Happy reading
"Hyung. Istirahatlah." kata Namjoon. Dapat dilihat dari raut wajahnya yang khawatir akan keadaan Yoongi yang terbilang sangat mengenaskan.
Baju yang compang-camping, rambut yang berantakan, tubuhnya yang semakin-terlihat dari pipinya yang semakin tirus-kurus. Mata merah bengkak, di hiasi lingkaran hitam, dan wajahnya yang sangat pucat. Serta bibir kering pecah-pecah. Benar-benar terlihat seperti mayat hidup.
"Hyung. Jebal. Aku akan menjaganya, jangan seperti ini. Kau sudah tidak makan beberapa hari ini, terakhir kau makan dan beristirahat tiga hari yang lalu." bujuk Namjoon yang sangat prihatin dengan terpukulnya Yoongi.
"Aku tidak akan makan, lagi. Namjoon ah. Sebelum dia bangun." kata Yoongi masih belum beranjak dari duduknya. Menggenggam tangan Jihyo dan memandang kosong ke wajah Jihyo.
Bahkan semua orang iba melihat keadaan Yoongi yang jauh dari kata baik-baik saja. Sudah satu minggu Jihyo koma. Dan baru satu kali Yoongi memakan makanan yang di bawakan untuknya. Itupun karena ancaman dari ibunya. Dan selama satu minggu itu pula dia tidak pernah tidur. Jangankan tidur, beranjak dari tempat duduknya pun tidak. Dia benar-benar terpukul.
Kerjaan dan perusahaannya terbengkalai beberapa waktu. Beruntung Seokjin, kakak tertua Namjoon mau menghandle selama beberapa hari, hingga dua hari yang lalu, diambil alih kembali oleh ayah Yoongi. Berhubung keadaannya sudah jauh lebih baik dari saat Jihyo awal masuk rumah sakit.
"Hyung. Jebal. Jika kau tidak ingin pulang. Setidaknya istirahatlah di sini. Jihyo noona akan sedih jika melihatmu seperti itu." bujuk Namjoon yang belum menyerah dengan sifat keras kepala Yoongi.
Mendengar nama Jihyo disebut. Membuat Yoongi mengangkat kepalanya dan memandang nanar ke arah Namjoon. Menghela nafas sebentar dan mulai berjalan sempoyongan menuju sofa.
"Mandi dulu, hyung. Kau sudah seperti zombie." ujar Hoseok sambil melempar paper bag berukuran sedang ke arah Yoongi. Beruntung Yoongi memiliki refleks yang bagus hingga dia bisa memangkapnya. Dan melenggang menuju kamar mandi.
"Yeobo. Kau yakin? Akan memisahkannya? Tidak lihatkah kau bagaimana keadaannya?" tanya ibu Jihyo saat Yoongi telah masuk kamar mandi.
Ayah Jihyo menghela nafas berat saat mendengar pertanyaan istrinya. Siapa yang akan tega jika melihat keadaan Yoongi yang sangat mengenaskan seperti sekarang ini?
"Entahlah. Aku tidak tega. Tapi, mungkin itu jalan terbaik. Satu-satunya yang bisa memutuskan ini adalah Jihyo." kata ayah Jihyo sambil memandang sendu putrinya yang belum juga membuka matanya.
Ckleek
Terbukanya pintu kamar mandi membuat ibu Jihyo mengurungkan niatnya akan bertanya lebih kepada suaminya. Dia tidak mungkin, bukan? Bertanya sedangkan orang yang akan dia tanyakan kepada suaminya ada di antaranya?
Hampir saja Yoongi berbaring di sofa. Namun, ada saja yang menganggunya.
"Yak.. Kalian menyuruhku istirahat. Tapi kalian selalu saja menghancurkannya" gerutu Yoongi dengan raut wajah sebal.
"Kau harus makan. Baru kau bisa tidur." ujar seseorang di depan pintu ruang rawat.
Membuat atensi Yoongi beralih untuk melihat siapa yang berbicara dengannya. Walau dia sangat mengenali suara tersebut.
"Taehyung?"
"Wae? Makanlah, hyung. Aku tidak mau sahabatku khawatir saat melihat tubuhmu. Yang hanya terbalut kulit tanpa daging." kata Jungkook ketus.
Walau tidak bisa di pungkiri jika dia juga tak kalah khawatir dengan semua orang saat melihat keadaan Yoongi.
Yoongi menghela nafas pasrah dan mulai menyantap makanan yang di bawa Taehyung dan Jungkook dari cafetarian rumah sakit.
Yang membawakan makanan untuk Yoongi adalah Jungkook dan Taehyung. Saat mereka masuk ke ruang Jihyo. Mereka melihat keadaan Yoongi jauh dari kata baik-baik saja dan mendengar pembicaraan Yoongi dengan sahabatnya. Dan Yoongi tidak menyadari, sangat tidak menyadari kehadiran mereka. Bahkan, Yoongi tidak memandang wajah Namjoon yang memelas saat membujuk Yoongi untuk istirahat. Pandangan Yoongi hanya terfokus ke wajah Jihyo, dan memandangnya dengan pandangan kosong.
Yoongi benar-benar merasa terpukul dan larut dalam penyesalan mendalam. Dia bagaikan manusia tanpa raga. Entah melayang kemana raganya itu. Bahkan dia sangat jarang menanggapi orang-orang yang mengajaknya berbicara. Dia hanya berbicara seperlunya dan kembali dalam zona nyamannya, memandang kosong Jihyo dan mengelus surainya. Serta membisikkan sesuatu, berharap Jihyo dapat membuka matanya, siuman dari komanya.
Setelah selesai memakan makanan yang di berikan Taehyung dan Jungkook, Yoongi langsung saja merebahkan tubuhnya ke sofa. Dan tidak berselang lama, Yoongi telah memasuki alam bawah sadarnya. Sepertinya dia sangat lelah.
Melihat Yoongi tertidur pulas membuat ibunya terisak tertahan dalam dekapan suaminya. Baru beberapa menit mereka tiba di ruang rawat Jihyo setelah ayah Yoongi kembali dari kantor.
Ibu Yoongi sangat terpukul melihat anaknya terpuruk dan terperangkap dalam rasa bersalah yang amat sangat besar.
"Hiks.. Apakah sangat sakit, baby? Bahkan, hikss.. Kau tidak seperti ini saat 'dia' meninggal." kata ibu Yoongi di sela-sela isakannya.
Membuat semua orang mengernyit bingung. Namun, tidak dengan ayah serta sahabat Yoongi yang mengetahui permasalahan ini.
"Apa maksudnya?" tanya Jungkook entah kepada siapa.
"Dulu. Dia memiliki seorang sahabat. Dia yeoja. Sangat baik. Sifat hangatnya dan keluguannya dapat mengubah kepribadian dingin Yoongi. Dia adalah kekasih Jimin, sahabat lain Yoongi. Dan juga sahabat Namjoon serta Hoseok. Namun, Jimin memiliki nasib yang tidak sama dengan sahabatnya. Jimin terlahir dari keluarga menengah kebawah. Walau begitu, Yoongi, Namjoon, serta Hoseok masih mau berteman dengannya. Mereka sering bersama. Sekolah bersama, bermain bersama, melakukan apapun bersama-sama. Mereka memiliki banyak kesamaan, terutama di bidang musik. Dan saat itu, saat mereka memenangkan kejuaraan lomba musik di sekolahnya. Jimin mengenalkan kekasihnya kepada sahabatnya. Awalnya, Yoongi hanya cuek dengan kekasih Jimin. Namun, karena keluguannya. Dia berhasil mengambil hati Yoongi. Yoongi telah menganggapnya seperti adiknya sendiri. Sama seperti sahabatnya." jeda ayah Yoongi
"Kemudian, kabar duka datang. Kekasih Jimin mengalami kecelakaan dan pergi dari kami selamanya. Dan itu membuat Yoongi hyung terpuruk. Dia kembali bersikap dingin kepada semua orang. Terkecuali kepada Namjoon. Walau dia juga terkadang bersikap hangat kepadaku. Namun, aku tau Yoongi hyung lebih menyanyangi Namjoon. Karena, sikap Namjoon yang mirip dengan sikap kekasih Jimin. Tapi, saat itu. Yoongi hyung tidak seterpuruk ini. Dia hanya banyak diam jika di depan umum dan tetap merawat dirinya. Walau terkadang dia menghabiskan waktu di studio. Dan yang bisa membuatnya keluar hanya Namjoon. Jika orang lain masuk kedalam studionya, maka dia akan murka. Dan itu tidak berlanjut lama. Hanya sekitar satu minggu. Namun, sikap dinginnya berlanjut hingga kini." jelas Hoseok melanjutkan perkataan ayah Yoongi yang terjeda.
"Lalu? Dimana Jimin?" tanya Taehyung. Karena, dia baru mendengar nama itu dan tidak pernah melihatnya.
"Dia kembali ketanah kelahirannya tidak lama setelah kekasihnya meninggal. Jimin sangat terpukul saat melihat kekasihnya yang sudah tidak bernyawa lagi. Karena, Jimin merupakan namja yang sangat setia." final Hoseok membuat Taehyung mengangguk mengerti.
T
B
CJihyo belum siuman. Udah seminggu noh, dia koma.
Dan keadaan Yoongi ngenes. Kan kasian Yoongi nya.
Hmm... Next chap aja yaa....
Maafin kalau banyak typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband is GRUMPY |Yoongi × Jihyo|
Ficção GeralKetika kehancuran kehidupan Jihyo di awali sejak pernikahannya dengan lelaki tampan Yoongi. Tidak ada lagi kebahagiaan yang akan di rasakan Jihyo saat dia bersama dengan suaminya, Yoongi. Apakah Jihyo akan terus tersiksa? Atau dia akan bahagia suatu...