18

1.3K 203 5
                                    

Pukul depalan tepat, kelima belas anak remaja yang terdiri dari Haider, Jeno, Renjun, Hilar, Haekal, Felix, Jinan, Jeri, Sean, Shirlee, Enya, Nancy, Savi, Sasha, dan Nayra sudah mengumpul di rumah Haider. Hanya tersisa satu orang yang belum datang. Mereka sangat bersemangat, sebisa mungkin datang tepat waktu pokoknya. Beda banget kalau sama sekolah. Kebalikannya dari seseorang yang datang paling akhir hari ini. Gadis itu kalau ke sekolah selalu berangkat awal. Tapi sekarang justru paling akhir. Entah sudah berapa kali ditelepon tetap saja tidak ada jawaban.

"Gimana Sha? Udah di jalan anaknya?" tanya Shirlee mendekat ke arah Sasha yang sedari tadi menelponnya.

Sasha mendengus kesal, "di-reject mulu gua telfonin. Emang ini anak satu ngeselin banget."

Kemudian datang lah mobil Nissan Altima putih keluaran terbaru yang berhenti di depan pagar rumah Haider. Kini, semua perhatian tertuju pada seseorang yang akan keluar dari mobil, bersiap memakinya.

Sasha sudah maju mendekat ke arah gadis itu, bersiap menumpahkan kekesalannya. "Heh! Lu tadi bilang udah sampe ya! Tapi ini malah baru nyampe. Mana gua telpon di-reject mulu." Kata Sasha kesal, yang diajak berbicara hanya memasang senyuman tidak bersalahnya.

"Loh, ini bukannya Heera ya?" tanya Mama Haider yang sedari tadi ikut ke depan rumah nunggu mereka berangkat sambil ngobrol sama teman Haider.

Heera yang sedang mengangkat koper kecilnya terperanjat kaget, yang lainnya juga tidak kalah kaget.

"Eh, iya tante." Jawab Heera dengan senyum canggung, tidak lupa salim sekalian.

Senyum di bibir Mama Haider mengembang sempuran, sangat senang dengan kehadiran Heera hari ini. "Kamu ikutan juga ternyata. Apa kabar Heera? Bunda sama ayah kamu juga apa kabar?"

"Baik kok tante, tadi aku dianter bunda, tapi udah duluan. Tante sama om gimana kabarnya?"

"Baik kok sayang. Bentar ya tante ke dalem dulu mau ambilin cemilan tambahan buat kamu. Haider kok gak bilang-bilang kalo Heera mau ikut liburan sih. Tau gitu tante beliin camilan yang banyak." Ucap Mama Haider lalu berjalan ke dalam rumah, tidak lupa menepuk pundak Haider, menyalahkan anaknya yang tidak memberi tahu kalau ada Heera.

Semua yang di sana diam di tempat melihat keakraban Mama Haider dengan Heera. Tidak ada satu pun dari mereka yang tahu kalau Heera dekat dengan keluarga Haider. Bahkan teman-teman terdekat Heera juga tidak tahu.

Nancy mendekat ke arah Heera begitu juga temannya yang lain, sudah tidak sabar mau menanyai Heera banyak hal. "Mamanya Haider kok kenal sama lu Ra?" tanyanya sedikit berbisik.

Heera menatap kelima temannya bergantian. ia lupa kalau tidak pernah cerita tentang satu hal ini. "Ya kenal lah. Kan kita dulu satu SMP, satu kelas juga kan?"

"Makanya lu bisa suka sama dia ya Ra."

Heera melotot mendengar perkataan Shirlee, ia langsung melihat ke arah Haider yang kebetulan lagi asik ngobrol sama anak cowok ditambah Enya jadi tidak terlalu memperhatikannya.

"Bisa diem gak yang gagal move on?" balas Heera membuat Shirlee sudah siap melayangkan pukulan mautnya kalau saja Jinan tidak lebih dahulu menginterupsinya.

"Temen-temen, ayo kita kumpul sebentar buat nentuin tempat duduk." Kata Jinan membuat mereka semua langsung menurut, membentuk lingkaran kecil dengan Jinan yang berada di tengah.

"Saran gua mending kita duduknya cewek sama cowok. Walaupun udah kenal pasti ada aja kan yang masih canggung gitu. Jadi biar nanti sampe Jogja udah tambah deket gitu, gimana?" saran dari Jinan yang dijawab anggukan kepala oleh yang lain karena alasan Jinan itu masuk akal.

We Hot We Young [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang