20. Envy

2.9K 359 31
                                    



Kyungsoo POV

Aku mendudukkan diriku di kursi yang ada di balkon rumahku, membiarkan angin segar sore hari menerpa kulit putihku.

Terasa segar, aku menyukainya. Sama seperti Sehun, aku menyukainya karena ia selalu membuatku terasa segar dan nyaman.

Aku menghela napas berat.

Oh Sehun, pria itu menghilang sejak satu minggu yang lalu. Ia pergi tanpa memberitahuku. Entah apa yang sedang ia lakukan, aku harap ia baik – baik saja.

Meskipun disini aku sangat kacau, aku sangat berharap ia baik – baik saja.

Aku menatap handphone yang sedari tadi aku pegang, aku menatap banyaknya catatan panggilan keluar. Terhitung sudah 562 kali aku mencoba menghubungi Sehun, namun nomornya tidak aktif.

Aku ingat satu minggu yang lalu ia berkata padaku bahwa ia sangat mencintaiku, tatapannya yang menyiratkan kesedihan dan bibir hangatnya yang mengentuh bibirku dengan lembut.

Tak terasa air mataku jatuh ketika mengingat kejadian itu kembali.

Satu minggu ini aku selalu menyalahkan diriku sendiri yang tidak menyadari ada sesuatu yang Sehun sembunyikan satu minggu yang lalu.

Aku menyalahkan diriku sendiri yang bodoh tidak menanyakan apa yang terjadi.

Air mataku turun sangat deras ketika mengingat betapa aku mencintainya, betapa sakitnya aku mengetahui ia meninggalkanku tanpa sepatah katapun.

Handphone yang ada di tanganku berdering, menampilkan nama 'Uri Xiumin Hyung' di layarnya.

Dengan cepat aku mengusap air mataku lalu mendekatkan handphoneku ke telingaku.

"Yeoboseyo, hyung (Halo, hyung)." Sapaku dengan suara yang masih tertahan – tahan akibat menangis.

"Eoh Kyungsoo-ya, kau menangis?" Tanya Xiumin hyung dengan nada khawatir. Aku merutuki diriku sendiri yang berani membuat Xiumin hyung khawatir.

"Aniyo, hyung.(Tidak, hyung)." Ucapku masih dengan suara yang sama, aku tidak bisa mengatur suaraku sendiri.

"Kau iya, Kyungsoo-ya. Aku tau itu. Kenapa kau menangis, hm? Apa hyung dan Baekhyun perlu ke sana?" Tanya Xiumin hyung dengan lembut padaku.

"Tidak usah hyung, aku baik – baik saja."

"Kau tidak sedang baik – baik saja Kyungsoo, jangan menyembunyikannya!" aku tersentak akibat bentakan Xiumin hyung yang begitu mendadak.

"Aku tau kau kenapa jadi persiapkan dirimu aku akan berada di sana dalam waktu 30 menit untuk menjemputmu." Ucap Xiumin hyung dengan tegas setelah itu sambungan teleponnya ia matikan.

Aku menarik napas panjang sebelum bergegas ke kamarku untuk bersiap – siap.

Aku tidak tau kemana Xiumin hyung akan membawaku, jadi aku hanya memakai baju santai karena tebakkanku Xiumin hyunng pasti hanya membawaku ke cafe biasa.

30 menit kemudian aku mendengar bunyi bel rumahku, aku yakin itu Xiumin hyung.

Dengan langkah cepat aku membukakan pintuku dan terlihat Xiumin hyung yang berdiri dengan senyuman andalannya.

Aku menatapnya dari atas hingga bawah, Xiumin hyung terlihat sangat rapi dan tampan menggunakan setelan jas berwarna merah maroon.

"Ck. Kenapa kau belum siap – siap? Cepat ganti pakaianmu!" Perintah Xiumin hyung padaku, sepertinya ia mengira aku belum bersiap – siap sama sekali.

"Tapi aku sudah siap hyung."

"Apa kau gila? Kau akan pergi ke acara perayaan ulang tahun perusahaan Sehun dengan menggunakan pakaian seperti itu? Ayo ganti." Ucap Xiumin hyung lalu mendorongku ke kamarku lalu membuka lemari pakaianku.

"Hm..Mari kita lihat mana yang cocok padamu." Xiumin hyung mengambil beberapa setelan jasku yang ada di lemari pakaianku lalu menyocokkannya denganku.

"Hyung, kita benar - benar akan pergi ke perayaan itu?" Tanyaku, masih tak percaya dengan apa yang aku dengar beberapa detik yang lalu.

"Iya Do Kyungsoo." Jawab Xiumin hyung lalu mengambil salah satu setelan jas.

"Kurasa ini cocok padamu. Pakailah, aku akan menunggu di mobil." Ucap Xiumin hyung sambil memberikanku setelan jas itu lalu meninggalkanku.

Aku mengganti pakaianku dengan cepat lalu menatap diriku di depan cermin besar yang ada di kamarku. Sempurna.

Setelah semuanya terasa sempurna, aku langsung menuju mobil Xiumin hyung yang ada di depan rumahku.

Aku menatap seorang pria yang duduk di kursi pengemudi, di sebelah Xiumin hyung dengan tatapan bingung.

Pria itu dokter pribadi Sehun, namanya Chen. Aku masih mengingatnya dengan jelas.

Aku bingung kenapa Chen ada di sini bersama Xiumin hyung, apa mereka berteman?

"Annyeonghaseyo Kyungsoo-ssi. Kau masih mengingatku bukan?" Sapanya begitu aku masuk ke dalam mobil.

"Ah ne annyeonghaseyo, tentu aku mengingatmu. Aku sedikit bingung melihatmu disini." Ucapku dengan sopan.

"Ah itu," Chen menggantung kalimatnya dan terlihat menatap Xiumin hyung sebelum melanjutkan ucapannya. "Ia kekasihku."

Aku yang masih dalam mode lemot tidak mengerti siapa yang Chen maksud.

"Ia siapa?" Tanyaku penasaran.

Chen menyalakan mobilnya dan melajukannya dengan kecepatan yang normal lalu menjawab "Xiumin. Namja di sampingku ini kekasihku."

Boom! Aku menatap Xiumin hyung dengan tatapan tajam, bagaimana bisa ia tidak memberitahuku soal ini. Xiumin hyung hanya tersenyum bodoh menanggapi tatapanku.

"Bagaimana bisa?"

"Tentu saja bisa, bodoh!" Jawab Xiumin hyung sambil memukul kepalaku.

"Sebenarnya kami baru berkenalan sekitar sembilan hari yang lalu. Kami bertemu di mansion Sehun." Ucap Chen. Aku menatapnya melalui kaca kecil dengan penuh tanya, dan sepertinya ia mengerti arti tatapanku.

"Saat kau pingsan Xiumin datang ke mansion Sehun, saat itu Sehun langsung menyuruhnya pulang karena dia datang di saat hampir pagi."

"Lebih tepatnya namja datar itu mengusirku langsung!" Tegas Xiumin hyung memotong ucapan Chen. Aku menaikkan alisku, menunggu kelanjutan ceritanya.

"Emosi Xiumin saat itu sangat tidak terkontrol, maka dari itu Sehun menyuruhku untuk mengantarnya pulang secara paksa. Aku mengantarkannya pulang lalu kembali untuk melihat apa kau sudah sadar, dan ternyata kau sudah sadar. "

"Kau ingat kan saat aku datang kau memaksaku pulang karena kau sudah sadar padahal Sehun belum memberikan perintah apapun padaku?" Tanya Chen padaku, aku hanya mengangguk.

"Saat itu aku tidak langsung pulang, aku kembali ke apartemen Xiumin dan menyelipkan kartu namaku di pintunya berharap ia akan menghubungiku, dan ternyata benar, ia menghubungiku." Chen menatap Xiumin hyung yang saat ini pipinya nyaris seperti tomat.

"Sejak saat itu kami semakin dekat dan tiga hari yang lalu aku mengajaknya untuk berkencan."

Aku menatap mereka berdua tak percaya, "Secepat itu?"

Chen menganggukkan kepalanya, "Ya, secepat itu. Aku bukan Sehun yang bisa menunggu sampai bertahun – tahun untuk mengajak seseorang berkencan, jika aku menyukai seseorang aku rasa aku harus segera memilikinya sebelum orang lain memilikinya."

Mendengar hal itu Xiumin hyung langsung memukul lengan Chen ringan. Aku merasa geli, baru pertama kali aku melihat Xiumin hyung yang malu – malu seperti ini ditambah pipinya yang memerah sempurna.

Astaga....

Aku iri....





[•]
Hey~
Semoga kalian suka, ikuti terus ceritanya ya
Sampai jumpa di next chapter, bye

[180626]
-BABYKYUNGUIN-

HUNSOO ROMANTIC STORY : CEO'S LOVER [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang