang masih terfokus menyetir, Jeongguk menjawab pertanyaan polos Areum dengan senyuman. "Mama tidak apa-apa, Areumi. Tapi Mama dan Papa harus ke Daegu malam ini, apa Areumi mau menginap di tempat paman Jiminie dan paman Yoongi?", Jeongguk menjawab semampunya, anak seumur Areum masih terlalu kecil untuk memahami salah satu realita hidup yaitu kematian. Jadi, Jeongguk akan menyimpannya sampai anak perempuannya itu bertanya suatu hari.

"Bersama Jihye unnie?"

"Iya, sayang. Bersama Jihye unnie."

Mendengar nama Jihye unnie kesayangannya, mata Areum seketika berbinar gembira, tubuh kecilnya bergetar senang di kursi khusus balita di jok belakang. "Ya, Mama! Areumi mau Unnie!"

Kegembiraan Areum sedikit menular pada mood Jeongguk yang kelam, membuatnya terkekeh kecil. Lagipula, ia harus kuat karena ia yakin suaminya akan lebih hancur karena kabar yang baru saja ia dengar.







"Aku sudah siapkan semuanya di dalam tas Areumi, Hyung. Jika ia tidak bisa tidur, ada recorder warna hitam, tolong putarkan untuknya. Uhm, lalu-"

"Ya ya ya.. Gukkie, ini bukan pertama kali Areum menginap, oke? Tidak perlu khawatir. Aku akan video call denganmu dan Tae nanti malam jika itu membuatmu tenang, bagaimana?"

Jeongguk mengangguk cepat, selalu terasa berat saat akan meninggalkan Areum untuk menginap. Jimin merengkuh tubuhnya ke dalam pelukannya, menepuk punggungnya lembut. "Sampaikan salamku untuk Taehyungie, tolong katakan padanya aku dan Yoongi hyung turut berduka cita dan kami disini jika Taehyungie membutuhkan kami."

Jeongguk menghela nafas berat, setelah Jimin mengatakan itu, semuanya terasa semakin nyata. Kenyataan yang ingin ia hindari. Kenyataan yang ia tidak ingin Taehyung ada di dalamnya.

"Taehyungie kurang baik dalam menyikapi kehilangan. Stay with him. Jangan pergi dari sisinya, Guk-ah."

"Aku tau, Hyung. Sekali lagi terimakasih.", Jeongguk melepaskan pelukan hangat Jimin, Areum sudah menghilang ke dalam penthouse milik keluarga Min setelah mencium dan pamit pada Mamanya.

"Aku pergi dulu, Hyung."

"Nae. Hati-hati di jalan, Guk-ah."

















Arranged Marriage? Hell No!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang