39

1.1K 161 16
                                    

Pagi-pagi sekali, pukul tujuh, di hari Sabtu, Renjun sudah duduk manis di ruang tamu rumah Nayra. Tentu saja Mami Nayra kaget dengan kehadiran Renjun di pagi ini, beliau berlari kecil ke kamar Nayra untuk membangunkan anak gadisnya.

"Mau ngajak Nayra kemana Jun pagi-pagi gini?" tanya Mami Nayra yang baru kembali dari kamar Nayra.

"Beli bubur tante." Jawab Renjun singkat.

Tanpa Renjun sadari, sikapnya ke Mami Nayra berubah menjadi sedikit cuek, tidak seperti biasanya. Biasanya Renjun akan menanyakan banyak hal ke Mami Nayra. Lelaki itu memilih bungkam setelah menjawab pertanyaan Mami Nayra.

Menyadari perubahan Renjun, Mami Nayra hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, beranjak dari tempatnya, berniat pergi ke dapur begitu sadar anak gadisnya sudah keluar dari kamar.

"Tante ke dapur dulu kalo gitu ya Jun." Pamit Mami Nayra yang hanya dijawab anggukan kepala serta senyum tipis Renjun.

Di depan Renjun sekarang sudah tergantikan oleh Nayra yang masih memakai piyama tidurnya. Sesekali gadis itu menguap, mengucek matanya beberapa kali, nyawanya belum benar-benar terkumpul.

"Kenapa gak bilang mau ke sini?" tanya Nayra yang sudah berhasil mengumpulkan nyawanya.

"Iseng aja tadi. Tiba-tiba pengen makan bubur sama kamu." Balas Renjun.

Nayra mengangguk-angguk paham, tidak menyadari keanehan dari pacarnya sama sekali.

Gadis itu berdiri, "aku mandi dulu bentar, abis itu kita beli bubur."

Sekarang gantian Renjun yang mengangguk-anggukan kepalanya.

"Mau makan bubur buat yang terakhir kali sama kamu Nay." Monolog Renjun pelan sambil menatap punggung Nayra yang perlahan menjauh.

Ada sekitar dua puluh menit lamanya Renjun menunggu Nayra mandi sekaligus siap-siap buat keluar makan bubur bersama. Dua puluh menit itu juga Renjun berusaha meyakinkan dirinya bahwa ia tidak akan menyesal. Berusaha merelakan hari-harinya kedepan tanpa Nayra disisinya.

Renjun pikir inilah yang terbaik buat mereka berdua. Nayra bisa melanjutkan kisahnya dengan Jinan, Renjun bisa membuka lembaran baru tanpa Nayra, tanpa perlu dihantui rasa kecewa saat Nayra berbohong kepadanya.

"Ayo berangkat." Ajak Nayra.

Renjun menurut, menaiki motornya lalu pergi menuju tempat bubur langganan mereka. Tempatnya tidak jauh, ada di ujung komplek Nayra.

Setelah sampai, Nayra langsung memesan bubur seperti biasa. Sambil menunggu bubur datang, Nayra bercerita kejadian semalam yang membuatnya susah tidur gara-gara kakaknya yang menganggunya habis-habisan dan hanya ditanggapi seadanya oleh Renjun. Lelaki itu memang lebih sering mendengarkan Nayra bercerita daripada ikut bercerita, jadi Nayra masih tidak sadar dengan perubahan Renjun.

Barulah setelah mereka selesai makan bubur Renjun membenarkan posisi duduknya menjadi tegap. Menatap Nayra lekat-lekat.

"Nay." Panggil Renjun membuat Nayra mendongak balas menatapnya.

"Kemarin sama siapa di perpus kota?" tanya Renjun.

Nayra mengerjapkan matanya beberapa kali. Kali ini ia baru merasakan ada yang aneh dari pacarnya. "Sendirian. Kan aku udah bilang kemaren."

"Beneran sendirian?" tanya Renjun sekali lagi dan hanya dijawab anggukan kepala penuh keraguan.

Renjun menarik napasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya. "Nay, kamu ngerasa lebih baik kita udahan sampai sini aja gak sih?" tanyanya membuat Nayra membulatkan matanya kaget.

We Hot We Young [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang