Chapter 17

9.7K 662 24
                                    

Happy reading

Yoongi dan Jihyo sedang dalam perjalanan menuju hotel yang sudah di siapkan keluarganya. Salah satu hotel milik keluar Jung.

Selama di perjalanan tidak ada pembicaraan. Hening. Sepertinya mereka tidak berniat memulai pembicaraan. Atau mereka sama-sama lelah? Begitulah sepertinya.

Acara pernikahan mereka telah usai satu jam yang lalu. Banyak yang memberi selamat dan do'a untuk mereka.

25 menit berlalu, membuat lamborghini mewah yang di kendarai Yoongi memasuki basement hotel.

Mereka keluar dari mobil dan memasuki hotel, serta menuju ke lift. Kamar mereka berada di lantai 13 kamar 133.

Lift terbuka membuat mereka keluar dan melangkahkan kaki ke kamar yang sudah di siapkan.

Clek.

Pintu terbuka. Mereka masuk kedalam kamar dan di suguhkan dengan kemewahan.

Satu kasur king size, tv 42 inch, kamar mandi, nakas di samping kasur, lemari pakaian, lemari es, sofa, meja rias, dan balkon.

Tanpa banyak bicara Yoongi melenggang masuk ke kamar mandi setelah mengambil pakaian ganti, meninggalkan Jihyo yang masih di landa kegugupan. Tidak, Jihyo bukan hanya gugup. Perasaannya bercampuk aduk. Sunggu. Dia merasa kesal, bahagia, marah, kecewa, gugup, takut, tidak percaya.

Jihyo mengabaikan perasaannya dan berjalan ke meja rias. Membersihkan riasan wajahnya serta melepas aksesoris yang melekat di tubuhnya.

Usai melepas semua aksesoris dan juga membersihkan riasan wajahnya. Jihyo termenung. Masih memikirkan perkataan-perkataan tamu undangan pernikahannya. Mereka bahagia atas pernihannya dengan Yoongi. Memberikan mereka do'a dengan tulus.

Apakah dia bisa bertahan dengan orang di cintainya? Sedangkan orang yang dia cintai mencintai orang lain. Banyak pertanyaan yang terus berputar-putar di otak Jihyo.

Hingga suara pintu menyadarkannya. Pintu kamar mandi. Yoongi baru saja keluar dari kamar mandi, rambutnya masih basah dengan jejak air yang menetes dari helai-helai rambutnya. Tangannya terulur mengusap untuk mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Tubuh atletisnya sudah terbalut oleh piyama hitam bergaris putih yang di ambilnya sebelum mandi tadi.

Jihyo memalingkan pandangannya dari tubuh sexy Yoongi. Dan beranjak dari duduknya, Membuka lemari untuk mengambil pakaian yang bisa di gunakannya.

Pandangannya jatuh pada piyama tidur yang berwarna putih. Tidak begitu sexy jika dia gunakan. Begitulah pikirnya.

Jihyo masuk kedalam kamar mandi dan mulai membasuh tubuhnya dengan air hangat.

Jihyo keluar dari kamar mandi dengan wajah segar setelah 15 menit di dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Di lihatnya Yoongi sedang bersandar di sandara tempat tidur sedang asik memainkan ponsel pintarnya, hingga pandangan Yoongi teralihkan kepada Jihyo yang sedang menyisir rambutnya di meja rias.

"Malam ini kau tidur di sofa."

Perkataan Yoongi membuat Jihyo menghentikan tangannya yang sedari tadi menyisir lembut rambutnya.

Jihyo tidak bergerak. Dia hanya diam memandang pantulah diri Yoongi dari cermin di hadapannya.

Jihyo hanya menurut, tanpa berbalik melihat Yoongi. Jihyo melangkahkan kaki jenjangnya ke Lemari dan mengambil selimut. Meletakkan selimut di sofa dan beranjak ke balkon kamar hotel. Melihat indahnya pemandangan kota dari lantai 13.

Kelap-kelip lampu bagaikan bintang di langit. Indah. Sangat indah. Jihyo hanyut dalam pikirannya. Sebenarnya dia sangat lelah dan juga lapar. Namun, mengingat Yoongi yang sangat dingin membuatnya menahan rasa laparnya.

Tepat pukul 23.15 Jihyo baru beranjak dari balkon dan memutuskan untuk tidur. Besok adalah hari yang panjang untuknya.

.
.
.

"Tidak bisakah kau bekerja dengan baik? Dasar tidak becus. Kau ingin melukai kekasihku, HAH?" tanya Yoongi dengan nada tinggi. Membuat Jihyo menunduk tidak berani menatap Yoongi.

Sudah 1 bulan Yoongi dan Jihyo berstatus sebagai suami istri. Mereka tinggal di sebuah wilayah kompleks elite, yang hanya bisa di beli oleh orang menengah atas.

Rumah mewah 2 lantai, yang di dominasi oleh warna putih tersebut memiliki halaman yang luas. Depan dan belakang. Di halaman belakang terdapat kolam berenang dan juga kursi santai. Sedangkan di halaman depan rumah mereka terdapat taman dan juga kolam ikan. Taman yang di dominasi oleh bunga mawar warna-warni itu memikat kupu-kupu cantik hinggap untuk mengambil sarinya. Rumput hijau serta pohon-pohon yang tertanam dan juga tataannya yang sangat rapi menambah kesan mewah dan indah pada taman tersebut. Keluarga mereka memang memiliki tukang kebun yang sangat profesional dalam mengolah tanaman. Namun, ada satu tempat yang di larang Jihyo untuk di jamah tukang kebunnya. Yaitu taman di samping kanan rumahnya. Taman yang indah dan bersih. Terdapat bangku panjang dan ayunan untuk dua orang. Serta berbagai macam bunga yang selalu di tanamnya kala dia merasa bosan.

Selama sebulan menikah dengan Yoongi. Hidup Jihyo benar-benar tak memiliki arti. Dia hancur. Sangat hancur. Orang yang di cintainya terlampau kasar kepadanya. Tak ada kelembutan dalam sikap dan perkataannya. Namun, dia akan terus bertahan. Dia tidak akan menyerah begitu saja tanpa membuahi hasil yang memuaskan.

"Mianhae. Aku tidak sengaja menyenggol meja." kata Jihyo sambil menundukkan kepalanya. Takut dengan tatapan tajam dan amarah Yoongi yang mengluap.

Jihyo hampir saja menumpahkan coklat panas yang di buatnya untuk Yoongi dan Nancy, akibat dia tidak sengaja menyentuh meja. Dan itu membuat Yoongi murka.

Hari ini Yoongi berencana untuk menghabiskan waktunya bersama dengan Nancy di rumahnya. Namun, sepertinya mood Yoongi rusak akibat ulah Jihyo.

Yoongi menghela nafas kasar dan menarik lembut lengan kekasihnya agar berdiri.

'Kapan kau akan bersikap lembut seperti itu kepada ku Yoongi ah?' jerit batin Jihyo memandang sendu tangan Yoongi yang berada di lengan Nancy.

"Sebaiknya kita pergi. Aku muak melihat wajahnya." kata Yoongi sambil berlalu di hadapan Jihyo di ikuti dengan Nancy yang di tarik lembut Yoongi keluar dari kediaman Yoongi dan Jihyo.

Nancy hanya memandang remeh Jihyo dan tersenyum penuh kemenangan.

Setelah Nancy dan Yoongi tidak terlihat lagi, Jihyo meraung. Menangis sejadi-jadinya.

Mengapa bisa dia berbuat kesalahan? Yoongi semakin membencinya akibat kesalahannya dan hampir mencelakai kekasihnya. Bagaimana bisa dia mengambil hati Yoongi? Jika Yoongi sangat membencinya.

Jihyo terus menangis dan merutuki kecerobohannya.

Satu bulan dia sudah bersama dengan Yoongi. Namun, dia masih belum bisa mengetahui isi hati Yoongi. Bahkan, dia sangat jarang berinteraksi dengan suaminya itu.

Mereka juga berpisah kamar. Jihyo selalu tidur di kamar tamu. Dan mandi di kamar tamu setelah menggambil pakaian di kamar utama. Kamar dia dan Yoongi. Seharusnya! Namun, sepertinya itu hanya mimpi belaka bagi Jihyo.

TBC

Gimana? Nohh... Udah sebulan Jihyo sama Yoongi nikah.

Tapi koc nggak ada manis-manisnya ya? Sabar, belum waktunya.😅

Ehh.... Ngomong-ngomong itu Nancy kenapa koc senyumanya gitu? Apa dia yang sebenarnya dalang di balik kecerobohan Jihyo? Jangan berpikir negatif dulu. Belum ada kebenarannya.

Terus Kapan kebenarannya? Sabar. Ntar juga tahu koc. Hehee....

Jihyo kasian yaa😢😢.. Hwaaaaaa...... Nggk tahan.. Hiksss.... *lebay

Udahlah. Next chap aja. Maafkan kalau banyak typo dan tidak sesuai dengan keinginan kalian.

Semoga menghibur.

Jangan lupa jejak.

And see you

My Husband is GRUMPY |Yoongi × Jihyo|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang