TAWMTW -19

429 86 22
                                    

Hakyeon tersenyum geli saat mengingat dirinya yang mudah jatuh kepada Leo.

Padahal yang dilakukan pria itu sangatlah menggelikan menurutnya. Tapi dia menyukainya.

Dia menghargai usaha Leo. Dia menghargai perasaan pria itu padanya.

Terlebih...

Flashback

"Hyung, kamu mendapat bunga lagi?" Tanya Jaehwan saag dilihatnya tumpukan kotak bunga disamping televisi bertambah.

"Ya." Jawab Hakyeon singkat.

Jaehwan mendengus. "Kemarilah hyung. Kita bicarakan lagi pembicaraan yang waktu itu." Jaehwan mendudukan dirinya pada sofa yang berhadapan dengan televisi itu.

Jaehwan baru saja pulang bekerja, tapi kebetulan hyung-nya belum tidur.

Kakaknya itu sedang sibuk membuat bucket bunga. Mungkin ada pesanan besok. Pikir Jaehwan.

"Kenapa tidak kamu saja yang kemari? Lumayan kamu bisa membantuku." Jawab Hakyeon.

Jaehwan mencebikan bibirnya, tapi tetap mengikuti ucapan kakaknya itu. Menghampiri kakaknya yang duduk di kursi meja makan, dan duduk berhadapan dengannya.

Jaehwan mengambil beberapa bunga lalu mulai merangkainya.

"Pekerjaanmu sulit? Kenapa selalu pulang larut malam?" Tanya Hakyeon membuka pembicaraan.

"Tidak sulit juga. Itu karena aku mengikuti jam kerja-nya Leo hyung makanya aku selalu pulang larut." Jaehwan menjawab. Keduanya masih fokus merangkai bunga-bunga itu.

"Sudah makan?" Jaehwan berdehem sebagai jawabannya.

"Hyung?" Panggil Jaehwan.

"hm."

"Terima saja Leo hyung." Perkataan dari Jaehwan yang sukses menghentikan gerakan tangan Hakyeon yang sedang merangkai bunga.

"Aku yakin keluarga Leo hyung berbeda dengan keluarga Daniel hyung. Aku juga yakin Leo hyung begitu mencintaimu. Kamu tau, setiap hari dia linglung tidak jelas. Tiba-tiba melamun sendiri, tiba-tiba teriak entah karena apa. Aku takut dia jadi gila." Cerita Jaehwan.

"Aku tidak mau." Jawab Hakyeon. Lalu kembali melanjutkan kegiatannya merangkai bunga.

"Kamu lupa apa kata Daniel hyung? Kamu harus menerima jika ada seseorang yang mencintaimu." Jaehwan terus mendesak Hakyeon.

Hakyeon menghembuskan napasnya kasar.

"Tidak semudah itu. Aku tidak ingin merasakan kehilangan untuk yang kedua kalinya." Jawab Hakyeon setelah berhasil meredam emosinya pada Jaehwan.

"Iya aku tau. Tapi tidak seharusnya juga kamu seperti ini. Larut dalam kesedihan dan luka masa lalu-mu. Daniel hyung pasti tidak menyukainya. Dia ingin kamu bahagia hyung."

"Berhenti menyebut namanya! Tau apa kamu tentang Daniel!?" Mata Hakyeon berkaca-kaca saat ini.

Jaehwan menggenggam tangan Hakyeon yang ada di atas meja.

"Maafkan aku. Tapi itu yang dikatakannya. Kamu juga membutuhkan seseorang hyung. Tidak selamanya kamu bisa hidup sendiri. Iya memang saat ini ada aku, tapi suatu saat aku juga akan menikah, aku akan memiliki kehidupanku sendiri."

"Berhenti menganggapku lemah. Aku juga seorang pria, aku bisa menjaga diriku sendiri." Tegas Hakyeon.

"Iya memang, tapi kamu tidak mau menuruti ucapan terakhir mendiang suami-mu? Tidak kasihan dengan Sobin? Anak itu bahkan sudah sangat dekat dengan Leo hyung!" Hakyeon menunduk saat Jaehwan lagi-lagi mengungkit perihal permintaan terakhir mendiang suaminya.

THE ACTOR WHO MEETS THE WIDOWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang