TAWMTW -16

421 90 14
                                    

Hakyeon menatap Hongbin dengan bunga di kedua tangannya.

Yang ditatap, terlihat sedang berpikir. Memikirkan bagaimana Leo selama ini.

"Dia pria yang bodoh, terlalu kekanakan, selalu merajuk, dan susah di atur." Ujar Hongbin.

Hakyeon menatap lekat pria yang ada di hadapannya itu, bahkan mata bulatnya tidak berkedip sekalipun.

"Tapi dia orang yang selalu serius dengan setiap ucapannya, dia orang yang gigih yang akan melakukan apapun sampai keinginannya tercapai." Lanjut Hongbin.

Hakyeon berkedip. "Itu ambisi, bukan keinginan. Dan itu bukanlah hal yang bagus." Kata Hakyeon.

Hongbin mengangguk membenarkan. Lalu kemudian tersenyum dan melanjutkan kembali ucapannya.

"Tapi dia bertanggung jawab pada ambisinya. Ia bukan hanya sekedar menyukai sesaat, tetapi dia akan terus menyukai hal itu. Sebagai penghargaan, karena dia sudah bersusah payah mendapatkan apa yang ia inginkan."

"Lalu menurutmu, apa dia serius padaku?" Tanya Hakyeon.

Hongbin kembali mengangguk.

"Bahkan dia sudah galau tidak jelas saat pertemuan pertama kalian, karena yang dia tau kamu sudah punya anak yang berarti kamu sudah menikah. Lalu malamnya senang tak jelas, karena mengetahui bahwa kamu single parent." Jawab Hongbin.

"Dia senang aku berpisah dengan suamiku?" Wajah Hakyeon berubah datar.

Hongbin menggeleng ribut. Bukan seperti itu maksudnya!

"Bukan hyung. Dia senang, karena dia bisa memilikimu walaupun dia tau pasti sulit untuk mendapatkanmu"

Hongbin menarik napas. Mengambil jeda untuk melanjutkan perkataannya.

"Dia memang kekanakan, tapi jika sudah menyangkut hal yang ia sukai, ia akan sungguh-sungguh terhadap hal itu.

Aku memang tidak pantas untuk mengatakan ini, tapi setidaknya kamu harus tau bahwa Leo hyung benar-benar serius dengan ucapannya.

Ia sudah meminta izin kepada kedua orangtuanya. Ia meminta izin jika ia mencintai seorang pria, dan bahkan pria itu adalah seorang duda beranak satu.

Dan kamu tau apa kata orangtuanya hyung? Mereka menyetujuinya." Penjelasan panjang lebar dari Hongbin sukses membuat Hakyeon kembali melebarkan matanya.

"Kamu bercanda." Sangkal Hakyeon sambil tertawa garing.

"Aku serius. Hyuk juga mengetahui hal ini. Jadi hyung, bukalah sedikit hatimu untuk Leo hyung. Aku belum pernah melihatnya se-semangat ini sebelum ia bertemu denganmu."

Hakyeon hanya diam, mencerna apa yang baru saja Hongbin ucapkan.

.

.

.

.

.

"Makanlah." Ravi menyodorkan sebuah sandwich kepada Jaehwan.

Leo sedang melakukan adegannya, dan mereka menonton di balik layar. Daripada diam, Ravi memberikan Jaehwan sebuah roti isi untuk mengganjal perut mereka sampai jam makan siang.

"Terimakasih." Jaehwan mengambil roti isinya, lalu memakannya.

"Aku minta maaf." Ujar Ravi ambigu.

THE ACTOR WHO MEETS THE WIDOWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang