TAWMTW -30

440 78 12
                                    

Tepat satu bulan sudah hubungan Leo dan Hakyeon sedikit terasa hambar saat ini. Tepat setelah Hakyeon mengatakan bahwa suaminya masih hidup, bahwa terdapat rintangan yang lebih besar di depan sana yang sedang menanti keduanya.

Rintangan yang kemarin sudah terlewati, tetapi malah muncul rintangan lain yang lebih pelik duduk perkaranya.

Kegiatan Leo sudah kembali seperti semula, ia kembali sibuk dengan dunia ke-artisannya. Iya, dia tetap dicintai oleh para penggemar walaupun dengan kenyataan yang ada bahwa dirinya adalah penyuka sesama jenis.

Walaupun ia kehilangan satu peran dalam drama yang tengah dibintanginya, tapi pekerjaan lain datang terus menerus secara bergantian. Seolah membenarkan peribahasa "Mati satu, tumbuh seribu'.

Hakyeon juga sudah kembali membuka toko bunganya lagi. Ya walaupun terkadang masih suka ada beberapa penggemar Leo yang datang, sekedar untuk membeli bunga, ataupun hanya ingin melihat bagaimana rupa asli dari orang yang sudah berhasil mengambil hati seorang Jung Leo.

Juga Sobin yang sudah memulai kelas baletnya, yang setiap hari selalu diantar-jemput oleh Daniel. Bocah kecil itu juga sudah tau, bahwa paman pintarnya ternyata adalah papanya, papa Niel-nya.

Seperti saat ini, bocah kecil yang sedang berada dalam gendongan seorang pria berbahu lebar terus berceloteh bagaimana kelas baletnya hari ini.

Dari yang ia hampir datang terlambat, karena Daniel yang terlambat menjemput. Lalu temannya yang kakinya terkilir saat melakukan gerakan berputar, sampai dirinya yang mengadu bahwa pipinya terus dicubiti dengan guru lesnya itu.

Pria berbahu lebar itu terkekeh mendengar semua celotehan riang putrinya. Di dalam hati sedikit menyesali, kenapa dulu ia harus mengalami kecelakaan, dan kenapa ia baru bisa bersama dengan putrinya saat ini.

Ia menyesal.

"Papa, Sobinie mau aiseu cleam boleh tidak?" Tanya bocah kecil yang ternyata adalah Sobin.

"Mama-mu marah tidak?" Daniel balik bertanya pada anaknya itu.

Pria itu tau benar bagaimana sifat Hakyeon yang selalu protektif pada orang-orang yang disayanginya. Jangankan Sobin yang masih kecil, dirinya yang sudah tua saja masih sering dilarang untuk banyak memakan es krim. Padahal es krim adalah salah satu makanan kesukaannya.

Sobin merengutkan wajahnya, bocah itu menjawab pertanyaan ayahnya dengan menunjukan ekspresi sedih yang dibuat-buat.

Coba, bagaimana guru les-nya tidak terus mencubiti pipi anaknya, jika Sobinnya saja menggemaskan seperti ini.

Daniel mengulurkan jari kelingkingnya, "Ayo buat perjanjian. Kita makan es krim hari ini, tapi hanya boleh satu bungkus. Juga, jangan sampai mama tau. Bagaimana?" Daniel menghentikan jalannya.

Ia mengajak anaknya itu untuk berunding sesaat. Mengundang tatapan iri orang-orang yang melewati mereka sedari tadi. Pikir orang-orang itu, bagaimana seorang putri bisa sedekat itu dengan ayahnya, menggemaskan sekali.

"Yeseu papa! hehehe~"

Daniel yang gemas akhirnya mengangkat putrinya itu tinggi-tinggi. Membuat Sobin duduk dibahu ayahnya, dengan kedua kaki yang menjadi pegangan ayahnya dan tangan Sobin yang memegang kepala ayahnya yang mengenakan topi.

Iya, Daniel selalu menjemput Sobin selama satu bulan ini dengan berjalan kaki. Tidak berjalan sepenuhnya, mereka hanya akan berjalan sampai halte bus, lalu setelahnya mereka akan menaiki bus untuk sampai pada tempat les balet.

Lain dengan hubungan Hakyeon-Leo, hubungan Hakyeon dan Daniel terbilang cukup baik. Hakyeon yang sudah kembali terbuka pada oranglain, dan mereka terus bertukar kabar melalui pesan.

THE ACTOR WHO MEETS THE WIDOWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang