Happy reading
"Hyung. Hentikan!" teriak Namjoon kalap.
Pasalnya, sejak Yoongi masuk kedalam apartemennya. Dia terus saja meneguk whisky dari botolnya tanpa henti. Bahkan, sekarang dia telah menghabiskan botol ke enam. Dan itu merupakan rekor terbanyak yang Yoongi minum. Karena, telah di ketahui jika Yoongi tidak suka minuman beralkohol.
Satu minggu yang lalu, saat Namjoon mengatakan bahwa dia ingin menjaga Yoongi. Dan selama satu minggu terakhir, Namjoon telah tinggal bersama Yoongi di apartemennya. Itu semua adalah keinginan Yoongi sendiri.
Dan selama satu minggu ini. Keadaan Yoongi baik-baik saja. Dia makan dengan teratur, istirahat teratur, dan menuruti semua perkataan Namjoon.
Namun, malam ini. Entah apa yang menyebabkan Yoongi sangat kacau.
"Ja.. Jangan hentikan aku Namjoon!" kata Yoongi, tidak mengindahkan perkataan Namjoon.
"Hyung!" lagi, Namjoon berteriak karena Yoongi tidak menuruti perkataannya.
"Dia meninggalkan ku. Dia mencampakkan ku. Dia telah melupakanku. Dia sudah tidak mencintaiku lagi. Dia masih belum memaafkanku." racau Yoongi.
Namjoon diam. Dia dengan setia berada di samping Yoongi, mendengarkan setiap kata yang keluar dari bibir tipisnya.
Namjoon tidak bodoh, hingga dia tidak mengetahui siapa yang Yoongi maksud. Hanya saja, dia bingung. Apa yang menyebabkan Yoongi kembali kacau dan terpuruk.
Hingga Namjoon merasakan beban di pundak kirinya. Ternyata, Yoongi terlampau lelah hingga tertidur di pundak Namjoon.
Namjoon hanya tersenyum tipis saat melihat wajah damai Yoongi, mengusap lembut surainya. Merengkuhnya kedalam dekapan hangatnya. Kemudian, menggendong bridal style menuju kamarnya.
Sampai dikamar Yoongi, Namjoon melepas satu persatu pakaian yang melekat di tubuh Yoongi dengan sabar. Kemudian, mengganti pakaian yang bau alkohol itu dengan piyama tidur. Setelah selesai, mematikan lampu kamar. Tidak lupa untuk mencuri kecupan di dahi Yoongi. Dan ikut berbaring di samping Yoongi. Memeluknya dari samping, kemudian mengarungi dunia mimpi bersama.
.
.
."Morning, hyung." sapa Namjoon dengan suara serak khas bangun tidur, saat melihat Yoongi mengerjapkan matanya guna menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya.
Yoongi mengalihkan penglihatannya ke samping, dan menemukan Namjoon yang sedang tersenyum manis dengan lengan yang memeluk tubuhnya.
"Morning." balas Yoongi dengan senyum manisnya.
Yoongi, Hoseok, dan Namjoon telah terbiasa tidur bersama. Itu sebabnya mereka bersikap biasa. Terlebih Namjoon, dia sangat suka tidur bersama Yoongi dan Hoseok sambil memeluk Mereka.
"Em... Kenapa kepala ku pusing?" gumam Yoongi sambil memijat pelipisnya.
"Kau terlalu banyak minum, hyung. Ada apa sebenarnya dengan mu?" tanya Namjoon sambil menjelaskan apa yang menyebabkan Yoongi pusing.
Yoongi mengernyit mendengar perkataan Namjoon. Dia terlalu banyak minum?
Ahhh... Sepertinya dia mengingat sesuatu.
"Kau kenapa, hyung?" tanya Namjoon lagi, karena Yoongi tidak menjawab pertanyaannya.
"Apa aku terlalu buruk untuk di maafkan, Namjoonie?" tanya Yoongi, tidak menjawab pertanyaan Namjoon.
Namjoon menghela nafas. Dia sudah biasa dengan sikap Yoongi. Jika dia menanggung masalah yang cukup berat. Maka, Yoongi tidak akan menjawab pertanyaan yang di lontarkan untuknya. Justru dia akan bertanya hal lain.
"Apa maksudmu, hyung? Kenapa kau berkata seperti itu?"
"Apa aku tidak bisa di maafkan, Namjoonie?" lagi, Yoongi tidak menjawab pertanyaan yang di berikan Namjoon untuknya. Dia hanya bertanya, apa yang berada di otaknya saat ini.
"Tentu saja tidak, hyung. Kau ini mengatakan apa? Apa yang mengganggu pikiranmu? Hingga kau bertanya aneh seperti ini?" tanya Namjoon yang mulai jengah dengan arah bicara Yoongi.
"Apa aku harus menghilang? Hi.."
"Cukup, hyung! Ada apa? Kau bisa bercerita denganku." kata Namjoon tegas. Pasalnya, Yoongi telah hilang kendali akan perkataannya.
"Dia sudah tidak mencintaiku, Joon. Dia tidak menginginkanku. Dia tidak mau memaafkan kesalahanku." racau Yoongi.
"Hyung. Dengar. Kau harus positive thinking. Apa kau mendengar langsung dari, Jihyo noona? Jika dia sudah tidak mencintaimu? Jika dia tidak menginginkanmu? Jika dia tidak memaafkanmu? Tidak! Jadi, hyung. Jebal. Jangan seperti ini. Kau membuat ku seakan tidak berguna. Seakan tidak di butuhkan. Seakan pengganggu. Jebal." kata Namjoon memohon.
Ucapan Namjoon langsung menohok di hati Yoongi. Dia tidak pernah merasa jika Namjoon tidak berguna. Justru Namjoon sangat berguna untuknya. Tanpa Namjoon, Yoongi tidak akan bisa menghadapi masa-masa sulitnya.
"Anniya. Hyung tidak pernah mengatakan seperti itu, Namjoonie. Mianhaeyo. Pikiran hyung benar-benar kacau." kata Yoongi sambil memeluk Namjoon erat.
"Apa yang mengganggu pikiranmu, hyung?" tanya Namjoon sambil merenggangkan pelukannya.
"Aku melihat Jihyo bersama dengan seorang namja di taman bermain dekat perusahaan." kata Yoongi.
"Lalu? Kau menyimpulkan jika mereka menjalin sebuah hubungan?" tanya Namjoon tidak percaya.
Bagaimana mungkin, seorang Min Yoongi yang biasa bersikap tenang dalam menghadapi masalah bisa gegabah dan menyimpulkan sesuatu tanpa berpikir dua kali lagi? Itu bukanlah sifat Yoongi.
"Tentu saja Namjoon ah. Mereka berpelukan. Jika bukan menjalin suatu hubungan? Lantas apa? Dan namja itu bukanlah sahabatnya. Dia namja yang tampan. Dan aku tidak pernah melihat atau bertemu dengannya." kata Yoongi frustasi sambil mengacak surainya.
"Tenanglah, hyung. Darimana kau tahu jika mereka menjalin suatu hubungan? Bagaimana jika mereka adalah keluarga? Bagaimana jika namja itu adalah sahabatnya? Itu bisa saja terjadi kan? Tidak selamanya, orang berpelukan telah menjalin hubungan. Bukankah aku biasa memeluk teman-temanku di luar negeri? Padahal kami tidak berkencan." kata Namjoon memberi nasehat kepada Yoongi. Agar Yoongi tidak terus-terusan salah paham dan menyimpulkan suatu hal sesuka hatinya.
Itulah Yoongi. Dia akan mengambil kesimpulan tanpa berpikir dua kali jika tentang seorang gadis yang di sayanginya. Sayang? Apakah Yoongi mulai menyayangi Jihyo? Yaa... Yoongi memang telah menyayangi Jihyo. Entahlah. Sejak kapan dia merasakan hal itu.
"Kau benar Namjoon ah. Belum tentu mereka berkencan. Tapi, aku akan mencari tahu sendiri. Aku akan mendapatkan informasi tentangnya." kata Yoongi dengan seringainnya.
"Yak. Hyung. Jangan tersenyum seperti itu. Itu sangat mengerikan. Apa yang kau rencanakan jika memang mereka berkencan?" tanya Namjoon bergidik.
"Kau akan Tahu. Jika waktunya tepat." kata Yoongi, masih mempertahankan seringaiannya.
"Jika mereka tidak berkencan?" tanya Namjoon.
"Itu bagus." final Yoongi.
Namjoon hanya menghela nafas. Sekali lagi. Dia sudah terbiasa dengan sikap Yoongi.
T
B
CGimana??? Hayooo... Jihyo jalan bareng siapa? Terus Yoongi ngerencanain apa?
Hwaa... Next chap aja ya..
See you... Maafin kalau banyak typo nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband is GRUMPY |Yoongi × Jihyo|
Fiksi UmumKetika kehancuran kehidupan Jihyo di awali sejak pernikahannya dengan lelaki tampan Yoongi. Tidak ada lagi kebahagiaan yang akan di rasakan Jihyo saat dia bersama dengan suaminya, Yoongi. Apakah Jihyo akan terus tersiksa? Atau dia akan bahagia suatu...