Happy reading
"Jihyo ah." panggil Yoongi masih belum melepaskan kontak mata yang seakan menghipnotis dan menariknya lebih dalam. Begitu pula dengan Jihyo, yang tidak berniat melepas kontak mata tersebut.
"Em?" jawab Jihyo dengan gumaman.
"Bisakah aku memperbaikinya?"
"Ne?"
.
.
.Ferrari pininfarina sergio putih itu melenggang melewati jalan yang dipadati oleh berbagai jenis kendaraan dan juga manusia yang berlalu-lalang. Memulai aktivitas mereka di pagi hari walau saat ini tidak bisa di katakan pagi lagi. Karena, waktu hampir menunjukkan jam makan siang.
Mobil mewah itu memasuki sebuah halaman yang terdapat bangunan mewah didalamnya.
Pengemudi mobil mewah tersebut terus menjalankan mobilnya hingga tiba tepat di depan pintu utama bangunan mewah itu. Mengapa tidak di garasi jika ia seorang tamu? Tentu saja! Garasi telah dipenuhi oleh mobil-mobil mewah lainnya.
Pengemudi memasuki bangunan mewah itu yang diketahui bernama mansion saat setelah membuka dan menggandeng penumpang yang setia duduk di sampingnya saat dia menjalankan mobilnya.
"Tidak terduga!" suara berat itu memecah keheningan yang terjadi di ruang tengah mansion itu setelah menunduk hormat kepada semua orang yang berada di ruang tengah tersebut di ikuti oleh wanita di yang senantiasa berdiri di sampingnya.
"Apa yang tidak terduga?" tanya seorang pemilik suara yang tak kalah berat dengan suara awal.
"Tentu saja, perkumpulan ini." jawabnya datar sembari duduk di sofa kosong yang telah di sediakan untuknya, di ikuti wanitanya.
"Ye. Bukankah kau telah mengetahui apa maksud dari perkumpulan ini? Min Yoongi ssi?" tanya suara berat yang sejak awal berbincang dengan Yoongi tak kalah datar dari ucapan Yoongi sebelumnya.
"Of course, Mr.Park!" jawab Yoongi penuh penekanan di setiap katanya.
Tuan Park yang melihat perubahan Yoongi hanya bisa tersenyum tipis. Tipis! Sangat tipis. Hingga semua orang tidak dapat melihatnya.
"Emm... Bagaimana kalau kita makan siang terlebih dahulu? Yeobo. Jangan seperti itu." kata Ny.Park mengajak semua orang untuk makan siang dan menurunkan suaranya untuk menegur suaminya yang sudah membuat euphoria di ruang tengah tegang.
Menghela nafas. Tn.Park beranjak dari duduknya di ikuti dengan istrinya.
"Mungkin ada benarnya. Mari, kita makan siang terlebih dulu." kata Tn.Park yang di setujui oleh semua orang termasuk Yoongi dan Jihyo.
"Silahkan dinikmati jamuannya." kata Tn.Park memulai, saat setelah mereka semua duduk di meja makan.
"Jihyo ah. Kau harus makan yang banyak. Arrachi?" kata Ny.Park sambil memberi potongan daging di piring putrinya.
"Ye, eomma." jawab Jihyo canggung dan kembali menikmati makanannya.
"Omo. Kenapa kau berbicara formal?" kata Ny.Park berbisik yang masih bisa di dengar oleh Yoongi dan Jihyo akibat jarak duduk mereka yang tidak jauh.
"Aniyo eomma, gwencahanayo." jawab Jihyo dengan tersenyum canggung.
"Arrayoo.. Cah. Makanlah yang banyak." kata Ny.Park.
.
.
.Usai makan siang, semua kembali berkumpul di ruang makan untuk membahas maksud dari perkumpulan yang terjadi di mansion mewah keluarga Park. Perkumpulan ini di hadiri oleh kerabat dekat keluarga Park dan keluarga Min serta para sahabat Yoongi dan Jihyo. Bahkan orang tua Namjoon menghadiri perkumpulan tersebut, akibat panggilan mendadak dari Tn.Park saat Namjoon dan orang tuannya akan mengunjungi keluarga Jung.
Bughh...
Suara pertemuan antara meja dan map itu membuat semua orang mengalihkan pandangannya ke meja dan Tn.Park dengan alis mengerut bingung. Namun, tidak dengan Jihyo dan Yoongi yang sudah mengetahui isi dari map coklat tersebut. Membuat Jihyo dilanda dilema dan kegugupan serta perasaan was-was dan jangan lupakan ketegangan yang terjadi pada tubuhnya. Berbeda dengan Yoongi, walau sebenarnya di juga merasakan gugup dan sesikit tegang. Namun, Yoongi sangat pandai menyembunyikannya dengan ekspresi datar yang dimilikinya. Tidak seperti Jihyo yang sangat mudah terbaca.
"Bisa kau jelaskan, Jihyo ssi?" tanya Tn.Park memulai pembicaraan dan memecahkan keheningan serta menambah ketegangan yang terjadi pada Jihyo dan Yoongi.
"Ye. An-an.."
"Bukankah surat ini di kirim satu bulan yang lalu?" tanya Tn.Park memotong ucapan Jihyo.
"Em. Ye, Ap-Appa." jawab Jihyo terbata akibat rasa gugup dan takut.
"Mengapa kau tidak menandatanganinya?" tanya Tn.Park tegas yang membuat nyali Jihyo semakin menciut.
"Dia tidak akan menandatanginya dan tidak akan pernah!"
Suara tegas dan mutlak itu terdengar kepenjuru ruang tangah membuat seluruh atensi menghadap ke arah sumber suara.
Disana! Yoongi berbicara dengan pandangan datar dan suara yang terdengar lebih tegas dari Tn.Park membuat mereka tercengang akan perkataan yang terlontar dari bibir tipis milik Min Yoongi.
"Cheongmalimnikka?" tanya Tn.Park dengan nada sedikit meremehkan dengan seringai tercetak di bibirnya dan salah satu alisnya terangkat.
"Mullon imnida!" jawab Yoongi dengan ekspresi datarnya namun tegas dalam perkataannya.
"Yo...."
"Dia tidak akan pernah menandatanganinya.." perkataan Tn.Park terpotong saat Yoongi mengucapkan kalimat akhirnya dengan suara yang lantang dan berdiri dari duduk nyamannya.
Sreekk sreekk...
Suara kertas yang disobek menjadi empat bagian membuat semua orang tercengang-namun tidak dengan Tn.Park yang memasang seringai di Bibirnya-terlebih yang merobek kertas itu adalah Yoongi. Itu adalah kali kedua dia merobek kertas yang sama dan ditempat yang sama serta di situasi yang sama.
"Ye. Gheu..."
"Wae?" tanya Tn.Park memotong ucapan Yoongi, dan mulai merubah tata cara bahasanya yang tidak seformal di awal.
Yoongi bungkam. Bukan! Dia tidak terbungkam dengan pertanyaan sederhana namun memiliki makna yang luas dari Tn.Park. Melainkan dia tidak langsung menjawab pertanyaannya.
Yoongi menarik sudut bibir sebelah kanannya membentuk senyuman miring yang sialnya sangat menawan namun tidak dengan situasi yang terasa bagai di kutub utara seakan membekukan ruang tengah tersebut. Perang dingin antara Yoongi dan Tn.Park membuat semua orang bergidik ngeri. Begitu menyeramkan dan menegangkan.
"Apakah harus ada alasannya?" tanya Yoongi masih dengan mempertahankan senyum miringnya.
"Apakah harus di pertanyakan?" tanya Tn.Park datar walau bibirnya membentuk senyuman. Tidak! Bukan senyum bersahabat. Melainkan sebuah seringaian.
Yoongi mengangguk paham mendengar jawaban yang berupa pertanyaan walau sebenarnya adalah pernyataan dari Tn.Park tersebut.
"KARENA SAYA MENCINTAINYA." teriak Yoongi lantang.
"NE/MWO?"
T
B
CKyaaa... Gimana sama chapter ini. Hwaaahhh..... Gak lama lagi bakal end mungkin 2-3 chapter bakal kelar.
Haahh.
Semoga kalian suka sama chapter ini. Jangan lupa untuk tinggalin jejak. Dan maafin kalau ada typonya.And, see you next chapt.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband is GRUMPY |Yoongi × Jihyo|
Ficción GeneralKetika kehancuran kehidupan Jihyo di awali sejak pernikahannya dengan lelaki tampan Yoongi. Tidak ada lagi kebahagiaan yang akan di rasakan Jihyo saat dia bersama dengan suaminya, Yoongi. Apakah Jihyo akan terus tersiksa? Atau dia akan bahagia suatu...