Chapter 45

8.7K 604 17
                                    

Happy reading

Sinar matahari itu mengintip malu-malu melewati celah-celah kecil dari tirai yang berada di dalam ruangan bernuansa monocrome itu. Berlomba-lomba memasuki dan memberikan kehangatan di dalam ruangan tersebut. Berniat membangunkan makhluk hidup yang masih bergelung nyaman dengan selimut dan seorang yang dipeluknya erat. Tidak terusik dengan perbuatan yang dibuat oleh cahaya matahari pagi itu.

Hingga matanya harus mengerjap kala merasakan cahaya yang lebih terang masuk menembus retinanya.

Ternyata salah satu diantara kedua makhluk yang sedang nyaman dengan tidurnya terbangun dan membuka tirai jendela dengan remote control nya.

"Apa sangat nyaman?"

Suara seorang pemuda khas bangun tidur tertangkap indera pendengarnya yang membuatnya semakin nyaman dan membenamkan lebih dalam kepalanya di dada bidang pemuda tersebut.

Tunggu? Nyaman?

Mendengar suara seorang pemuda dan perkataan pemuda tersebut membuat seorang wanita yang sejak awal berada dalam zona nyamannya langsung saja sadar sepenuhnya dan duduk dengan tegap serta mata terbebelalak lucu. Terkejut? Tentu saja. Bagaimana bisa dia tidur dengan seorang pemuda? Bukankah sebelumnya dia tidak bersama dengan pemuda di hadapannya yang sedang berbaring dengan nyamannya serta menampilkan senyum menawan yang dapat memikat hati kaum hawa di seluruh dunia. Ohh... Abaikan kata seluruh dunia. Walau itu sebuah fakta.

"Aigoo... Kyeopta" ujar pemuda tersebut sambil mencubit gemas pipi wanitanya.

"Ba-bagaimana bisa?" tanya wanita tersebut yang belum sepenuhnya sadar dari keterkejutannya.

"Cha.. Mandilah dan sarapan. Aku tunggu di bawah. Arrachi?" kata pemuda tersebut dan melenggang meninggalkan wanitanya yang masih belum juga sadar.

Suara tertutupnya pintu kembali menyadarkannya dari keterkejutan dan memandang bingung pintu yang telah tertutup sempurna tersebut.

"Omona! Igo mwoya?" ujarnya dengan memiringkan kepala akibat bingung dengan situasi yang baru saja di rasakannya.

"Yaisshh.. Bagaimana bisa? Bukankah? Ahh. Molla. Aku akan mandi dan sarapan." monolognya tanpa mengetahui jika pemuda tadi tidak sepenuhnya pergi dari balik pintu dan mendengar perkataannya dengan senyum merekah di bibir tipisnya.

.
.
.

Suasana ruang makan cukup hening dan sedikit, canggung? Ya.. Begitulah yang terjadi di ruang makan. Hanya terdengar dentingan alat makan yang menjadi bakcsound dalam suasana tersebut.

Pemuda tersebut menyelesaikan makannya lebih dahulu dan menatap intens wanita yang sedang makan di hadapannya dengan lahap membuat kegiatannya terhenti dan menatap jengah pemuda tersebut.

"Wae?" tanya wanita tersebut yang kesal dengan sikap pemuda di hadapannya.

"Aniya." jawabnya masih dengan menatap wanitanya.

"Emm.. Arra. Bisa jelaskan?" tanya wanita tersebut pada intinya membuat pemuda dihadapannya menaikkan salah satu alisnya tanda tidak mengerti.

"Aku tahu. Kau mengerti. Jadi bisa jelaskan?" tanya wanita tersebut dengan sabar.

"Hufftt.. Bukankah semalam aku sedang bersama dengan SAHABATMU Jung Hoseok? Lalu bagaimana bisa aku bersama dengan mu pagi ini bahkan tidur bersama?" jelas wanita tersebut sambil menekankan kata 'SAHABAT'.

"Bukankah tidur bersama terdengar sangat ambigu?" tanya pemuda tersebut sambil menaik turunkan alisnya berniat menggoda wanita di hadapannya.

"Bisakah kau sedikit serius, tuan Min Yoongi ssi?" tanya wanita tersebut yang kesabarannya telah di ambang batas.

"Hn? Arraseo. Hoseok menelfon ku dan mengatakan jika kau bersamanya. Awalnya aku kaget dan sedikit kesal. Tapi, dia cukup baik. Dengan berkata tidak ingin ada kesalahpahaman di antara aku dan Hoseok. Dan aku juga terkejut saat mengetahui jika dia telah kembali ke Seoul. Dan yaah. Disinilah kau. Bersamaku dan tidur bersamaku semalaman." jelas Yoongi dengan kalimat akhir yang berniat menggoda wanita di hadapannya yang tak lain adalah Park Jihyo. Ahh.. Bukan! Tapi, Min Jihyo.

Jihyo hanya bisa menghela nafas panjang saat mendengar penjelasan Yoongi. Bukankah dia tidak bisa menyalahkan Hoseok disini? Walau dia adalah sumber utama dalam masalah ini? Hoseok benar, jika dia tidak memberitahu Yoongi perihal ini. Bisa menjadi kesalahpahaman dan masalah akan semakin rumit. Sedangkan masalah terus-terusan mengalir.

"Ya..."

Drrtt drrtt

Perkataan Jihyo terpotong akibat getaran ponsel Yoongi yang tergeletak begitu saja di atas meja makan.

"Yeobboseyo?"

"Hyung, neodiga? Bukankah kau ada rapat hari ini? Kenapa kau belum datang? Sebentar lagi rapat dimulai." kata orang di seberang telphone dengan sekali tarikan nafas membuat Yoongi memutar bola mata malas.

"Bicaralah perlahan, Namjoon ah. Apa kau baru saja di kejar hantu, eoh? Kau berbicara seperti seorang rapper, kalau kau mau tahu. Bersyukurlah aku mengerti apa yang kau katakan." kata Yoongi

"Yaisshh... Tidak ada hantu di siang bolong seperti ini, hyung. Dan kau bilang rapper? Bukankah aku seorang rapper dan sekaligur produser? Whooaahh... Jinjja ya? Kau melupakannya? Ashh... Jinjja?" tanya Namjoon tidak percaya

"Arraaaa.... Aku sedang tidak ingin keluar. Ada yang akan aku selesaikan. Ini lebih penting dari rapat yang kau katakan." jawab Yoongi yang mulai membahas tentang rapatnya hari ini.

"Yak, hyung. Bagaimana bisa kau mengatakan rapat ini tidak penting, eoh? Kau bisa untung besar jika bekerja sama dengannya, hyung. Datanglah! Dan apa yang kau katakan? Kau memiliki urusan yang lebih penting. Mwo?" tanya Namjoon yang kesal dengan sikap Yoongi. Yang menganggap rapat tersebut tidak lebih penting dari urusannya saat ini.

"Namjoonie ku yang tampan.. Gantikan aku hari ini, neee......"

"Shiro. Palli, hyung. Datanglah." tolak Namjoon

"Aisshh.. Gantikan hyung mu ini. Hyung ada urusan. Dan tidak ada penolakan. Hyung tutup." kata Yoongi mutlak dan menutup telphone sepihak membuat Namjoon menggeram dan mengumpat serapahi Yoongi yang sialnya sangat di sayanginya itu.

"Wae?" tanya Jihyo saat Yoongi usai memutuskan panggilan.

"Anni." jawab Yoongi membuat Jihyo menghela nafas.

Setelah perkataan itu, ruang makan kembali hening. Hanya deru nafas mereka yang terdengar mengisi kesunyian yang telah mereka buat.

Hingga akhirnya Yoongi menghentikan kesunyian tersebut dengan merapikan meja makan dan mencuci piring kotor yang telah di kumpulkannya.

Sedangkan Jihyo melihat kegiatan Yoongi dengan keterbungkamannya. Dia tidak pernah mengetahui jika Yoongi bisa memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah seorang diri. Apakah dia merasa bersalah? Entahlah! Hanya dia yang mengetahuinya.

Usai membereskan ruang makan. Yoongi menyusul Jihyo yang berada di ruang tengah. Duduk tepat di samping Jihyo dan menatapnya intens. Membuat Jihyo merasa risih dan menatap balik ke arah Yoongi membuat manik mata mereka bertemu.

"Jihyo ah." panggil Yoongi masih belum melepaskan kontak mata yang seakan menghipnotis dan menariknya lebih dalam. Begitu pula dengan Jihyo, yang tidak berniat melepas kontak mata tersebut.

"Em?" jawab Jihyo dengan gumaman.

"Bisakah aku memperbaikinya?"

"Ne?"

T
B
C

Kyaaa.... Annyeong chingu-deul.. How are you? Whoaahh... Maafin aku yang jarang up akhir-akhir ini. Gini ya? Rasanya di sibukin dengan tugas.

Umm.. Mianhae..

Ahh.. Gimana sama chapter ini? Semoga suka nee...

Tunggu kelanjutannya yaa... See you next chapt.

Maafin juga ya kalau ada typo yang nyempil di tiap kata.

Hehe

My Husband is GRUMPY |Yoongi × Jihyo|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang