Chapter 30

10.3K 664 19
                                    

Happy reading

"Apakah mimpi mu sangat indah? Hingga kau enggan untuk membuka mata indahmu?" tanya Yoongi.

Pagi itu, saat Yoongi bangun dari tidurnya. Ruang rawat Jihyo sangat sepi. Hanya ada dirinya dan juga Jihyo.

"Apa kau tidak merindukan ku? Aku sangat merindukanmu." kata Yoongi sambil mengusap punggung tangan Jihyo.

"Bukankah kau mencintaiku? Bangunlah. Aku menunggumu untuk membuka mata indahmu."

"Apa kau marah kepada ku? Maafkan aku."

"Maaf... Maaf.. Maaf.. Walau aku tahu. Kata maaf tidak bisa mengubah segalanya dan mengembalikan keadaan." racau Yoongi sambil menelungkupkan wajahnya di punggung tangan Jihyo yang berada di genggamannya.

"Jebal. Aku akan melakukan apapun. Asal kau membuka mata mu. Kau boleh memarahi ku. Bahkan memukulku. Tapi,"

Yoongi tidak bisa meneruskan perkataannya. Dadanya terasa sesak. Dan tidak terasa liquid bening mengalir dari matanya.

"Bangunlah. Katakan jika kau mencintaiku."

Bahu Yoongi bergetar menandakan bahwa dia terisak tertahan. Bahkan, punggung tangan Jihyo telah basah oleh air mata Yoongi.

Tidak lama, Yoongi terlelap. Masih tetap pada posisinya. Sepertinya dia lelah karena menangis dan tidak sadar jika dia tertidur.

Bahkan dia juga tidak menyadari, jika ada seseorang yang memandang iba ke arahnya. Mereka adalah Jungkook, Taehyung, Namjoon, dan Hoseok.

Berhubung orang tua Yoongi dan Jihyo sedang mengurus suatu hal. Itu sebabnya, sahabat Jihyo dan juga Yoongi terlebih dahulu datang ke rumah sakit untuk menjenguk Jihyo.

Namun, saat mereka akan masuk. Mereka mendengar semua perkataan Yoongi dan mengurungkan niat untuk masuk. Mereka menunggu hingga Yoongi merasa lebih baik. Karena, mereka tidak ingin mengganggu dan ingin mengetahui isi hati Yoongi.

"Hyung." lirih Namjoon tanpa melepas pandangannya dari objek yang dilihatnya, Yoongi.

"Em?" Hoseok hanya bergumam sebagai jawaban serta menaikan salah satu alisnya, menunggu perkataan Namjoon selanjutnya.

"Bukankah itu menyakitkan?" lagi. Namjoon kembali berbicara lirih. Bahkan sangat lirih. Dadanya begitu sesak, hingga dia tidak menyadari bulir air mata mengalir dari mata indahnya.

Menyadari Namjoon yang mulai terisak. Hoseok memutar tubuhnya untuk menghadap Namjoon, yang berada di belakangnya. Di usapnya lembut air mata sahabatnya dengan ibu jarinya dan merengkuhnya kedalam dekapan hangatnya.

Mengusap teratur punggung Namjoon guna menyalurkan ketenangan. Hoseok bisa merasakan bagaimana perasaan Namjoon. Karena, dia juga merasakannya. Bagaimana sakitnya dia melihat sahabatnya yang di rundung dengan penyesalan dan rasa bersalah.

Taehyung dan Jungkook yang melihat objek di sampingnya hanya bisa terdiam. Sesungguhnya mereka iba dengan keadaan Yoongi. Namun, mau berkata apa? Nasi sudah menjadi bubur. Segala hal yang telah terjadi tidak dapat di ubah. 

Namun, saat mereka melihat wajah pucat sahabatnya yang sedang terbaring lemah di kasur rumah sakit itu. Hilang sudah rasa iba mereka terhadap Yoongi. Dan tergantikan dengan perasaan marah. Tapi, mereka masih bisa mengatur emosi saat berhadapan dengan si tersangka.

Namjoon melepas pelukan Hoseok dan mendekat ke arah Jungkook dan Taehyung dengan tangan yang mengatup. Melihat itu, Jungkook dan Taehyung serta Hoseok mengernyit. Bingung dengan maksud Namjoon.

"Jebal. Maafkan kesalahan hyung ku. Aku tahu, kata maaf tidak akan bisa merubah segalanya. Tapi, aku yakin. Kalian masih memiliki hati nurani untuk memaafkan kesalahan hyung ku. Walau kesalahannya bukanlah kesalahan kecil." kata Namjoon dengan air mata yang terus mengalir tanpa henti. Walau dia telah menghapusnya. Tapi, air mata itu tidak berhenti mengalir. Itulah kelemahan Namjoon, dia akan melakukan apapun untuk orang-orang yang dia sayangi.

"Gwenchana. Jangan meminta maaf untuknya. Karena, kita telah memaafkannya. Jika kita balas dendam atas perbuatannya, itu semua tidak ada untungnya bukan? Dan tidak bisa mengembalikan keadaan." kata Taehyung dengan bijak. Dan senyum tulusnya.

Melihat senyuman Taehyung, membuat air mata Namjoon semakin deras. Dan mau tidak mau Taehyung menariknya kedalam dekapannya.

Namun, belum sempurna dekapan Taehyung. Tubuh Namjoon telah di ambil alih sedikit kasar. Taehyung maupun Namjoon tersentak akibat tarikan mendadak itu.

"Apa yang kau lakukan? Hingga membuatnya menangis?" kata seorang pria dengan suara rendah mengintimidasi.

Membuat Taehyung terdiam dan membuat Namjoon mematung sesaat. Karena, dia kenal betul dengan suara pria itu.

"Cepat katakan!" desis pria itu saat Taehyung tidak menjawab pertanyaannya.

Bagaimana mungkin Taehyung menjawab? Jika dia saja bingung dengan situasi saat ini.

Melihat pria yang mendekap Namjoon mengetatkan rahangnya karena membuat kesabarannya menipis.

Namjoon langsung saja membalas pelukannya dan mengeratkan pelukannya.

"No, daddy. Dia tidak salah." kata Namjoon menenangkan ayahnya yang di selimuti oleh emosi.

Pria yang menarik paksa Namjoon dari dekapan Taehyung adalah ayah Namjoon. Dia dapat melihat putranya terisak dari jarak 5 meter di belakang mereka. Itu sebabnya dia geram.

Mendengar perkataan putranya, diregangkannya pelukannya dan melihat wajah putranya yang basah oleh air mata. Di hapusnya perlahan air matanya.

"Lalu? Kenapa kau menangis? Baby boy?" tanya ayahnya.

Bukankah telah di katakan sebelumnya? Jika Namjoon akan sangat-sangat manja jika bersama orang-orang yang di sayanginya. Dan berbanding terbalik dengan orang yang tidak dikenalnya.

Itu sebabnya Taehyung maupun Jungkook tercengang dengan objek yang berada di hadapannya. Bagaimana perbedaan Namjoon sangat-sangat berbanding terbalik dengan di sekolah saat tidak bersama sahabatnya.

"Aku hanya meminta maaf untuk Yoongi hyung." lirih Namjoon. Takut, jika ayahnya akan marah.

Mendengar penuturan putranya, dia menghela nafas lega. Karena, dia sangat khawatir jika putra bungsunya di sakiti.

"Maaf. Karena menuduhmu. Anak muda." kata ayah Namjoon masih memeluk dan mengusap surai Namjoon.

Taehyung hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Apakah kami terlupakan?" tanya seorang wanita yang tidak jauh dari sana.

"Mommy? Hyungie?" pekik girang Namjoon.

Seakan tersadar, Namjoon langsung saja menatap ketiga orang tersebut. Ayah, Ibu, dan Seokjin.

"Kalian kesini? Bukankah?" tanya Namjoon tidak percaya.

"Tentu saja. Kami datang karena merindukan mu. Dan juga akan menjenguk istri Yoongi." jawab Jin, kakak Namjoon.

Namjoon hanya mengangguk dan memeluk Ayah, Ibu, serta kakaknya.

"Sepertinya Yoongi belum bisa di ganggu. Bagaimana jika kita berbincang di cafe yang tidak jauh dari sini?" tawar Jungkook yang sedari awal hanya diam.

Akhirnya mereka semua setuju dengan tawaran Jungkook.

.
.
.

Sedangkan di dalam ruangan, Yoongi telah bangun dari tidurnya.

"Kau belum juga bangun?"

Yoongi frustasi. Dia mengacak rambutnya yang sudah berantakan. Namun, dia juga belum menyerah. Untuk nenunggu Jihyo bangun dari tidur panjangnya.

T
B
C

Next chapter all... See you.

Maafin kalau banyak typo

My Husband is GRUMPY |Yoongi × Jihyo|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang