45

1.1K 182 22
                                    

Hari pertama menjadi kelas dua belas ada banyak perubahan yang mencolok dari mereka. Mulai dari penampilan yang dahulunya sangat rapi, tidak pernah lupa memakai atribut sekolah, seperti dasi maupun almamater, sekarang mulai dilupakan. Kalau dasi masih selalu terpakai karena kalau tidak bakal kena poin. Untuk almamater, mungkin milik mereka sudah usang, jadi enggan memakainya ke sekolah. Mereka memilih menggantinya dengan jaket, cardigan, atau sweater lalu dilepasnya saat sudah sampai kelas.

Tidak hanya penampilan, bahkan tingkah mereka banyak yang berubah. Dahulu sempat peduli dengan kelakuan adik kelas, sekarang menjadi bodo amat karena saat ini bukan waktu untuk main-main lagi. Ada hal yang lebih penting dari itu.

Yang terakhir, yang paling membat warga Pancasila heboh, banyak anak kelas dua belas yang berangkat bersama cewek atau cowok. Banyak sekali pasangan baru di hari pertama masuk.

Walaupun tidak semuanya memiliki status, tetapi mereka berdua selalu menempel kemana-mana seharian. Sebut saja mereka Savi dengan Haekal dan Nayra dengan Jinan. Kedua pasangan itu ditanyai yang lain jawabannya "Gak pacaran."

Berbeda dengan Felix dan Nancy. Sebelum ada yang tanya, Felix sudah ngomong sendiri. "Minggir, gua sama pacar gua mau lewat dulu," celetuknya saat melewati beberapa anak Pancasila yang sedang berebut masuk kantin.

"Nay, kalo kata gua sih emang seharusnya lu jangan pacaran dulu. Kasian bego Renjun." Celetuk Nancy yang tiba-tiba membahas Renjun di depan Jinan dan temannya yang lain.

Nayra mendengus kesal. "Gua emang gak pacaran sama Jinan, udah berapa kali sih bilang gitu!"

Nancy menganggukkan kepalanya, memasang ekspresi pura-pura percaya. Kemudian, pandangannya teralih ke Savi dan Haekal yang sedang makan. Cepat-cepat Nayra dan Jinan pergi dari tempat berbahaya itu, menghindari mulut Felix dan Nancy yang makin menjadi-jadi.

"Kalo lu berdua, beneran gak pacaran? Pacaran aja deh Sav, kasian Haekal jomblo terus." Usul Nancy ke Haekal dan Savi.

Haekal mengumpat pelan sebelum membalas Nancy. "Lu tuh kenapa sih anjir? Baru punya pacar aja songong amat," protesnya kesal.

"Emang Nancy kaya anjing. Felix kaya anjing juga, pantesan cocok." Tambah Savi yang tidak kalah kesal dari Haekal.

Nancy tertawa puas, begitu juga dengan Felix. Tinggal dua orang lagi yang belum mereka usilin, bagian Felix.

"Heera anak batak, tumben ke kantin? Kemana si Ipin? Kok ke sini sama Meimei?" tanya Felix membuat Heera mengumpat dalam hati.

Heera sudah mencoba senormal mungkin agar tidak diusilin Felix tapi tetap gagal.

"Gua disini nunggu Sasha juga kok. Elu tuh misahin Susanti sama temennya." Balas Heera kesal tapi masih saja menanggapi candaan Felix.

Felix menganggukkan kepalanya, puas dengan jawaban Heera, targetnya tinggal satu orang. "Terus si tikus ini, ngapain ikutan kesini? Heera, Savi, Haekal, Jeri, hmmmm. Bukan perpaduan yang biasa gua liat, terus tadi ada Jinan sama Nayra juga," katanya sambil menunjuk keempat temannya satu-satu dengan jari telunjuk.

"Mungkin lu lupa kalo Haekal sering ngintilin gua. Kebetulan tadi di sini cuma diisi mereka berdua terus Nayra sama Jinan ikutan, ya udah gua sekalian aja." Jawab Jeri santai.

Memang benar yang Jeri katakan, tapi ia duduk di sana bukan karena kebetulan melainkan sudah janjian dengan gadis cantik di depannya yang kini menghembuskan napas lega.

"Terus lu kenapa ikut duduk di sini? Pamer pacar doang tapi gak traktir." Lanjut Jeri sambil menyindir Felix.

"Gak dulu deh, cuma kalian berempat, gak rame. Kapan-kapan aja kalo udah rame." Balas Felix yang sekarang mengedarkan pandangannya.

We Hot We Young [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang