40

1.1K 165 18
                                    

Setelah Felix berhasil putus dari Clara, lelaki itu langsung menemui Nancy untuk bertemu dan menceritakan semuanya. Nancy tidak munafik, gadis itu sangat senang dibuatnya. Namun, hal itu tidak bisa mengubah status hubungan mereka sampai sekarang, satu minggu setelah Felix putus.

Hubungan keduanya masih sama seperti dulu. Felix masih belum berani mengambil keputusan terlalu cepat. Masa baru putus sama Clara langsung jadian sama Nancy? Bisa-bisa Nancy menjadi sasaran empuk bagi Clara dan teman-temannya.

Felix sudah memikirkan hal itu matang-matang. Ia juga sudah memberi tahu Nancy tentang kemungkinan yang akan Nancy alami jika mereka berpacaran dalam waktu dekat. Semua ini Felix lakukan demi melindungi Nancy. Setidaknya sampai Clara sudah benar-benar melupakan Felix, lebih bagus lagi kalau sudah membencinya.

"Lu berdua nempel mulu dah di kelas. Bosen gua liatnya." Kata Hilar mengeluh ke arah Felix dan Nancy yang sedang duduk berdampingan menonton youtube di handphone Felix.

Felix menoleh ke arah Hilar dengan senyuman mengejek. "Kenapa Hil? Iri udah jadi jomblo?" ejeknya.

Hilar mendengus sebal. Berita Hilar yang ternyata berpacaran dengan Enya sekaligus putus dengan Enya sudah menyebar di seluruh penjuru IPA 3 gara-gara Sean yang bercerita ke Sasha, selanjutnya Sasha bercerita ke teman-teman yang lain. Ingin sekali Hilar mengumpati Sasha tetapi tentu saja dilarang oleh Sean.

"Kalo udah jadian jangan lupa traktir jomblo makan ya Lix." Kata Hilar pasrah, melanjutkan aktivitasnya kembali, mengotak-atik laptopnya.

Nancy merapat ke Felix. "Kalo kata gua Hilar tuh cocok sama Shirlee," bisiknya.

"Gak ada Shirlee Shirlee an ya anjir. Gak usah jodoh-jodohin gua sama temen-temen aneh lu." Protes Hilar yang ternyata masih bisa mendengar bisikan Nancy.

Memang Nancy sengaja sedikit mengeraskan bisikannya agar Hilar mendengarnya. "Kayanya lu juga gak sadar kalo lu lebih aneh dari temen-temen gua Hil."

Hilar melempar plastik bekas permennya ke arah Nancy, berdiri dari tempatnya, membawa laptopnya menjauh dari Nancy dan Felix karena sudah tidak kuat menerima ledekan yang datang terus-menerus.

Keduanya, Felix dan Nancy tertawa puas bisa membuat Hilar ngambek.

"Minggu depan ya Nan." Kata Felix membuat Nancy menatapnya dengan tatapan penuh tanyanya.

"Ngapain minggu depan?"

"Minggu depan kita jadian. Biar gak diejekin yang lain terus."

Jawaban Felix itu membuat Nancy memukul bahu Felix, terkekeh pelan sebelum berkata, "ya kalo gua mau jadian sama elu sih."

"Ih kok gak mau??????"

Nancy memundurkan tubuhnya sedikit, kaget dengan reaksi Felix yang tiba-tiba nyolot. Gadis itu mendorong dahi Felix agar sedikit memundurkan tubuh darinya.

"Asal elu gak lirik sana-sini aja sih gua mau. Tapi kayanya susah ya Lix kaya gitu? Gua sih sebenernya gak mau ngekang lu kaya Clara. Cuma ya cewek mana sih yang betah kalo cowoknya suka lirik banyak cewek?" jelas Nancy membuat Felix seperti dihujani banyak pisau yang menusuk tepat di dadanya.

Ini yang Nancy takuti dari dulu. Ia tidak ingin setelah nanti Felix menjadi miliknya tetapi lelaki itu masih suka main, keluar, atau apa lah itu sama cewek lain. Apalagi Nancy sudah hafal betul bagaimana sifat Felix. Lelaki itu tidak tahan melihat cewek cantik sendirian.

"Gua kalo udah dapet lu, janji deh gak bakal lirik cewek cantik manapun." Ujar Felix, mengacungkan jari kelingkingnya ke Nancy.

Nancy memilih menggenggam tangan Felix. "Gua gak butuh janji Lix, gua butuh bukti, bukan cuma janji. Jadi, daripada lu tebar janji ini itu ke gua, mending lu buktiin kalo lu bener-bener berubah dan buktiin semua kata-kata lu."

We Hot We Young [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang