[COMPLETED]
"Kau boleh memiliki tubuhku tapi aku tidak akan pernah memberikan hatiku padamu. Aku tidak akan pernah jatuh cinta padamu, Kim Taehyung.", Jeongguk berkata di malam pernikahan mereka.
"Belum. Kau belum jatuh cinta padaku, Jeonggukie. Tap...
Jeongguk terbangun di rumah sakit, di ruang rawat inap VIP yang berbau obat dan antiseptik. Saat ia menoleh ke sebelah kiri, Taehyung tertidur di salah satu kursi di samping ranjang tempat tidurnya. Dasi berwarna biru tua terpasang longgar di lehernya, bajunya kusut dan jas yang senada dengan warna dasi tergeletak tidak jauh dari sana. Setengah mulutnya terbuka, dan ekspresi tidur suaminya membuat Guk tersenyum.
Bahagia dengan hanya memandang suaminya tertidur, Guk tidak ingin membangunkan Tae. Tapi keinginannya itu tidak terwujud saat Tae mendadak terbangun dari tidurnya, matanya melihat sekelilingnya kikuk lalu ia menguap sebelum pandangannya tertuju pada Guk yang tersenyum di tempat tidur.
Tapi untuk pertama kalinya, Guk tidak melihat Tae tersenyum kembali padanya. Tae malah mengalihkan pandangannya ke bawah lalu mengusak rambutnya, dan berdeham.
"Um.. kau sudah bangun, Gukkie. A-aku akan panggil dokter untuk mengecekmu, setelah itu Jin Hyung akan menemanimu."
"Apa? Kau mau kemana, Hyung?", tanya Guk gusar, ia ingin suaminya yang menemaninya bukan Jin Hyung atau orang lain.
"Aku masih ada urusan di kantor.", Tae berbohong, dan Guk tau itu karena melihat matanya saja Tae tidak sanggup.
"H-Hyung.."
"Istirahatlah.", itu adalah kata terakhir Tae saat ia meninggalkan Guk sendirian di ranjang rumah sakit.
"Kau tidak tahu, Guk?", Jin bertanya bingung. Sementara Jimin yang daritadi hanya diam sejak ia masuk ke kamar rumah sakit untuk membesuk Guk, akhirnya mengangkat wajahnya dengan ekspresi bingung.
"Tahu apa, Hyung? Hyung, aku kenapa?!", Jeongguk bertanya frustrasi. Ia bingung kenapa Jin hyung dan Jimin hyung nya menatapnya dengan mata penuh kekecewaan saat membesuknya. Kenapa bahkan tidak sekalipun selama sehari setelah Tae meninggalkannya, suaminya itu menelepon atau setidaknya menanyakan kabarnya.
"Kau hampir keguguran semalam! Kalau Hyun Joong tidak bergegas mencari bantuan dan memanggil ambulans, mungkin bayimu tidak akan selamat, Guk-ah."
"A-apa? A-aku hamil?", tanpa sadar tangan kanan Guk bergerak ke arah perutnya. Memegangi perutnya yang masih datar. Sebutir air mata menetes dari mata bulatnya. "A-apa itu sebabnya Taehyungie hyung-"
"Ya, Jeongguk-ah. Taehyung mengira kau tidak menginginkan anak di dalam kandunganmu makanya kau pergi ke pesta Yugyeom malam itu tanpa peduli pada bayi di dalam kandunganmu! Kau benar-benar tidak tahu?", Jimin menjelaskan tapi ia sendiri malah bingung kenapa Guk terlihat seperti orang bingung.
"Hyung, aku tidak tahu aku hamil! A-aku tidak akan melakukan hal yang membahayakan bayiku jika aku tahu! A-aku.. oh Tuhan, Tae..", Jeongguk menangis keras, kalau saja ia sadar sejak awal kalau dia hamil. Semua tanda ada disana. Mulai dari mual-mual, fisiknya yang selalu kelelahan, bahkan keinginannya untuk terus berada di dekat Tae.
Jika saja ia sadar semua hal itu dan mencari tahu apa yang terjadi terhadap dirinya, kejadian ini tidak akan terjadi. Taehyung tidak akan salah paham dan meninggalkannya.
Dengan terburu-buru Jeongguk melepas selang infus yang terpasang di pergelangan tangannya, dan bangkit berdiri lalu terhuyung ke depan hampir jatuh kalau saja Jin tidak menahannya.
"Hyung... lepaskan aku.. aku harus menjelaskan padanya, Hyung. Hyung, aku menginginkan anak ini sama sepertinya. Aku ingin membesarkan anak ini bersamanya. Aku tidak akan berakhir seperti Eomma. Hyung, kumohon!!", Jeongguk berteriak histeris, wajah basah oleh air mata dan tubuh gemetaran hebat karena ia masih sangat lemah.
"Gukkie, kau masih sangat lemah.... Jimin, panggil Hoseok sekarang!", Jin memeluk tubuh adiknya erat, Jeongguk tidak boleh hancur. Tidak lagi. Ia harus kuat.
Hoseok masuk dengan dua suster yang mengekor di belakangnya. Dengan ketenangan sebagai dokter yang sudah berpengalaman ia membaringkan Jeongguk yang masih memberontak, dan menenangkannya dengan sedatif dosis kecil sampai Jeongguk kembali tertidur. Lalu ia memasang kembali selang infus Guk yang ia tarik secara paksa. Isakan kecil masih terlepas dari mulut Guk yang membuat para hyung nya di ruangan itu menarik nafas sedih.
"Hyung, bagaimana kita saja yang beritahu Tae?", Jimin mengungkapkan idenya tiba-tiba, tidak sanggup lagi melihat dua dongsaengnya tersayang menderita.
Jin menggeleng. "Tidak, Chim. Ini masalah yang harus mereka selesaikan sendiri. Sekalipun kita ingin sekali membantu, mereka harus percaya dan yakin akan cinta mereka.", Jin menarik nafas, memijat keningnya.
Hoseok mengangguk setuju. "Kondisi kandungan Jeonggukie sangat lemah. Usia kandungannya baru 5 minggu, kemarin adalah keajaiban janinnya masih bertahan tapi kalau sampai terulang, kemungkinan bertahannya sangat kecil.", Hoseok menjelaskan.
"Terima kasih banyak, Hoseok-ah."
"Tidak apa-apa, Hyung. Pastikan Jeonggukie bed rest selama 2 minggu ke depan. Tidak boleh membawa benda berat, dan tidak boleh stress. Tae sudah kuberitahu hal ini juga. Anak itu meneleponku setiap dua jam sekali menanyakan keadaan Guk. Tapi ia tidak mau aku bilang siapa-siapa, apalagi Gukkie nya."
"Benarkah? Tae melakukan itu?", Jin bertanya tidak percaya.
Hoseok mengangguk mengiyakan. "Tae.. dia sangat senang saat tahu Gukkie hamil, sebagai dokter keluarga Kim yang sudah dekat dengannya selama bertahun-tahun, aku tau Tae bukan orang yang akan menelantarkan istrinya hanya karena dia terluka, Hyung."
Jin teringat ekspresi Tae saat memintanya untuk menjaga Jeongguk di rumah sakit sebelum ia bergegas kembali ke kantor.
"Gukkie.. ia mungkin tidak akan nyaman jika aku yang menungguinya, Hyung.", Tae mengatakan itu dengan ekspresi seseorang yang sudah menerima kekalahannya. Lesu dan pasrah, tapi masih sangat peduli terhadap orang yang sangat dicintainya.
'Raih kembali hati suamimu, Gukkie. Dari awal hati itu milikmu, tapi sekarang sedikit hancur. Jadi sekarang kau yang harus berjuang mendapatkannya kembali dalam keadaan utuh.'
Jin berkata dalam hati, membelai rambut Jeongguk yang tertidur, berharap Jeongguk kuat memperjuangkan cinta Taehyung kembali. Ia hanya bisa berdoa supaya kedua dongsaengnya itu bisa kembali bersatu.
tbc
AN: hmm.. udah mulai agak angst ya, yeorobun.
Terimakasih yang udh vote, apalagi berkenan buat comment. Feedback dari kalian meaning so much buat author yang payah ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.