22. Stupid Words

2.6K 383 26
                                    

Sehun berusaha menyamakan langkahnya dengan Kyungsoo namun Kyungsoo lari terlalu cepat, bahkan saat ia hampir mendapatkannya Kyungsoo dengan gesit berhasil menghindar darinya.

Kyungsoo terus berlari, ia hendak menyeberang jalan namun sayangnya lampu lalu lintas masih hijau dan artinya ia tidak bisa menyeberang.

Sehun melihat Kyungsoo yang sedang meremas rambutnya frustasi di pinggi jalan, dengan cepat Sehun menghampirinya dan meraih tangannya membuat pemilik tangan itu berbalik dan menatapnya.

"Apa?" Tanya Kyungsoo sambil menatap Sehun tajam, namun matanya berkaca – kaca.

"Mari bicara, aku ingin menjelaskan sesuatu padamu." Ucap Sehun hendak menarik tangan Kyungsoo, namun pemilik tangannya menahannya.

"Menjelaskan tentang apa? Tentang bagaimana kau berbohong tentang kau akan menikah denganku atau tentang bagaimana kau berselingkuh di belakangku? Katakan, mana yang lebih benar?" Tanya Kyungsoo menyindir.

Kyungsoo terlihat marah. Jelas saja, kekasih mana yang rela diselingkuhi. Tak terasa air mata Kyungsoo sudah jatuh membasahi pipinya.

Sehun menarik napas dalam – dalam, ia harus meluruskan sesuatu yang salah disini. Ia tidak ingin kekasihnya berpikir lebih buruk dari ini. Tapi masih bisakah sebenarnya ia menyebut Kyungsoo sebagai seorang kekasih?

"Aku tidak berselingkuh, aku juga tidak bohong tentang rencana pernikahan kita." Sehun lagi – lagi mengambil napas dalam, berusaha untuk tidak ikut emosi. "Apa kita harus membicarakannya disini?" tanyanya tajam.

Beberapa menit Kyungsoo tidak menjawabnya, tidak menanggapi kata – katanya sama sekali. Keduanya diselimuti keheningan selama beberapa menit.

Kyungsoo sibuk dengan pikirannya yang kembali pada tiga hari yang lalu, hari dimana Eomma Sehun mengajaknya bertemu dan bicara berdua.

Tangan Kyungsoo bergerak menghapus air matanya yang masih berjatuhan, is menarik napas lalu menatap Sehun lembut. "Lepaskan tanganku dan pergilah." Ucapnya lembut namun memberikan efek tajam pada hati Sehun.

"Apa kau bilang?" Sehun menatap Kyungsoo tidak percaya.

"Pergilah, bukankah kau harusnya melangsungkan pertunanganmu malam ini? Jangan membuatku merasa bersalah karena membuat acara pertunanganmu berantakan, jadi pergilah." Ucap Kyungsoo sambil menunduk.

Geram dengan ucapan Kyungsoo, Sehun langsung menarik dagu Kyungsoo agar ia bisa bertatapan dengan kedua mata buat Kyungsoo secara langsung. Sehun menatapnya tajam.

"Tatap mataku saat kita sedang bicara, Do Kyungsoo. Tatap aku lalu katakan lagi dengan berani kata – kata bodoh itu." Ucap Sehun tajam kan menantang. Kyungsoo hanya terdiam ketakutan.

Sekilas Sehun menyeringai, "Lihat? Kau tidak bisa mengatakan kata – kata itu padakku!" Kyungsoo hendak mengelak namun Sehun lebih dulu berbicara "Jangan mengelak."

Kyungsoo mengumpulkan seluruh tenaganya dan mendorong Sehun hingga ia terlepas darinya. Setelah itu ia langsung berbalik menyemberang jalan, menghentikan taxi dan pergi dari sana.

Sehun menyeringai. Sehun tidak berusaha menghentikannya lagi, kali ini Sehun membiarkannya pergi. Setelah memastikan Kyungsoo masuk ke dalam taxinya Sehun langsung kembali ke gedung tersebut.

Kyungsoo melihatnya, melihat Sehun yang kembali ke gedung itu tanpa ragu. Hatinya yang sudah retak seakan hancur seketika.

Selama di perjalanan Kyungsoo menangis tersedu – sedu, supir taxinya bahkan sudah beberapa kali menanyakan apa ia baik – baik saja namun Kyungsoo hanya mengangguk dan terus menangis.

Saat Kyungsoo masuk taxi ia bilang ia ingin mengelilingi kota Seoul, ia tidak ingin pulang dulu. Ia tidak memiliki tujuan yang pasti makanya ia memilih untuk berkeliling saja, meskipun ia tau biaya taxi akan sangat mahal.

Taxi yang membawa Kyungsoo melewati sebuah rumah makan yang ia kunjungi 3 hari yang lalu. Hari itu adalah hari yang paling ia sesali seumur hidupnya.

Tiga hari yang lalu Kyungsoo mendengar sesuatu yang tidak ingin didengarnya, tiga hati yang lalu adalah pertemuan ia dan Eomma Sehun yang paling ia sesali.

FLASHBACK

Kyungsoo berjalan mendekati salah satu meja di suatu restoran, ia langsung membungkuk pada seorang wanita tua yang menunggunya di meja itu, Eomma Sehun.

"Annyeonghaseyo." Ucap Kyungsoo sambil tersenyum hangat.

"Eoh Kyungsoo-ya, duduklah." Ucap Eomma Sehun menunjuk kursi yang ada di depannya.

Kyungsoo tersenyum lalu mendudukkan dirinya di kursi.

"Aku tidak bisa lama – lama jadi aku akan langsung pada intinya." Ucap Eomma Sehun lalu memegang tangan Kyungsoo di meja.

Kyungsoo yang mendapatkan perlakuan yang tiba – tiba hanya bisa tersenyum canggung.

"Kyungsoo-ya, kau sudah berteman lama dengan anakku dan aku sangat berterimakasih atas itu. Bisakah kau hanya menjadi teman Sehun? Maksudku kalian sangat berteman baik dulu, kenapa tiba – tiba berubah." Ucap Eomma Sehun sambil menatap Kyungsoo dalam.

Kyungsoo menelan air liurnya sendiri karena terlalu gugup.

"I-itu---"

"Kau mencintainya kan? Kumohon Kyungsoo-ya, cintai dia sebagai seorang teman, demi kebaikan Sehun." Eomma Sehun menatap Kyungsoo dengan tatapan memohon lalu pergi meninggalkan Kyungsoo yang masih membeku di tempatnya.

Saat itu Kyungsoo bertekad untuk berjuang, tidak peduli apa yang menjadi rintangannya. Namun malam ini, semua harapan Kyungsoo seakan – akan hilang dalam sekejap.

[•]
Hey~

Semoga kalian suka, ikuti terus ceritanya ya
Sampai jumpa di next chapter, bye~

[180704]
-BABYKYUNGUIN-

HUNSOO ROMANTIC STORY : CEO'S LOVER [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang