Chapter 12

9.2K 637 1
                                    

Happy reading

"Baby. Hey.."
"Ne?"

Jihyo tersentak saat lengannya di sentuh ibu Yoongi.

"Gwenchana?" tanya ayah Jihyo
"Ne, appa. Gwenchana." jawab Jihyo sambil tersenyum.

"Kau melamun chagi. Apa kau punya masalah? Eommeonim bertanya." tanya ibu Jihyo khawatir.

Jihyo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Itu artinya dia sudah cukup lama melamun. Dan dia tidak mendengarkan pembicaraan mereka dan tidak mendengar pertanyaan yang di lontarkan untuknya.

"Emm... Mianhaeyo. Jihyo sedang memikirkan tugas sekolah. Jadi Jihyo tidak mendengar. Mian." kata Jihyo sambil tersenyum kaku.

"No baby. Dont said sorry." kata ayah Jihyo.

Jihyo hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Jadi?" tanya ayah Yoongi

Jihyo mengerutkan dahi. Bingung dengan pertanyaan ayah Yoongi.

Melihat ekspresi Jihyo, semua orang terbahak. Minus Yoongi yang sejak awal hanya menunjukkan ekspresi datar.

"Begini baby. Yoongi telah menerima perjodohan ini. Sekarang tinggal keputusan mu. Bagaimana?" jelas ayah Yoongi  dengan sabar.

Jihyo menundukkan kepalanya. Sebenarnya dia sangat ingin menolak perjodohan ini. Namun, Jihyo tidak mungkin membuat orang tuanya dan orang tua Yoongi kecewa. Dan juga, Yoongi sudah menerima perjodohan ini lebih dulu.

Akhirnya, Jihyo mengangguk lemah sebagai jawaban bahwa dia menerima perjodohan.

Melihat itu, semua langsung menghembuskan nafas lega dan jangan lupakan raut wajah bahagia dari kedua orang tuanya dan Yoongi. Namun, tidak dengan Jihyo. Dia menghembuskan nafas berat, bukan lega. Itu artinya, dia akan memulai kehidupan barunya dengan KEHANCURAN. Karena, calon suaminya adalah seorang yang sangat pemarah, angkuh, tidak memiliki belas kasih, dan juga tegas.

Sedangkan Yoongi? Tidak ada yang melihatnya tersenyum. No. Bukan senyuman tulus. Melainkan seringaian. Bisa di pastikan, jika Jihyo melihat smirk Yoongi. Maka dia akan langsung bergidik. Dan jangan lupakan tatapan matanya yang tajam. Jadi, beruntunglah Jihyo malam ini karena tidak melihatnya.

"Jihyo ah. Bisakah kita bicara? Berdua." tanya Yoongi kepada Jihyo dengan nada yang terkesan dingin.

Jihyo yang merasa di tanya langsung menoleh ke samping kanannya. Yupss.. Tebakan Jihyo sangat benar. Kursi kosong di sampingnya memang di siapkan untuk Yoongi.

Jihyo hanya mengangguk sebagai jawaban. Melihat itu, Yoongi bangkit dari duduknya. Meminta izin kepada orang tuanya dan Jihyo. Kemudia melangkah perlahan di ikuti Jihyo di belakangnya.

Ternyata, Yoongi mengajaknya di rooftop cafe tempat mereka mengadakan acara makan malam.

Disinilah Jihyo dan Yoongi. Berdiri bersebelahan dengan tangan di letakkan di pembatas. Memandang indahnya kerlap kerlip lampu bagai bintang di langit.

Sudah 10 menit berlalu. Namun, tidak ada di antara mereka yang membuka percakapan. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Hingga suara Yoongi mengalihkan perhatian Jihyo.

"Jangan terlalu percaya diri. Aku menerima perjodohan ini karena penyakit appa ku. Aku tidak akan sudi menikah denganmu." kata Yoongi dingin yang langsung saja menusuk di hati Jihyo.

Jihyo hanya bisa diam tanpa mau memotong ucapan Yoongi, karena dia tahu. Yoongi belum menyelesaikan perkataannnya.

"Aku sudah memiliki kekasih. Jadi, jika aku bersamanya." Yoongi menggantungkan ucapannya sambil menatap tajam Jihyo.

Ohh... Sepertinya salah. Malam ini bukan malam keberuntungan Jihyo. Justru malam ini adalah malam yang sangat buruk baginya.

"Jangan pernah muncul di hadapan kami. Dan jangan urusi kehidupanku. Juga, jangan katakan kepada siapa pun jika aku masih berhubungan dengan kekasihku. Jika sampai itu terjadi. Kau akan tahu akibatnya." lanjut Yoongi dengan nada mengancam dan jangan lupakan tatapan tajamnya.

Jihyo hanya bisa menunduk merasakan sesak di dadanya. Ingin dia menangis. Namun, dia tidak ingin terlihat lemah di hadapan pria yang akan menjadi suaminya.

"Dan."

Ucapan Yoongi, membuat Jihyo kembali mengangkat kepalanya. Dia pikir, Yoongi telah selesai berbicara. Ternyata belum.

"Jangan pernah menyentuhku, barang-barang ku. Karena, aku tidak akan pernah sudi menyentuhmu sampai kapan pun."

Deg!!

Mendengar itu, jantung Jihyo berdetak dengan cepat.

Apakah dia sehina itu? Sampai Yoongi tidak ingin menyentuhnya?

Jihyo hanya bisa mengangguk sebagai jawaban. Dia tidak akan bisa berbicara karena air mata yang sebentar lagi akan jatuh dari pelupuk matanya.

"Yakk... Apa yang kau lakukan disini Jihyo ah? Kelas sebentar lagi berakhir." kata seseorang membuyarkan lamunannya. Hampir saja Jihyo terjungkal kebelakang, jika saja dia tidak berpegangan dengan pembatas rooftop.

Jihyo berbalik dan menatap tajam orang yang sudah membuatnya terkejut. Dia adalah sahabatnya, Kim Taehyung.

Taehyung hanya bisa tersenyum bodoh mendapat tatapan dari sahabatnya itu. Namun, senyuman itu tidak bertahan lama saat melihat mata sembab sahabatnya dan setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya.

"Kau menangis?" tanya Taehyung sambil berjalan mendekati Jihyo.

Jihyo menggeleng.

"Aniyo.. Ini terkena angin." elak Jihyo.

Tentu saja Taehyung tidak akan percaya dengan alasan yang Jihyo buat. Dia tidak bodoh. Dan Taehyung termasuk laki-laki yang memiliki kepekaan tinggi.

*Noohh.... Gak perlu di kode udah peka Taehyung nya😅. Plakk... Abaikan ㅋㅋㅋ..

Dalam hitungan detik, Taehyung sudah membawa tubuh Jihyo kedalam dekapannya.

"Menangislah. Aku tau, kau punya banyak masalah." ujar Taehyung sambil mengusap surai Jihyo.

Mendengar itu, Jihyo langsung saja meraung. Dadanya benar-benar sesak. Sakit. Sangat sakit. Namun, dia akan bertahan. Ini belum di mulai. Dan dia tidak akan mungkin menyerah sebelum melaluinya.

Tak lama Jihyo sudah semakin tenang walau masih sesenggukan.

"Lebih baik?" tanya Taehyung

Jihyo menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Mau cerita sesuatu?" tawar Taehyung.

Jihyo terdiam. Menimbang. Apakah dia akan mengatakan kepada Taehyung atau tidak. Tapi, jika tidak. Dia takut, jika Taehyung akan marah.

Akhirnya dia mengangguk.

Taehyung tersenyum lembut melihat Jihyo menganggukkan kepalanya. Kemudian dia menuntun Jihyo ke kursi yang berada di rooftop dan mendudukkan dirinya dan Jihyo.

Jihyo menarik nafas dan menghembuskannya perlahan. Menghilangkan sedikit rasa sesak di dadanya.

"Orang yang di jodohkan dengan ku adalah dia. Siswa baru."

"Ne?"

TBC

Gimana?

Kyaa... Semoga syuka yaa... Semoga menghibur.
Jangan lupa ya tinggalin jejak setelah atau sebelum membaca.

Kalau banyak typo maaf ya..  Heheh...

Next chap aja yaa... See you

My Husband is GRUMPY |Yoongi × Jihyo|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang