Selesai rapat, beberapa anggota OSIS masih setia ngobrol di depan ruang OSIS dengan candaan tidak terlalu pentingnya. Kegiatan OSIS hari ini hanya rapat mingguan biasa, mengevaluasi hasil kerja kemarin-kemarin.
"Ya, gua mirip Dilan gak sih?" tanya Jeri random ke Aliya di sebelahnya.
"Gak juga." Jawab Aliya seadanya dan lebih ke tidak peduli. Ia tahu kalau Jeri mulai bertanya hal random kaya gini pasti ujung-ujungnya ngeselin.
Jeri tertawa lepas mendengar jawaban Aliya. Gadis itu paling anti kalau Jeri bercandain yang tidak-tidak.
"Ya udah deh, gua bantuin Minju dulu. Kayanya keberatan bawa barang." Kata Jeri lalu meninggalkan anak OSIS yang lain untuk menghampiri Minju dengan kardus besar di tangannya.
"Siniin kardusnya, biar gua bawa aja. Lu di sebelah gua nunjukin jalan mau dibawa ke mana kardusnya." Jeri berhasil mengambil alih kardus itu dari tangan Minju.
Tentu saja Minju menerima tawaran Jeri. Kapan lagi ditawari bantuan dari cokiber Pancasila?
"Kardusnya di bawa ke depan ruang TU aja kak." Kata Minju yang dijawab anggukan kepala oleh Jeri ditambah senyuman ramahnya.
Kalau begini siapa yang tidak akan baper dibuatnya? Minju juga manusia, hampir saja ia jatuh ke pesona lelaki di sebelahnya. Namun, buru-buru ia tepis saat menyadari langkah Jeri yang makin dipercepat ke arah TU lalu segera meletakkan kardus dan pamit ke Minju untuk menghampiri seseorang yang sedang berjalan melewati TU.
"Pantes aja dijuluki cokiber Pancasila, sayangnya gak bakal bisa dimiliki." Monolog Minju pelan melihat pemandangan di depannya. Jeri sedang memamerkan pesonanya ke gadis yang ia suka.
Dari tempatnya, Minju tahu betul tatapan Jeri ke dirinya dan ke gadis yang berada di depannya itu sangat berbeda. Jeri yang buru-buru meletakkan kardus begitu melihat gadis itu berjalan juga sudah membuktikan kalau Jeri tertarik dengan gadis itu. Alasan Jeri membantunya memang murni ingin membantunya saja, tidak ada niat lain selain itu.
Pulang sekolah, setelah mengantar Nayra pulang, Renjun tidak pulang ke rumah, melainkan mampir ke warkop Omnya Jeno. Warkop itu sudah menjadi tempat kumpul anak Pancasila karena lokasinya yang terletak di belakang SMA Pancasila. Pasti semua anak Pancasila pernah sekali mengijakkan kakinya di sini.
Hari ini Renjun enggan pulang cepat, padahal Renjun tadi sudah melewati jalan ke rumahnya saat mengantarkan Nayra. Tetapi lelaki itu memilih berputar balik, kembali ke wilayah dekat sekolah hanya karena tidak ingin pulang ke rumah.
"Hilar sama Felix mana? Tumben gak ke sini." Kata Renjun sambil merebahkan tubuhnya di sofa kosong sebelah Jeri.
"Hilar kayanya lagi ada masalah sama Enya. Kalo Felix bentar lagi pasti nyampe." Jawab Jeno yang ada di depan Renjun.
Benar saja perkataan Jeno, baru saja Jeno menutup mulutnya, Felix sudah muncul di hadapan mereka sambil memamerkan deretan giginya.
"Lix, jangan cengar-cengir gitu deh. Serem kalo kata gua." Celetuk Haekal yang dibalas kekehan kecil oleh Felix.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Hot We Young [New Version]
FanfictionMasa remaja tidak akan terulang beberapa kali, hanya sekali seumur hidup. Selagi masih remaja, lakukan semua hal yang diinginkan sebelum menyesal. End : June 4, 2019 New Version Start : May 1, 2021 End : August 4, 2021