Chapter 24

10K 701 13
                                    

Happy reading

Attention please
Chingudeul. Aku mau bikin cerita baru. Cast utamanya Taetae. Genre nya horror sama psych. Mau mampir gak? Kalau mau aku publish.

Respond yak😊

"Bagaimana keadaan putri saya, uisa?" tanya ibu Jihyo setelah Jihyo selesai di periksa oleh dokter. Dia adalah dokter Bang. Itulah yang orang-orang panggilkan untuknya.

20 menit yang lalu mereka tiba di rumah sakit terdekat dan menunggu selama 15 menit. Karena, dokter Bang harus memeriksa pasien yang datang terlebih dahulu. Dan penantian 15 menit itu berakhir sehingga sekarang Jihyo sudah di periksa oleh dokter Bang.

Dokter Bang hanya tersenyum tulus. Tidak menjawab pertanyaan ibu Jihyo. Dan itu membuat mertua dan ibu Jihyo khawatir. Berbanding terbalik dengan Yoongi yang masa bodoh.

"Apa dia sakit parah, uisa?" tanya ibu Yoongi cemas.

Dokter Bang kembali tersenyum tulus. Namun, kali ini di sertai dengan gelengan kepala. Hal itu membuat ibu Yoongi, ibu Jihyo, dan Jihyo menghela nafas lega.

"Selamat Nyonya. Usia kandungan putri anda sudah memasuki minggu ketiga." kata dokter Bang.

"Ne?" tanya ibu Jihyo seakan tidak mendengar perkataan dokter Bang.

"Apakah menantu saya hamil, uisa?" tanya ibu Yoongi seakan tak percaya.

"Saya hamil, uisa?" tanya Jihyo dengan mata berkaca-kaca. Dia bahagia, sungguh. Namun, tidak memungkinkan jika dia tidak memiliki perasaan cemas. Tentu saja dia cemas. Karena, Jihyo yakin. Hanya dia yang menginginkan bayi tersebut, sedangkan Yoongi sama sekali tidak.

"Istri saya hamil, uisa?" tanya Yoongi tidak percaya dengan mata membulat. Kaget? Tentu saja. Pasalnya, mereka hanya satu kali melakukan dan Jihyo hamil.

"Ya. Sekali lagi selamat. Tolong jaga kesehatannya. Hamil pertama dan usia kandungan yang masih muda sangat rentan dengan hal-hal yang tidak di inginkan. Apalagi, Ny.Min juga masih terlalu muda usianya. Jadi, saya harap. Hati-hati, untuk menghindari keguguran." kata dokter Bang kepada ibu Yoongi, ibu Jihyo, Jihyo dan Yoongi. Mereka hanya bisa mengangguk paham. Membuat dokter Bang tersenyum ramah.

"Baiklah. Kalau begitu saya permisi. Masih ada pasien yang harus saya periksa." kata dokter Bang keluar sebelum membungkuk kepada mereka.

"Hwaaa.... Chagiya.. Kau hamil? Whooaahh.... Eomma sangat bahagia. Chukkhae, chagi." kata ibu Jihyo bahagia. Langsung saja dia memeluk erat putrinya dan mengecup puncak kepala Jihyo berkali-kali.

"Chukkhae, baby. Ingat! Jangan banyak bekerja. Jangan kelelahan. Kau harus banyak istirahat. Jaga cucu kami, baby." kata ibu Yoongi sambil mengusap surai Jihyo dan mengecupnya lama.

Jihyo hanya bisa mengangguk sebagai jawaban dari pernyataan ibunya dan ibu mertuanya.

"Kau tidak bahagia, Yoongi ah?" tanya ibu Yoongi saat melihat Yoongi yang tenang-tenang saja. Tidak menunjukkan ekspresi bahagia atau sedih. Datar.

"Ne? Tentu saja bahagia." kata Yoongi menjawab pertanyaan ibunya dengan enyum Tipis. BOHONG! Yoongi sebenarnya tidak bahagia atau sedih. Dia cukup shok dengan perkataan dokter yang mengatakan jika Jihyo hamil.

"Lalu. Jika kau bahagia. Kenapa wajahmu biasa saja?" tanya ibunya kembali.

"Jadi? Aku harus bagaimana? Berteriak ke seluruh penjuru rumah sakit dan mengatakan kepada semua orang bahwa istri ku hamil? Atau aku harus melompat bak anak balita yang bahagia karena baru saja di belikan mainan baru?" tanya Yoongi datar.

Ibunya menghela nafas pasrah. Putranya memang seperti itu. Datar dan tak berekspresi.

"Arra.. Arrasseo. Kajja. Kita pulang." lerai ibu Jihyo dan menggandeng lengan putrinya.

.
.
.

Setelah berita hamilnya Jihyo di ketahui oleh orang tua Jihyo dan Yoongi. Ny.Park berencana akan membuat pesta kecil-kecilan untuk merayakannya.

Sebelum mereka pulang tadi, ibu Yoongi menelfon ayah Yoongi dan mengabarkan jika Jihyo hamil.

Ayah Yoongi dan Jihyo sangat bahagia saat mendengar kabar tersebut. Dan mereka langsung saja memesan tiket pesawat untuk pulang ke Seoul. Pasalnya, bayi yang berada di kandungan Jihyo adalah penerus harta kekayaan keluarga Park dan Min. Juga cucu pertama mereka.

Jihyo hanya bisa pasrah saat orang tua dan mertuanya akan membuat pesta. Dia bahagia. Sungguh. Bahkan dia sempat menangis haru saat orang tua dan mertuanya semangat membahas soal kesehatan untuk calon bayinya.

Namun, dia tidak berani bertatap wajah dengan Yoongi. Dia takut. Takut jika Yoongi tidak menginginkan bayinya.

"Baby. Kau tidak turun, hm?" tanya ibu Yoongi saat mereka telah tiba di rumah Yoongi dan Jihyo.

"Ne? Ahh.." Jihyo tersadar dari lamunannya dan langsung saja keluar dari mobil.

"Gwenchana?" tanya ibu Jihyo saat melihat putrinya yang tidak fokus.

"Ne, eomma. Gwenchana. Sepertinya Jihyo mengantuk." sangkal Jihyo. Karena, dia tidak ingin membuat orang yang dia sayangi khawatir saat mengetahui isi pikirannya.

Mendengar itu, ibunya tersenyum lembut dan mengecup puncak kepala putrinya.

"Tidurlah. Eomma dengan eommeonim akan pulang. Kau tidak apa kan? Jika Yoongi harus ikut pulang dengan eommeonim. Dia akan mengambil sesuatu di sana." kata ibu Jihyo, seakan tidak enak jika harus Meninggalkan Jihyo sendirian di rumah.

Jihyo tersenyum manis dan mengangguk semangat.

"Ne, eomma. Gwenchana. Jihyo juga sangat mengantuk." katanya.

"Geurae. Masuklah. Kami akan berangkat." ucap ibu Yoongi sambil mengusap sayang surai Jihyo.

Jihyo kembali mengangguk dan tersenyum manis.

"Jangan lari, chagiya. Kandunganmu masih muda." teriak ibu Jihyo saat putrinya lari masuk kedalam rumah yang sudah di buka oleh Yoongi.

Jihyo mengabaikan teriakan tersebut dan masuk kedalam kamar. Kamar yang selalu di tidurinya setiap malam. Kamar tamu.

Sampai dikamar, Jihyo membaringkan tubuhnya di kasur Queen size dan menerawang, memikirkan jika dia memiliki anak dan hidup bahagia bersama Yoongi. Saling mencintai dan menyayangi satu sama lain.

Dia sangat menginginkan itu. Dan dia akan berusaha untuk mengambil hati Yoongi agar menjadi miliknya. Agar dia dan Yoongi serta calon buah hati mereka hidup bahagia di hari kemudian.

Yaa.. Setidaknya dia harus semakin berusaha. Karena, dia memiliki alasan untuk bertahan. Yaitu dengan adanya calon buah hatinya.

Tak terasa Jihyo terlelap dengan senyuman manis yang terukir di bibir indahnya. Dan melupakan untuk mengganti pakaiannya terlebih dahulu. Sepertinya dia terlalu bahagia.

T
B
C

Noohh... Jihyo hamil. Gimana? Kalian ikut bahagia gak? Yoongi bahagia gak ya saat  Jihyo hamil kayak gini? Moga aja yaa..

Kalau penasaran next chap aja.

Udah ahh.. Jangan lupa untuk vomment dan juga maafin kalau banyak typo.

My Husband is GRUMPY |Yoongi × Jihyo|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang