38

1.1K 163 8
                                    

Saat ini Felix sudah benar-benar berada di titik teratasnya menghadapi Clara, pacarnya. Makin hari lelaki itu makin dijadikan babu bukan pacar. Setiap hari pasti ada aja minta untuk dibelikan ini itu. Menyuruh Felix untuk mengantarnya ke sana ke mari membuat Felix hampir tidak memiliki waktu untuk nongkrong dengan teman-temannya.

Ia sudah memiliki ide gila yang dirasa akan mampu membuat Clara memutuskannya sekarang juga. Selama pacaran dengan Clara, Felix hampir tidak pernah menunjukkan sisinya yang baru akan ia tunjukkan nanti.

Mereka berdua sedang berada di warung bakso dekat sekolah. Kali ini bukan permintaan Clara melainkan Felix sendiri yang ngotot mengajak makan bakso di sini. Felix tahu Clara sangat membenci tempat ini karena menurutnya di sini kumuh, sengaja mengajaknya ke sini agar rencanya makin sukses.

"Bang, bakso dua ya." Kata Felix memesan bakso.

Di depannya, Clara terus-terus mengerucutkan bibirnya kesal.

"Lix, berapa kali aku bilang, aku gak suka beli bakso di sini. Kenapa ngajakin ke sini? Aku kan mau beli bakso deket alun-alun yang biasanya itu." Omel Clara sedikit berbisik.

Felix membalasnya dengan senyuman terlebih dahulu. "Clara sayang, bakso deket alun-alun tuh jauh dari sini. Nanti kamu keburu laper kalo harus ke sana. Mana masih panas, nanti kamu kepanasan, di sini juga gak kalah enak kok," jawabnya.

Clara berdecak pelan. "Di sini tuh kotorrrrrr. Emangnya kamu tau gimana pembuatan bakso di sini? Kalo dicampur bahan yang aneh-aneh gimana?"

"Emangnya kamu tau bahan bakso di deket alun-alun apa aja?" tanya Felix membalik perkataan Clara.

Lagi-lagi Clara berdecak pelan dengan pertanyaan Felix.

Akhirnya bakso yang Felix tunggu-tunggu datang. Langsung saja lelaki itu mencampurkan beberapa sendok sambal di mangkuknya. Clara melongo tidak percaya menyaksikan apa yang Felix lakukan.

"Lix????? Seriusan kamu bisa makan bakso pake sambel sebanyak itu?" tanya Clara yang masih tidak percaya, Felix hanya mengangguk sebagai jawaban.

Selama ini, selama mereka berdua pergi makan, Felix hanya menambahkan dua sendok sambal ke mangkuknya, tidak seperti hari ini. Makanya Clara kaget dibuatnya.

Selanjutnya Felix melahap baksonya dengan bersemangat. Tidak ada lagi Felix yang memedulikan sikap di depan Clara, yang ada hanya lah Felix yang seperti biasanya.

Keringatnya perlahan menetes seiring dengan rasa pedas yang makin lama makin terasa. Ingus Felix juga hampir mengalir keluar dari hidungnya. Felix mengelap keringat sekaligus ingusnya dengan punggung tangan kiri dengan tangan kanan yang masih terus bekerja menyendoki kuah baksonya.

Sungguh pemandangan yang tidak pernah Clara lihat sebelumnya. Selera makan Clara sudah hilang sejak diajak makan bakso di sini ditambah sekarang melihat Felix yang sibuk menyeka keringat dan ingus. Bisa-bisa Clara muntah di depan Felix.

Clara tidak tahan dengan pemandangan di depannya, gadis itu berdiri dengan kesal.

"LIX, MAKANNYA YANG BENER DONG! JOROK BANGET SIH??????" teriak Clara yang sama sekali tidak diindahkan oleh Felix. Lelaki itu masih asik mengais sisa-sisa bihun di mangkuknya.

"FELIX!" teriak Clara sekali lagi yang berhasil membuat Felix mendongak. "Jorok banget lu anjir. Udah lah males gua pacaran sama elu. Gak sudi gua pacaran sama orang yang jorok. Jijik, najis," lanjutnya lalu pergi meninggalkan Felix sendirian.

Bukannya sedih atau merasa terhina, Felix malah meninjukan tangannya ke udara. Semua usahanya hari ini sukses besar sesuai rencana.

"Kenapa gak dari dulu gua ngelakuin ini sih anjir." Monolog Felix.

We Hot We Young [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang