TAWMTW -17

465 89 31
                                    

Minggu pagi yang begitu indah bagi Leo. Kenapa? Karena hari ini ia mendapat libur dari pekerjaannya.

Seminggu berlalu begitu saja, dan benar, Leo menepati perkataannya. Selama satu minggu ini, pria itu tidak pernah memunculkan batang hidungnya lagi di depan Hakyeon.

Bahkan saat menjemput Jaehwan-pun, pria itu tidak turun dari mobil. Tetap berada di dalam mobil sambil menatap lurus ke depan.

Ia tidak mau menoleh sedikitpun. Takut ia akan melihat Hakyeon, lalu hatinya goyah. Ia rindu Hakyeon. Sangat. Rasanya mau peluk saja jika bertemu. Makanya, sekuat tenaga ia menahan perasaan itu.

"Kamu berbeda hari ini hyung, ada apa?" Tanya Ravi.

Leo sedang bergelung di atas kasur sambil memainkan ponselnya. Wajahnya begitu berseri, padahal yang ia buka di ponselnya hanyalah akun instagramnya.

"Begitukah?" Leo balik bertanya.

"Err, yah, berbeda dari hari kemarin." Jawab Ravi.

"Memang kemarin aku kenapa?" Leo kembali bertanya.

Ravi memutar bola matanya. Benar-benar merasa tidak ada gunanya bicara dengan Leo.

"Lupakan. Kamu memang bodoh hyung!" Umpat Ravi.

Wajah Leo kembali datar. Terlihat lebih serius dari sebelumnya.

"Apa aku sangat bodoh?" Tanya Leo.

"Sangat." Jawab Ravi.

Leo terdiam. "Mungkin itu yang menyebabkan Hakyeon tidak menerimaku ya." Gumam Leo di akhir.

Ravi gelagapan. Bukan seperti itu maksudnya.

"Sudah satu minggu. Kamu tidak rindu dengannya? Tidak mau bertemu dengannya?" Ravi mengalihkan pembicaraan.

Leo menatap Ravi. Kini wajahnya sudah kembali seperti semula, bahkan kini ia menatap Ravi dengan memelas.

"Aku merindukannya, sampai mau mati rasanya. Aku juga ingin bertemu dengannya, ingin memeluknya kalau bisa." Jawab Leo.

Ravi tersenyum.

"Kalau begitu temuilah dia, kamu sudah berpikir selama seminggu ini." Saran Ravi.

"Aku memang sudah memiliki jawabannya, tapi apakah dia akan menerima jawabanku?"

"Kalau kamu tidak mencobanya, mana bisa kamu tau jawaban dari pertanyaanmu itu."

"Tumben kamu pintar." Ejek Leo.

Ravi menghembuskan napasnya. Memaksakan senyumnya.

"Lebih pintar juga aku daripada kamu hyung." -batin Ravi.

.

.

.

.

.

Leo menatap pemandangan di depannya dengan tatapan tidak percaya. Hatinya merasa sakit saat ini. Sangat sakit malah.

Di depan sana, Hakyeon sedang bersenda gurau dengan seorang pria. Bahkan Hakyeon tersenyum begitu lebarnya di depan pria itu. Lain halnya ketika Hakyeon dengan Leo.

Dan sekarang pria itu dengan beraninya membenarkan letak posisi rambut Hakyeon yang menutupi keningnya. Hakyeon juga tidak melakukan protes kepada pria itu.

Siapa pria itu? Apa hubungannya dengan Hakyeon?

Dan disaat Leo sibuk dengan pertanyaannya, saat itu mata mereka saling bertemu. Hakyeon menatapnya dari balik kaca tokonya.

THE ACTOR WHO MEETS THE WIDOWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang