02

4.6K 426 26
                                    

Mau secuek apapun cowok, kalau ceweknya sama cowok lain pasti bakal cemburu juga. Apalagi ceweknya cantik kaya Keisha Adelicia Shaquel, siapa coba yang gak tertarik?

Pagi ini, jam pertama, kelas IPA 3 udah geger kaya pasar. Baru jam pertama tapi sudah jam kosong saja, ya begini lah jadinya. Felix asik nonton youtube seperti biasa.

Hilar dengan Sean main bulu tangkis, mereka berdua sengaja membawa raket lengkap dengan kock. Lebih tepatnya Sean yang bawa kock, keluarga Sean punya bisnis peralatan olahraga, tinggal pilih deh mau pakai mana.

Jeno pergi ke kantin dengan Renjun, bosan di kelas, soalnya Felix tuh kalau nonton youtube berisiknya minta ampun. Kalau basis cewek-cewek sudah pasti ada di kantin sesaat setelah diberi kabar jam kosong.

Lagi asik main bulu tangkis, tiba-tiba Hilar mendapatkan notif line dari temannya. lelaki itu menghentikan permainannya sejenak, mengecek handphone-nya, tangannya melambaikan ke arah Sean. "Sean, bentar deh bentar. Sini dulu coba."

Sean menuruti perkataan Hilar, merapat ke sebelah Hilar yang sedang memperlihatkan foto seseorang.

"Sialan." Satu umpatan berhasil keluar dari mulut Sean.

Hilar menatap Sean tidak percaya, baru kali ini ia mendengar Sean mengumpat, walaupun tidak terlalu mengumpat. "Sabar Yan, sabar, positive thinking aja mereka gak cuma berdua. Bisa aja kan mereka ternyata bareng-bareng tapi gak ikutan foto," katanya sambil menepuk bahu Sean berusaha meredakan emosi temannya itu.

"Bareng-bareng apaan njir, Sasha gak ada cerita apa-apa sama gua. Dia tuh kalau kemana-mana selalu bilang ke gua." Balas Sean mengacak rambutnya emosi.

Sean sudah ingin pergi ke luar kelas tetapi Hilar dengan sigap menahan lengan Sean agar tidak pergi menemui Sasha disaat emosi sedang menguasainya. Belum sempat Sean berontak, Sasha dan yang lainnya sudah sampai ke kelas. Sean melepaskan tangan Hilar, mendekat ke arah Sasha.

"Sha, bisa bicara berdua?" cegat Sean saat Sasha akan jalan ke tempat duduknya.

"Eh? Kenapa Sean? Iya iya bentar." Jawab Sasha panik, gadis itu merasa ada yang tidak beres dengan pacarnya. Tidak biasanya Sean mendekatinya duluan saat di sekolah.

Nancy yang melihat Sasha dihadang Sean memilih menutup mulutnya rapat-rapat setelah mengetahui raut wajah Sean yang tidak seperti biasanya.

Sean berjalan keluar kelas dengan Sasha yang mengekor di belakangnya. Lelaki itu menghentikan langkahnya ketika sampai di parkiran. Saat ini memang hanya parkiran satu-satu tempat yang sepi, kalau kantin sudah pasti bakal ramai jadi ia memilih untuk ngobrol di sini.

"Kamu kemarin kemana aja?" tanya Sean dingin.

"Aku kemarin gak kemana-mana kok."

"Jujur Sasha, aku gak mau kamu bohongin aku. Kita udah setengah tahun loh, aku gak mau dibohongin gitu aja." Kini sikap Sean lebih dingin dari yang tadi.

"Beneran Sean, aku kemaren gak kemana-mana." Elak Sasha yang memang kemarin tidak pergi kemana-mana.

Sean menghela napasnya kasar, menunjukkan handphone Hilar yang menampilkan foto Sasha dengan Alin, "terus ini apa? Mau jelasin atau tetep bohong ke aku?"

Sasha membelalakkan matanya kaget, dari mana Sean mendapatkan foto dua hari yang lalu ini? Seingatnya, ia tidak bilang ke siapa-siapa kalau mau pergi bareng Alin, mantannya.

Brasma Guanlin Alvaro yang biasa dipanggil Alin, mantan Sasha. Mereka pacaran dari SMP sampai kelas sepuluh baru putus, walaupun kebanyakan putusnya dari pada pacarannya. Berkali-kali Sasha bilang tidak akan balik ke Alin lagi, tapi tetap saja. Baru kelas sepuluh ini gadis itu membuktikan perkataanya. Hubungan mereka tidak begitu sehat, temannya tahu itu. Makanya mereka menentang Sasha dekat dengan Alin lagi. Untungnya sekarang sudah ketemu Sean, jadi ya gak balik ke Alin lagi.

We Hot We Young [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang