TAWMTW -22

439 85 30
                                    

Cinta, satu kata yang sering orang lain ucapkan. Padahal tidak selalu orang itu mengerti apa makna dari kata tersebut. Ada yang hanya mengucapkannya karena ingin, ada juga yang mengucapkannya karena keterpaksaan.

Terpaksa? Ya, bisa saja itu terjadi. Saat dua orang menjalin suatu hubungan, tetapi salah satunya mulai berani bermain belakang. Saat itulah, kata cinta yang di ucapnya hanya sebuah bualan belaka. Tidak lebih untuk meyakinkan pasangan terdahulunya bahwa ia seolah masih mencintainya, padahal bisa saja orang itu tidak mencintainya lagi.

Tapi berbeda dengan Leo, pria itu benar-benar mengucapkan kata cinta tulus dari hatinya.

Ketika menurutnya cinta adalah sebuah perasaan suci, maka ia tidak akan pernah memainkan hal suci itu. Sebisa mungkin ia akan menjaga hal suci itu supaya tetap bersih nan suci. Tidak tercemar noda bahkan hanya setitik.

Dia akan terus meyakinkan pasangannya bahwa cinta yang ia miliki itu tulus. Bukan cinta sesaat. Tetapi cinta yang ia miliki adalah cinta yang ingin saling memiliki, saling mengasihi, dan saling melengkapi.

Dan ia membuktikannya.

Malam ini, ia kembali mengunjungi kekasih hatinya. Tidak peduli seberapa letih tubuhnya karena terus bekerja seharian penuh, ia hanya sedang ingin melihat Hakyeon-nya.

Ia merindukan pria itu, juga merindukan Sobin. Tapi pasti anak kecil itu sudah tertidur pulas. Awalnya ia juga berpikir kalau Hakyeon bisa saja sudah terlelap, tapi ternyata pria itu masih membalas pesan yang Leo kirimkan.

Jadilah ia menunggu di depan toko bunga ini. Memasukan kedua tangannya ke dalam saku jaketnya. Udara lumayan dingin, terlebih ini sudah ingin memasuki tengah malam.

Tetapi senyumnya langsung tersungging saat melihat kekasihnya kembali muncul di hadapannya.

"Kita bisa bertemu besok pagi Leo-ssi." Ujar Hakyeon yang sudah berdiri tepat di depan Leo.

"Aku merindukanmu."

Leo langsung memeluk Hakyeon, mengeratkan dekapannya guna mengusir rasa dingin yang mulai mengusik tubuhnya.

Bahkan wajahnya terbenam di ceruk leher Hakyeon, sesekali bibirnya mengecupi leher itu, membuat Hakyeon bergidik geli dibuatnya.

Hakyeon hanya bisa mengusap punggung lebar Leo, seolah mengatakan bahwa orang yang dirindunya ada di hadapannya, jadi ia tidak perlu merasa tersiksa karena terus merindu.

"Ingin masuk? DIsini dingin." Tanya Hakyeon.

Leo menggeleng, masih terus memeluk tubuh Hakyeon dengan erat.

"Kita menikah saja sekarang, mau tidak?" Racau Leo.

"Kamu mabuk?"

Hakyeon menaikan sebelah alisnya. Pria di depannya itu selalu membuat dirinya kaget dengan semua perkataan tiba-tibanya.

"Tidak~ Aku hanya ingin bisa memelukmu terus seperti ini sepanjang malam." Jawab Leo.

Hakyeon mengangguk mengerti, tapi ia segera melepaskan peluka Leo pada tubuhnya.

"Kamu terlalu lelah, pulang dan istirahatlah. Kenapa harus mampir kesini dulu sih?" Ucap Hakyeon.

Leo malah memandang Hakyeon dengan tatapan mengintimidasinya.

"Aku pacarmu kan?" Tanya Leo.

Hakyeon menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

"Tapi kamu terlihat seperti bukan pacarku."

Leo menjauhkan dirinya dari Hakyeon. Bahkan tangan Hakyeon yang semula menggenggam tangannya langsung terlepas saat Leo sedikit mengambil jarak darinya.

THE ACTOR WHO MEETS THE WIDOWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang