28

1.3K 203 9
                                    

Saatnya beralih ke tim terakhir, tim paling ramai karena ada Haekal dan juga Felix yang bisa membuat suasana di antara mereka terasa hidup, ditambah lagi Nancy dengan celetukkan luar biasanya membuat siapa saja dibuat berpikir dahulu maksud gadis itu. Bayangin saja kalau tidak ada ketiganya. Pasti bakal canggung.

Mereka berangkat ke Studio Alam Glampong menaiki mobil yang sempat dirental tadi pagi dengan Haider yang berada di depan kemudi. Kenapa Haider? Soalnya nanti pulangnya Haekal, mereka berdua gantian menyetirnya agar tidak capek. Padahal alasan Haekal ia juga mau pamer bisa keliling Jogja nyetir sendiri sama temannya yang lain nanti.

Sesampainya di lokasi tujuan, Nancy lebih dahulu menelurusuri wilayah Studio Alam Glampong. Sampai maniknya menatap tempat yang sangat familiar untuknya.

"Seharusnya kita ke sini sama Jeri gak sih? Biar berasa ngeliat Minke jalan-jalan di sekitar rumahnya secara langsung." Kata Nancy sambil memperhatikan bangunan di depannya.

"Hah? Kok jadi Minke?" tanya Haider tidak paham dengan apa yang dimaksud Nancy.

Haekal menjentikkan jarinya begitu paham apa yang Nancy ucapkan. "Lah iya juga, tau gitu gua ajak Jeri. Terus nanti ajak fotbar biar kaya fotbar sama Minke," timpalnya.

Keempat yang lain terdiam, masih tidak mengerti apa yang terjadi antara Jeri dan Minke. Haider tahu Minke siapa, tapi tetap saja lelaki itu tidak paham dengan semua ini.

"Apa sih? Minke siapa sih?" tanya Savi yang sudah tidak ingin memutar otaknya lebih keras lagi. Pasti ujung-ujungnya tidak berguna.

Nancy berdecak pelan mendengar reaksi Savi yang menurutnya tidak asik. "Itu lohhhhhh. Iqbaal di Bumi Manusia. Syutingnya kan di sini, terus Jeri mirip si Iqbaal. Jadi kita bisa liat Minke," jelasnya berbelit-belit yang hanya bisa diserap oleh Haider.

"Ohhhhhh. Gini maksud Nancy, tempat ini kan jadi tempat buat syuting Bumi Manusia yang dimainin sama Iqbaal itu loh. Kata Nancy Jeri itu mirip Iqbaal, kalo Jeri ke sini kita berasa liat Minke jalan-jalan di sekitar rumahnya secara langsung. Bener kan Nan?" Kata Haider menjelaskan ulang apa yang sudah Nancy katakan.

Nancy mengangguk sambil menepuk pundak Haider dengan ekspresi bangga. "Betul sekali temanku. Emang kalian gak sadar kalo Jeri mirip Iqbaal?"

"Selama hampir dua taun gua temenan sama Jeri gua baru sadar waktu tadi lu nyeletuk gitu Nan." Balas Haekal.

Nancy sedikit menaikkan sebelah alisnya, perasaan dulu Haekal ngotot memanggilnya Aradea, kenapa sekarang berubah lagi? Ah sudah lah, terserah Haekal mau panggil ia apa.

"Emang iya ya Jeri mirip Iqbaal?" tanya Jinan masih berusaha mengingat wajah Jeri dan Iqbaal.

"Gak tau deh Ji, pola pikir orang aneh lu ladenin ya gitu. Mending kita lanjut jalan-jalan daripada mikirin Jeri mirip Iqbaal apa enggak." Kata Savi lalu berjalan lebih dahulu meninggalkan Nancy yang mengerucutkan bibirnya sebal.

Dengan iseng, Felix menyentil bibir Nancy membuat pemiliknya menatap Felix dengan sengit.

"Asli deh Lix, gua kalo jadi lu kayanya pilih diem di rumah deh gak ikut ke Jogja." Celetuk Haider yang melihat tingkah Felix ke Nancy.

"Lah? Emang kenapa? Gua punya uang kali buat ke sini." Tanya Felix tidak terima.

"Maksud Haider tuh biar lu pulang selamat gak dimarahin Clara. Makanya mending di rumah aja." Jawab Haekal mewakili Haider yang hanya dijawab angkatan bahu tak acuh dari Felix.

Disela-sela keributan mereka berempat, ada Savi yang berjalan beriringan dengan Jinan. Memang sedikit aneh, kenapa tiba-tiba banget Savi mendekati Jinan?

We Hot We Young [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang