Part 32

1.5K 72 4
                                    

"Aku bingung dengan perasaanku sendiri Ya Tuhan. Ada apa denganku, Aku sangat ingin hidup bersama Aldan tapi entah mengapa aku merasa ada perasaan yang tidak enak ketika selalu bersama dia. Ku harap dia tidak pernah menggangu kehidupanku lagi. Ya Tuhan tolong lindungin aku dengan Suran Anakku". Batin Nara sambil sesekali menanggapi ocehan Suran.

+++Part 32+++

Berbeda dengan Nara yang tengah bahagia disana. Suho yang melihat foto hasil orang suruhannya.

Dia hanya bisa mengepalkan tangannya, hingga tangannya memutih. Semakin kuatnya mengepalkan tangan.

Rasanya ia ingin langsung saja terbang ke New York sekarang. Tapi karna Suho masih memberi kesempatan agar Nara bisa bebas tanpa ganggu darinya.

Makanya dia menahan diri agar tidak langsung ke New York. Biarkan saja dulu Nara bersenang-senang tanpa ganggu darinya.

Tunggu tanggal mainnya, Suho akan menjalankan semua rencana. Dia jamin rencananya akan membuat Nara kembali bertekuk lutut padanya.

"Lihat saja Nara. Aku akan menjemputmu dengan Putri kecil kita, Aku akan memberimu kejutan agar kau senang". Ucap Batin Suho sambil tersenyum Smirk.

***

Setelah Selesai acara makan malam. Aldan bersama Suran pergi bermain diruang tengah. Suran sedari tadi berada di punggung Aldan.

Mereka berdua sedang bermain kuda-kudaan. Aldan menjadi kudanya, sedangkan Suran menjadi Joky penggandali kudanya.

"Ayo Pa lebih cepat berjalannya". Ucap Suran sambil tertawa bahagia.

"Iya Ini Papa sedang berusaha cepat". Ucap Aldan sambil mencepatkan jalanannya.

"Yeay kudanya cepat. Hore Eomma lihat kudaku". Ucap Suran berteriak dari ruang tengah memanggil Nara.

"Ada apa Suran". Ucap Nara yang baru selesai mencuci piring.

"Astaga Apa yang kau perbuat dengan Papa Aldanmu". Ucap Nara menghampiri mereka.

"Kami sedang bermain kuda-kudaan Eomma. Eomma mau ikut". Ucap Suran mengajak Nara.

Tanpa Suran sadari dari pertanyaan polosnya. Itu mengakibatkan Aldan mulai berpikir yang tidak-tidak. Nara yang tidak peka terhadap diamnya Aldan. Langsung mengambil kesempatan dengan mengendong Suran paksa dari punggung Aldan.

"Eomma aku masih mau bermain dengan Papa Aldan". Ucap Suran memberontak digendongan Nara.

"Sudahlah Cukup kau bermain dengan papa, Nanti lagi besok ya. Besok kan hari libur sayang". Ucap Nara berusaha membujuk Suran.

"Ok besok ya". Ucap Suran berganti memandang Nara dan Aldan.

"Iya Besok kita akan bermain sepuasnya". Ucap Aldan agar Suran tidak ngambek.

"Kau dengarkan Suran, Besok lagi ya Sambung mainnya. Sekarang waktunya tidur". Ucap Nara membawa Suran menuju Kamar Suran.

"Eomma aku tidak ingin tidur dikamarku. Aku ingin aku, Eomma dan Papa tidur bersama di ruang tengah". Ucap Suran meminta pada Nara.

"Tapi Papa Al... ". Sebelum Nara selesai berbicara. Aldan lebih dulu memotong pembicaraan Nara.

"Baiklah Kalau itu maumu Sayang". Ucap Aldan tersenyum kepada Suran.
"Eomma dengarkan Papa saja tidak mempermasalahkannya". Ucap Suran berlari memeluk kaki Aldan. Setelah Nara menurunkannya dari gendongan Nara.

Aldan Mengandeng tangan Suran menuju ruang tengah. Sedangkan Nara mengambil kasur lipat serta keperluan lainnya dikamarnya.

Setibanya diruang tengah. Nara melihat interaksi antara Aldan dan Suran. Mereka lebih terlihat seperti seorang Ayah dengan Anaknya. Padahal kan Aldan bukan Ayah kandungnya Suran.

Psikopat Cinta 💦[COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang