14

1.5K 210 9
                                    

Class meeting hari pertama dimulai. Acara pembukaannya cukup meriah, kerja keras Jinan selama ini tidak sia-sia. Tidak sia-sia juga Nayra menemani Jinan menyusun konsep class meeting sampai sore.

Lombanya ada banyak, yang sudah pasti ada setiap tahunnya itu futsal. Futsal itu sudah kaya salah satu icon SMA Pancasila. Tim futsal Pancasila selalu membawa piala saat bertanding. Kemampuan futsal Pancasila sudah terlatih lewat class meeting setiap semester makanya selalu menang.

Kelas yang bertanding pertama hari ini 11 IPA 3 melawan 10 IPS 2. Tim IPA 3 sudah pede banget bakal memenangkan pertandingan hari ini. Bagaimana tidak? Hampir setengah dari mereka itu tim futsal Pancasila. Jelas menang.

"Nancyyyyy." Panggil Felix yang sedang menalikan tali sepatunya di lantai.

"Apaan sih? Panggil panggil kaya kenal aja." Jawab Nancy menghampiri Felix dengan wajah masamnya.

Wajar saja Nancy begitu dengan Felix, semua akun sosial medianya diblock tapi masih sok dekat begini. Males banget.

Felix mengembungkan pipinya, "ih ngambek. Maaf deh Nan. Itu bukan gua yang pencet block sumpah. Itu tuh-"

"Iya iya, mau apa lu?" potong Nancy cepat. Tidak mau mendengar penjelasan Felix lebih banyak, tidak mau sakit hati lagi.

Felix mengembangkan senyumannya, "semangatin gua dong nanti pas tanding hehehe."

"Dih, minta semangatin sama pacar lu sono. Ntar dikiranya gua kegatelan sama lu."

Felix mengerucutkan bibirnya mendengar jawaban Nancy yang galak ditambah sewot banget, "ih nanti Clara lagi lomba cerdas cermat di aula. Jadi dia gak bakal liat gua."

Nancy melipat kedua tangannya di depan dadanya sambil menatap Felix lekat-lekat. "Jadi, lu jadiin gua pemain cadangan gitu?"

"Gini Nan, futsal aja make pemain cadangan kalo pemain yang lain capek. Jadi gua juga butuh pengganti Clara kalo dia gak ada." Jelas Felix yang membuat Nancy makin tidak paham dengan jalan pikiran lelaki itu.

Rasanya Nancy mau mengeluarkan semua sumpah serapah untuk Felix, tapi ia menahannya. Gadis itu memilih pergi, tidak menjawab perkataan Felix.

Felix tidak menghentikan Nancy, lelaki itu hanya melihat punggung Nancy yang perlahan menjauh. Kalau ditanya Felix pilih Nancy atau Clara, Felix akan menjawab Nancy. Cuma gara-gara Clara duluan yang nembak Felix, makanya lelaki itu menerima Clara. Mau minta putus ke Clara sudah susah.

Pertandingan futsal segera dimulai. Benar kata Felix, Clara tidak datang untuk melihatnya bertanding. Felix mengedarkan pandangannya ke arah penonton. Matanya tidak sengaja bertemu dengan gadis Gemini yang ia nantikan hadirnya dari tadi. Felix tersenyum ke arah Nancy, gadis itu juga masih membalas senyuman Felix. Sebenci-bencinya Nancy ke Felix, ia tetap bersikap seperti biasa, tetap menuruti permintaan Felix. Walaupun tadi katanya tidak mau.

"FELIX SEMANGAT! KALO BERHASIL NGEGOLIN NANTI GUA TRAKTIR NASI GORENG DI CAFE GUA." Nancy berteriak dari kursi penonton.

Kelima temannya menoleh ke arah Nancy yang sekarang sedang terseyum lebar yang ditujukan untuk Felix.

"Nancy sehat?"

"Nan, lu tadi gak salah makan kan?"

"Nan, lu sadar gak sih?

"Nancy, gua gak salah denger kan ya?"

"Nancy nyalinya gede juga ternyata."

Perkataan terakhir dari Savi itu sukses membuat Nancy menoleh ke arahnya dengan tatapan sendu. "Enggak juga sih Sav. Gua dari tadi gemeteran takut ada yang ngaduin ke Clara," jawabnya dengan kedua tangan yang ia genggam erat-erta menandakan gadis itu sedang menyembunyikan ketakutannya.

We Hot We Young [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang