Chapter 11

9.7K 643 4
                                    

Happy reading

Musim semi tidak lama lagi akan berakhir. Dan ujian kelulusan tingkat 3 di Seoul High School tinggal menghitung hari.

Berbagai pikiran berkecamuk di kepala Jihyo. Saat ini dia sedang berada di tempat favoritnya untuk menenangkan diri, rooftop gedung sekolahnya. Walau dirinya sedang di rooftop, namun pikirannya melayang di kejadian beberapa minggu yang lalu.

Keluarga Jihyo memasuki ruangan yang telah di siapkan. Di sana, Jihyo dapat melihat lelaki dan wanita yang umurnya tidak jauh berbeda dengan orang tuanya melihat kearah mereka dengan senyuman yang merekah di bibirnya.

Wanita tersebut menggunakan black long dress yang sangat serasi dengan lelaki yang berada di sampingnya yang menggunakan tuxedo. Pakaian formal namun terkesan santai.

Jihyo dan orang tuanya mendekati sepasang suami istri tersebut. Begitulah yang dapat Jihyo tarik kesimpulan saat melihat lelaki dan wanita yang tersenyum ke arah keluarga Jihyo.

"Annyeong haseyo." sapa orang tua Jihyo sambil menunduk dan bersalaman. Berbeda dengan ibunya yang memeluk wanita tadi.

"Apa kami terlambat?" tanya ayah Jihyo sesaat setelah mereka duduk di kursi yang telah di siapkan.

"Tentu saja tidak. Kami juga baru sampai." jawab wanita yang berpelukan dengan ibu Jihyo tadi.

"Aisshh... Sepertinya putra ku terlambat. Maaf, dia sepertinya ada urusan sebentar." kata Tn.Min kepada ayah Jihyo.

Ayah Jihyo hanya terkekeh dan menganggukan kepalanya, mengerti dengan keadaan putra Tn.Min.

"Chagiya? Ayo duduk. Tidak perlu gugup." kata Ny.Min kepada Jihyo.

Jihyo tersadar saat seseorang menyentuh lengannya lembut. Ternyata Jihyo sedari tadi berdiri dengan pandangan kosong. Dia sangat bingung. Dan dia juga merasakan tekanan. Entahlah tekanan seperti apa yang dia rasakan. Yang jelas dia tidak bisa mendeskripsikannya. Satu yang dapat dia ketahui. Dia takut. Yaa... Dia merasa ketakutan. Dia merasa akan ada bencana yang datang menemuinya.

"Aigoo.... Kajja chagiya. Yakk... Lihatlah, dia sangat cantik. Aigoo... Bukankah aku tidak salah pilih, yeobo?"

"Yaishh... Eonnie... Bukan salah pilih. Tapi, aku yang merawatnya hingga secantik ini. Bukankah kau juga harus memuji ku?." gerutu ibu Jihyo yang membuatnya mengernyit, bingung dengan perkataan ibunya.

"Kau ingin mengetahui sesuatu, bukan? Duduklah. Eommeonim akan menceritakan sesuatu. Sambil menunggu putra eommeonim datang." kata Ny.Min sambil menuntun Jihyo ketempat duduk. Jihyo tidak bisa menolak. Dia pasrah saat wanita tersebut menuntunnya di kursi yang masih kosong.

Jihyo duduk di kursi dan melirik ke sebelah kanannya yang terdapat kursi yang masih kosong. Mungkin untuk putra mereka, begitulah batin Jihyo. Sedangkan Jihyo duduk berhadapan dengan ayahnya yang tersenyum lembut ke arahnya.

"Begini baby. Sebelumnya, eomma dan appa mu adalah sahabat Eommeonim dengan abeoji. Sebenarnya masih ada lagi, ahjumma dan ahjussi Jung serta Kim. Namun, mereka tidak bisa hadir karena saat ini mereka tidak ada di Korea." kata Ny.Min memulai ceritanya, Jihyo hanya bisa mendengar tanpa berniat memotongnya.

"Sebelum kau lahir, eommeonim lebih dulu melahirkan seorang putra. Dan tak lama kemudian, oemma mu juga melahirkan. Betapa senangnya eommeonim saat mengetahui bahwa anak eomma mu seorang putri. Dia cantik. Sangat cantik.
Dan saat itulah, eommeonim dan abeoji telah berjanji akan menjodohkan putra kami dengan putri eomma dan appa mu suatu saat nanti. Dan saat itu telah tiba. Putra eommeonim telah dewasa, dia sudah bisa memegang penuh kekayaan keluarga Min. Dan kamu, chagi. Eommeonim yakin, kamu sudah bisa menjadi istri yang baik." lanjut Ny.Min dengan mata berbinar.

Jihyo dapat melihat dengan jelas binar mata itu. Dan Jihyo tidak akan mungkin tega menghilangkan binar mata di wajah cantik wanita yang menyebut dirinya 'eommeonim'.

"Lalu, bagaimana dengan pendidikan Jihyo? Apa Jihyo akan menghentikan pendidikan hanya sampai disini?" tanya Jihyo

"Aniyo... Itu bisa di pikirkan setelah menikah. Benarkan Tn dan Ny Park?" tanya Tn.Park setelah lama terdiam.

Ayah dan ibu Jihyo hanya bisa menganggukkan kepalanya sebagai respon dari pertanyaan sahabatnya.

Jihyo yang melihat itu hanya bisa menghela nafas pasrah. Dia tidak mungkin akan menolak perjodohan ini dan membuat semua orang kecewa kepadanya. Hell no. Big NO.. Dia tidak setega itu.

"Apa aku terlambat?"

Deg!

Hanya 3 kata. 3 kata yang bisa membuat jantung Jihyo berdetak abnormal. Bukan. Bukan pertanyaannya yang membuat jantung Jihyo berdetak kencang. Tapi suara, suara seorang pria yang terkesan dingin, angkuh, dan tegas. Dia kenal. Yaa... Dia mengenali suara pria tersebut. Dia adalah..

"Min Yoongi?" lirih Jihyo, yang tidak bisa di dengar oleh semua orang. Termasuk pemilik nama.

Sekarang dia tahu. Kenapa dia merasa detakan jantungnya menggila dan tekanan serta rasa takut yang melambung tinggi di hatinya. Dia tahu alasannya. Dia tahu. Itu karena Yoongi. Pria yang sangat di hindarinya akhir-akhir ini karena sikapnya terhadap Jihyo saat di taman belakang sekolah Seoul High School beberapa saat yang lalu.

Berbagai pertanyaan terngiang di otak kecilnya.

Apakah hidupnya akan berakhir saat ini juga? Apakah dia akan merasa bahagia setelah menikah dengan dia? Apakah sifatnya akan berubah setelah menikah dengannya nanti? Apakah dia harus menolak perjodohan ini? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang berputar-putar di kepalanya.

Satu. Ya.. Satu pertanyaan yang sangat ingin Jihyo ketahui jawabannya. Apakah dia akan baik-baik saja setelah menikah dengan seorang Min Yoongi?

"Baby. Hey..."

"Ne?"

TBC
Gimana dengan chapter ini? Seru? Nggak ya kayaknya 😑

Semoga aja menghibur.

Jangan lupa ya tinggalin jejak ya..
Maafin kalau banyak typonya.

Ok. See you next chapter.

 See you next chapter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Husband is GRUMPY |Yoongi × Jihyo|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang