"Yeonwoo, hati-hati!!"
Areum berteriak pada adik laki-lakinya yang berlari dengan kecepatan penuh mengejar bola. Yeonwoo kalau sudah bertemu dengan teman sebaya susah sekali untuk dihentikan. Ralat-- bukan teman sebaya, Yeonwoo yang usia 3 tahun itu selalu saja main dengan anak umur 5 tahun. Yang kebetulan adalah anak dari Seokjin dan Namjoon yang juga memutuskan untuk mengajak anak mereka main ke taman juga hari itu.
Jadi, sedaritadi Areumie menemani adiknya bermain. Taehyung dan Jungkook duduk di tepian taman, di atas kain piknik, dengan baby kembar mereka, Kim Youngjae dan Kim Youngsoo yang bergerak-gerak terlalu senang diajak keluar.
Baby Jj dan baby SooSoo.
Baby kembar yang sebenarnya secara medis menurut Hoseok tidak mungkin lagi bisa mereka dapatkan, setelah 2 kelahiran anak mereka secara C-section. Miracle. Keluarga Kim seperti selalu diberkahi dengan keajaiban.
Pasangan Seokjin dan Namjoon baru punya 2 anak, Il-hoon dan Dae-han. Keduanya hanya terpaut satu tahun.
Kecelakaan, kata Namjoon.
Tapi masih berencana untuk menambah anak kalau masih diizinkan oleh sang istri, Seokjinnie.
Nanti.
"Serius. Semakin hari aku merasa Yeonwoo semakin mirip kau, Joonie Hyung." Tae berkomentar. Teringat sifat putranya yang sedikit clumsy dan suka sekali membaca. Bahkan, setiap Tae keluar kota atau overseas, anaknya itu selalu minta oleh-oleh buku.
"Secara genetik, itu hampir tidak mungkin, Tae. Hampir 40% kondisi genetik diturunkan dari kromosom X, yaitu dari ibu. Jadi-"
"Aku sudah tidak mengerti dimulai dari kata "genetik"." Taehyung menggaruk pipi, kemudian kembali membuat muka-muka lucu sambil menimang baby JJ yang tertawa riang di gendongan sang Papa.
Jeongguk mengangguk prihatin meski ia juga tidak mengerti apa yang dijelaskan Namjoon, baby SooSoo bertepuk tangan riang di pangkuannya berharap bisa berlari bersama dengan kakak-kakaknya tapi apa daya, pup saja masih dibantu sang Mama.
"Intinya saja, Hyungie. Bagaimana?" Guk memberi saran, menyuapkan potongan apel ke mulut Taehyung.
Baby JJ belum boleh makan makanan padat, jadi ia hanya bisa bergerak-gerak kepingin melihat sang Papa mengunyah. Jemari kecil meremat udara, berusaha meraih ke arah Taehyung yang dengan senang hati menggoda bayi bungsunya itu.
"Ahh, My Smart Joonie. Saranghae.. Yah, sudahlah.. Kalian tidak akan mengerti meskipun Joonie menjelaskan berulang kali." Seokjin memandang suaminya dengan tatapan penuh cinta, selalu jatuh cinta berkali-kali saat Namjoon sudah mulai berteori intelektual.
"Hyung, memangnya kau mengerti?"
Seokjin menghela nafas, senyum masih tersungging di bibirnya kemudian menggeleng. "Tidak."
Suara Areum yang melengking membuat Tae mendongak waspada, melihat anak-anak yang bermain berkumpul. Jeongguk sudah bangkit berdiri dengan baby SooSoo di gendongan.
"Gukkie, kemarikan SooSoo. Sepertinya Yeonie jatuh lagi." Tae menawarkan, Guk mengangguk, memberikan SooSoo gendongan Tae dan berlari ke kerumunan bocah yang kini semua ikut menangis karena tangisan Yeonwoo.
"Mama! Bola, Mama! Bola!" Yeonwoo mengerang, berdiri dan memeluk leher Guk yang berjongkok di hadapan anak lelakinya.
"Kurasa Yeonwoo tidak apa-apa", Taehyung berkomentar. Baby Jj dan Soosoo sudah ia letakkan di baby stroller, satu tangannya kini sibuk menggendong Areumie yang masih menangis seolah dirinya yang terluka, satu tangan lagi, memegang baby stroller. Jeongguk mengangguk tapi masih memeriksa tubuh kecil Yeonwoo, memastikan kalau-kalau ada luka.
"Sepertinya Yeonwoo belum sadar kalau ia jatuh." Namjoon menyahut, menenangkan Ilhoon yang juga ikut menangis. Daehan memeluk lutut Seokjin erat, juga terlihat hampir menangis. Areum sudah berlari ke arah Tae, menangis dengan mengusal wajah kecilnya di lutut sang Papa yang berbalut wide pants casual hari itu.
"Ini bolamu, Yeonwoo." Ilhoon memberikan bola Yeonwoo, yang diterima Yeonwoo sambil menangis. Lalu Ilhoon kembali bersembunyi di balik kaki Namjoon, wajah juga basah oleh air mata. Masih merasa bersalah karena ini ulahnya yang menendang bola terlalu jauh hingga Yeonwoo harus mengejar bola tendangannya dan terjatuh.
"Maafkan Hoonie, Samcheon." Ilhoon yang diajarkan oleh Seokjin untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf, melakukannya meski dengan masih sembunyi. Mata Namjoon melebar, rasa bangga menyeruak dari dalam dadanya, satu kecupan ia berikan di pipi Seokjin yang tersenyum paham.
"Tidak apa-apa, Hoonie. Hoonie tidak salah. Yeonwoo tidak apa-apa kok." Jeongguk tersenyum lembut, mengusak rambut Ilhoon dan mengusap air mata di pipinya kemudian menarik Yeonwoo ke dalam pelukannya dan menepuk pantatnya lembut.
"Bola, Mama?" dua mata berair yang mendongak menatapnya, membuat Jeongguk seketika tersenyum, "Iya, bola. Ini bola Yeonwoo. Lain kali lebih hati-hati, oke?"
Yeonwoo mengangguk lalu kembali tertawa riang, seolah dramanya tadi tidak membuat seantero taman menengok ke arah kerumunan kecil mereka. Kemudian ia menengok ke arah Areum yang masih terisak kecil meski tangisnya juga sudah reda.
"Noona! Noona, gwenchana!" ujarnya merangsek ke arah Tae, juga minta digendong. Jemari kecilnya langsung meraih ke arah pipi Areum yang kemerahan begitu Tae menggendongnya, menghapus air mata yang tersisa.
Taehyung tersenyum, kalau anak-anaknya semanis ini, bagaimana ia tidak ingin tambah anggota terus. Saat bersitatap dengan Jeongguk, istrinya itu hanya menjulurkan lidah ke arahnya, paham betul dengan isi pikiran suaminya.
"Buat sendiri sana." Jeongguk tidak sengaja menyuarakannya, seketika menyesali saat Yeonwoo membeo,
"Buat apa Mama?"
End~
Baby JJ n baby SooSoo
AN: Semua disini adalah fiktif. No disclaimer.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arranged Marriage? Hell No!
Fanfiction[COMPLETED] "Kau boleh memiliki tubuhku tapi aku tidak akan pernah memberikan hatiku padamu. Aku tidak akan pernah jatuh cinta padamu, Kim Taehyung.", Jeongguk berkata di malam pernikahan mereka. "Belum. Kau belum jatuh cinta padaku, Jeonggukie. Tap...