Sehun POV
Hari ini hari yang berat bagi Kyungsoo, aku tau hal itu. Hari ini hari yang pasti paling dibencinya, aku mengerti hal itu. Hari ini hari yang sangat buruk bagi Kyungsoo, aku juga merasakannya.
Aku memang tidak bertanya padanya apa yang ia rasakan tapi aku bisa merasakannya.
Jika Kyungsoo tidak merasakan apa yang aku pikirkan itu Kyungsoo tidak akan pingsan sampai berjam – jam seperti ini, hari bahkan akan berganti 1 menit lagi tapi Kyungsoo belum juga bangun.
Beberapa menit yang lalu kami berdua baru saja sampai di mansion. Aku menatap kekasihku yang sedang berbaring di kasurku dengan damai, masih belum membuka matanya.
Saat Kyungsoo jatuh pingsan beberapa jam yang lalu tentu saja aku membawanya ke rumah sakit, namun setelah dikatakan menyebabnya hanya kelelahan aku memutuskan untuk membawanya pulang dan menginfusnya di rumah.
Aku punya dokter pribadi yang selalu aku andalkan, aku lebih mempercayakan Kyungsoo pada dokter pribadiku daripada dokter – dokter yang di rumah sakit.
Aku tidak mengenal dokter lain selain dokter pribadiku, aku tidak bisa mempercayakan Kyungsoo begitu saja pada dokter lain.
Aku mengalihkan pandanganku dari Kyungsoo ke jam tanganku, menghela napas berat ketika mengetahui Kyungsoo masih memejamkan matanya padahal hari sudah berganti 1 jam yang lalu.
"Dia akan bangun, tenang saja." Ucap dokter pribadi sekaligus sahabatku yang sudah aku tahan keberadaannya sejak 3 jam yang lalu. Aku tidak akan membiarkannya pulang jika Kyungsoo belum juga bangun.
Sekali lagi aku menghela napas berat, "Kau selalu mengatakan hal itu selama 3 jam tapi lihatlah dia belum membuka matanya! Apa obatmu tidak bekerja dengan baik? Lakukan sesuatu jangan berbicara terus!" Ucapku sedikit membentaknya.
Aku sudah bosan mendengarnya mengatakan hal yang sama berulang kali sejak 3 jam yang lalu.
Aku tau Kyungsoo akan bangun, tapi kapan? 6 jam sudah Kyungsoo pingsan dan sampai sekarang ia masih juga belum bangun, bagaimana bisa aku merasa tenang?
"Bersabarlah sedikit lagi, aku yakin ia akan bangun sebentar lagi." Ucapnya mencoba meyakinkanku.
Ucapannya tidak lagi berpengaruh padaku karena kalimat itu juga ia ucapkan berulang kali selama 3 jam. Aku sudah bosan mendengarnya.
Aku mengusap rambutku dengan kasar, putus asa, merasa kesal namun tidak tau harus berbuat apa.
Aku merebahkan diriku di kasur king size milikku, berbaring di sebelah Kyungsoo, menatap wajahnya yang damai lalu menggenggam tangannya erat.
Karena terlalu lelah, aku tertidur dengan posisi yang sama.
Jika bukan karena cahaya matahari yang menyilaukanku, aku mungkin tidak akan bangun.
Aku membuka mataku, mengerjapkan mata, membiasakan cahaya matahari yang menyilaukan mataku.
Aku yang masih belum sepenuhnya sadar dan kembali menutup mata. Tanganku bergerak meraba – raba sebelahku, aku tidak merasakan apapun.
Tunggu,
Aku
tidak
merasakan
apapun!
Aku membuka mataku dan sadar tidak ada Kyungsoo di sampingku, infusannya juga telah hilang. Aku langsung bangun, mencari Kyungsoo di seluruh ruangan yang ada di mansion ini, aku tidak menemukannya
Ini ruangan terakhir, aku memasuki dapur dan merasa lega ketika melihat Kyungsoo yang ada di sana, namun satu detik kemudian aku langsung merasa panik lagi ketika aku tersadar apa yang Kyungsoo sedang lakukan di sini.
Aku melangkahkan kakiku dengan cepat lalu mematikan kompornya dan menarik Kyungsoo ke pelukanku.
"Kau masih sakit, kenapa kau masak? Apa kau tidak apa – apa?" Tanyaku sambil menatap Kyungsoo dari atas sampai bawah, berakhir menatap matanya khawatir.
"Aku tidak apa – apa Sehun-a, lihatlah." Ucap Kyungsoo sambil memutar tubuhnya lalu menatapku, "Aku sudah sehat." Dengan senyuman indahnya.
Aku menariknya kembali ke pelukanku dan memeluknya erat, lebih erat dari sebelumnya lalu mengusap kepalanya lembut sambil sesekali mengecupnya.
"Sehun-a lepaskan aku dulu, aku belum selesai masak." Ucap Kyungsoo sambil berusaha mendorongku, namun yang aku lakukan hanya memeluknya lebih erat.
"Tidak bisa, kau harus istirahat. Biarkan pelayanku yang menyiapkan makanannya, Kyungsoo-ya." Ucapku lembut tanpa melepaskan pelukannya.
"Tapi aku sudah membaik, jauh lebih baik." Ucap Kyungsoo dengan tatapaan memelas.
Aku heran, di saat seperti ini ia masih bisa bertingkah menggemaskan seperti ini, namun aku tidak akan goyah. Aku menghela napas berat lalu menatapnya lembut.
"Aku senang kau sudah membaik, tapi bukan berarti kau bisa melakukan segala yang kau mau. Kau perlu istirahat total, aku tidak mau kau pingsan lagi seperti kemarin dan juga----" Aku menggantung kalimatku lalu menempatkan kepalaku di bahunya.
"Aku minta maaf atas kejadian kemarin." Ucapku berbisik di telinganya lalu mengecup lehernya. Aku bisa lihat Kyungsoo yang merasa geli karena perlakuanku.
"Aku tidak merasa sakit sama sekali, dan juga jika kau benar – benar merasa menyesal, minta maaflah dengan benar! Jangan seperti ini, hentikan Sehun-a, geli." Kyungsoo merasa geli karena aku tidak berhenti mengecup lehernya.
Aku tidak mempedulikan Kyungsoo yang mengeluarkan protesnya, aku terus mengecup lehernya hingga akhirnya mengigit kecil membuat tanda kemerahan di lehernya. Setelah itu aku langsung lari sebelum Kyungsoo menyadarinya dan berteriak padaku.
Aku hanya tertawa kecil ketika mendengar teriakannya, ia sungguh menggemaskan. Namun lebih menggemaskan lagi jika ia berteriak namaku dalam kenikmatan. Oops...
[•]
Hey~
Semoga kalian suka, ikuti terus ceritanya ya
Sampai jumpa di next chapter, bye[180622]
-BABYKYUNGUIN-
KAMU SEDANG MEMBACA
HUNSOO ROMANTIC STORY : CEO'S LOVER [✓]
Fanfic[SELESAI] Cerita cinta Oh Sehun seorang CEO yang arrogant, memiliki sifat possessive terhadap apa yang ia miliki. Contohnya Do Kyung Soo. ••• Don't forget to vote, comment and share after reading. Thanks❤ ~babykyunguin~ Highest Ranking : #1 - SeSoo...