Yang ga ninggalin jejak bisulan 😳
Minhyun mijet keningnya frustasi. Apa yang diceritain Jaesuk masih susah diterima akal sehat nya. Walaupun hati nya percaya 100% tapi ego nya masih mendominasi.
"Bagaimana bisa gua percaya lelaki tua itu".
Mata Minhyun terpejam, kembali mengulang saat saat yang paling mendebarkan. Lebih mendebarkan daripada pengumuman SBM, mungkin?.
Minhyun makin pusing waktu otak nya memutar kembali percakapan berat nya dengan Jaesuk.
Lelaki tua itu cuman bisa menarik nafas berulang-ulang, mencari kalimat yang pas buat jelasin ke Minhyun. Jaesuk tau betul Minhyun walaupun kelihatan kalem lempeng, tapi kalau sudah emosi mirip guk guk gila.
"Jadi, apa yang mau kamu tau?", Jaesuk berusaha mengulur waktu. Tapi sama sekali ga di respon dengan baik sama Minhyun. Otak tuanya yang udah lama ga digunain terpaksa harus kerja rodi.
"Kenapa anda bunuh orang tua saya?". Khas Minhyun selalu to-the-point. Emang motto hidupnya kurangin bacot hingga kadar terendah, ck.
"Haruskah saya ceritakan semua nya?"
Minhyun lagi-lagi mendecih. Walaupun Minhyun bringas apalagi di ranjang, Minhyun masih punya tata krama untuk bicara sama orang yang lebih tua.
"Ya, kalau anda tidak keberatan".
Jaesuk menyuruh Minhyun duduk di atas ranjang, di samping tubuh tua nya. Awalnya Minhyun ogah-ogahan, tapi dengan sedikit terpaksa ahirnya Minhyun duduk juga.
"Ayahmu udah mati waktu kamu masih berumur 3 tahun".
Bullshit apalagi ini?
"Jangan mencoba mengarang cerita, paman".
Jaesuk menggeleng, mencoba meyakinkan Minhyun sangatlah susah. Minhyun tidak mudah percaya dengan orang lain.
"Dia mati dibunuh ibumu".
Minhyun mau bicara, tapi terpotong suara Jaesuk.
"Yang selalu bersamamu, itu selingkuhan ibumu, bukan ayahmu".
"Ayahmu ditikam ibumu saat mereka bertengkar hebat. Waktu itu kamu ada di rumah saya, sedang bermain dengan anak saya. Kemudian ibumu melarikan diri bersama selingkuhannya. Sedangkan kamu? Kamu tidak tahu karna kami menutupi semua nya".
"Kalau kamu ingat, kamu tinggal ditempat saya selama 1 tahun lebih 4 bulan. Sampai saat kamu di tabrak dan ingatan mu hilang, ibu mu datang lagi menjemputmu bersama selingkuhan nya".
Jaesuk jeda sebentar, nafasnya sekarang terengah-engah. Bicara jujur itu butuh banyak tenaga.
"Alasan mereka merawatmu, karna warisan. Waktu itu saya fikir mereka udah bener- bener berubah setelah dipenjara selama 1 tahun. Tapi ternyata tidak, saat warisan mu jatuh, mereka berencana membunuhmu".
Mata tuanya terpejam, kepalanya pusing lagi. Mungkin efek obat nya udah abis.
"Sebelum semua nya terjadi, saya mengutus Edward Lai untuk membunuh mereka. Yah, memang berhasil tapi saya harus kehilangan laki-laki yang sudah saya anggap anak. Ya, Edward Lai mati karna suruhan pria bajingan itu".
Minhyun mengernyit, ceritanya mirip sama apa yang dilaluinya, tapi apa benar itu ceritanya?. Dalam kepala Minhyun ingatan itu masih terpotong-potong seperti potongan puzzle.
Yang bunuh mereka sudah mati? Lalu siapa orang yang bicara dengan nya saat peristiwa itu? Lalu, siapa yang selama ini mengejarnya?.
"Ternyata mereka berdua memang pandai mengarang cerita. Bahkan pria pintar sepertimu bisa dibodohi mereka", Jaesuk bergumam.
"Lalu", Minhyun Jeda sebentar. Sebenarnya masih enggan buat bertanya hal seperti ini. Minhyun masih belum percaya sama apa yang diomongin Jaesuk. Walaupun selama ini pria itu sudah menjadi ayah gantinya.
"Saat kejadian, ada yang mengancam saya, apa itu Edward Lai? Lalu saya selalu menerima teror, apa itu ada hubungan nya dengan ini semua?".
Jaesuk terdiam cukup lama, sebelum ahirnya menjawab dengan sedikit ragu.
"Yang mengataimu saat kejadian ataupun yang meneror mu itu kemungkinan besar bukan Edward Lai. Dia mungkin sudah mati sebelum selingkuhan ibumu mati. Kemungkinan besar, adik selingkuhan ibumu
...
Kang Daniel".
Siapa lagi itu. Minhyun masih mencoba mencerna.
"Ternyata ibumu masih punya sisi kemanusiaan, dia masih melindungi mu, walaupun niat awalnya membunuhmu".
Jaesuk tersenyum sebentar.
"Bukankah wanita itu tidak benar-benar jahat?", Pria itu terkekeh pelan.
"Paman tidak mencoba berbohong?".
Jaesuk menghela nafasnya.
"Kalau kamu ga percaya, tanya aja sama Lai Guanlin. Edward Lai kakak nya Guanlin, kembaran nya Guanlin".
TBC
Doain aku besok ujian ia TAT.
((Next update vote >40 + komen >15))
KAMU SEDANG MEMBACA
Apartment + Hwang Minhyun ✔️
Fanfic[COMPLETE] "Gua kenal di jalan waktu itu hampir ketabrak, irit bicara, dingin, tapi perhatian".