Chapter 23

10K 678 13
                                    

Happy reading

"Oppa. Besok eommeonim dan eomma akan datang." kata Jihyo kepada Yoongi yang sedang duduk di ruang tengah sambil memainkan ponselnya.

Yoongi hanya melirik Jihyo sebentar kemudian melanjutkan aktivitasnya. Membuat Jihyo menghela nafas dan meninggalkan Yoongi menuju kamar tamu untuk tidur.

Sudah dua bulan berlalu sejak Taehyung mengunjungi Jihyo dan Yoongi yang memberikan hukuman untuk Jihyo. Pagi harinya, setelah perbuatan yang Yoongi lakukan kepada Jihyo.

Jihyo bangun kesiangan dengan tubuh yang tidak fit. Badannya lemas. Suhu tubuhnya tinggi. Kepalanya berdenyut. Pipi lebam. Tapi, dia tetap memaksakan untuk bangun dan membersihkan rumah. Sedangkan Yoongi, dia sudah berangkat bekerja.

Dan sejak satu minggu yang lalu. Jihyo kembali merasakan tidak enak badan.

Wajahnya pucat. Kepalanya sakit. Suhu tubuhnya juga meningkat. Perutnya serasa di aduk dan berakhir dengan mual di kamar mandi. Sepertinya Jihyo masuk angin. Akibat aktivitas yang selalu dia lakukan sehari-hari.

Melihat Jihyo yang sudah masuk kedalam kamar. Yoongi beranjak dan mematikan lampu ruang tengah. Membawa langkahnya ke kamar utama, tidur.

.
.
.

Pagi-pagi sekali, Jihyo bangun dari tidurnya. Membersihkan rumah, mencuci pakaian, menyapu, mengepel, menyiram bunga, dan terakhir memasak. Tepat pukul 08.00 Jihyo menyelesaikan pekerjaannya.

Dan sekarang, Jihyo baru saja menyelesaikan aktivitasnya menata makanan di meja makan. Meja makan panjang berbentuk oval itu telah penuh dengan berbagai macam makanan. Jihyo tersenyum lembut melihat makanan yang tersaji rapi di meja. Kemudian beranjak untuk ke kamar. Dia akan mandi. Sebentar lagi ibu mertua dan ibunya akan mengunjunginya dengan Yoongi.

Dan Yoongi sudah mengambil cuti untuk hari ini. Berniat menyambut kedatangan mereka. Sedangkan ayah Jihyo dan ayah Yoongi tidak berada di Seoul. Itu sebabnya mereka tidak bisa ikut berkunjung bersama dengan istrinya.

Ning~ Nong~~

Tepat setelah Jihyo menyelesaikan mandinya dan berganti pakaian serta merias sedikit wajahnya. Bel rumahnya berbunyi. Dengan senyum berbinar, Jihyo berlari menuju ke pintu utama untuk membukanya. Walau sebenarnya Jihyo tidak enak bafan. Namun, dia akan bersikap baik-baik saja di hadapan ibunya dan ibu mertuanya.

Cleekk...

Pintu terbuka dan Jihyo langsung saja mendapat pelukan hangat dari ibunya. Dan dengan senang hati Jihyo membalas pelukan itu, setelahnya ibu Yoongi yang memeluk Jihyo dan langsung di balas oleh Jihyo.

Jihyo langsung saja mempersilahkan mereka masuk dan langsung menuju ke meja makan untuk sarapan. Dan kebetulan mereka belum sarapan.

"Whooaahh... Kau memasak ini semua?" tanya ibu Yoongi takjub.

Jihyo hanya bisa mengangguk dan tersenyum.

"Apa kau baik-baik saja, chagi?" tanya ibu Jihyo setelah memperhatikan wajah Jihyo dengan intens.

Jihyo mengernyit. Bingung dengan ucapan ibunya. Seakan mengerti, ibunya menghela nafas.

"Kau pucat. Apa kau sakit?" tanya ibunya.

"Ahh... Aku hanya sedikit tidak enak badan eomma. Kepalaku sedikit pusing." kata Jihyo sambil tersenyum menenangkan.

"Aigoo... Kau pasti sangat lelah. Mengurus rumah sebesar ini tanpa pembantu. Kau harus lebih banyak istirahat, baby." ujar ibu Yoongi yang khawatir dengan kondisi Jihyo.

"Gwenchana, eommeonim. Ahh... Itu Yoongi oppa." kata Jihyo sambil tersenyum manis saat melihat Yoongi yang berjalan ke arah meja makan.

"Yoongi ahh... Bogoshipda." ujar ibunya sambil memeluk Yoongi. Begitupun dengan ibu Jihyo dan Yoongi hanya bisa membalas pelukan mereka dan tersenyum manis.

"Duduklah eomma, eommeonim. Kita mulai sarapannya." ujar Yoongi dan berjalan kearah Jihyo yang sudah duduk di seberang tempat duduk ibu mereka.

Yoongi duduk tepat di samping Jihyo dan mulai mengambil piring. Saat Jihyo hendak mengambilkan makanan untuk Yoongi. Tiba-tiba saja dia mual. Namun, dia tahan agar tidak mengacaukan acara yang sudah mereka buat. Namun, apa boleh buat? Sepertinya Jihyo benar-benar tidak bisa menahannya.

Hingga dia buru-buru lari menuju wastafel.

Hoeeekk... Hoeeekk...

"Chagi/baby. Gwenchana?" tanya ibu Yoongi dan ibu Jihyo bersamaan.

Seperdetik kemudian ibu Jihyo menghampiri anaknya dan mengurut tengkuknya agar bisa mengurangi rasa mualnya. Sedangkan ibu Yoongi, dia meraih teh hangat yang memang sudah di siapkan Jihyo sebelumnya.

"Ini. Teh hangat. Minumlah. Itu bisa mengurangi rasa mual mu." kata ibu Yoongi sambil menyodorkan segeles teh hangat yang langsung di terima Jihyo dan meneguknya hingga kandas.

"Ahh.. Gomawo, eomma. Eommeonim." kata Jihyo setelah merasa lebih baik.

"Kau kenapa?" tanya ibu Jihyo khawatir.

"Beberapa hari ini aku tidak enak badan. Gwenchana. Jangan khawatir. Sebaiknya kita lanjutkan sarapannya." kata Jihyo menuntun ibunya dan langsung duduk di sampingnya.

"Kenapa kau duduk disini?" tanya ibunya saat Jihyo dengan santainya duduk di sampingnya.

"Gwenchana eomma. Aku merindukanmu." kata Jihyo. Ibunya hanya bisa menghela nafas maklum dan tersenyum.

Akhirnya semua memulai sarapannya. Dan hari ini merupakan hari bahagia Jihyo. Pertama, rasa rindunya kepada ibu dan juga ibu mertuanya terobati. Kedua, Yoongi mau memakan masakannya. Jihyo bahagia. Benar-benar bahagia. Walau dia tahu, Yoongi terpaksa melakukan itu agar tidak ketahuan jika dia sering bertindak semena-mena kepada Jihyo.

Setelah usai mencuci piring kotor. Jihyo menuju ke ruang tengah. Dimana disana terdapat suami, ibu mertua, dan juga ibunya yang sedang berbincang santai.

Saat Jihyo duduk di samping Yoongi. Langsung saja dia kembali mual. Sepertinya Jihyo tidak bisa mencium bau parfume Yoongi. Dan dia langsung saja berlari ke kamar mandi yang terdapat di kamar utama. Karena kamar utama lebih dekat dari ruang tengah di bandingkan dengan kamar tamu.

Hoeekk... Hoeekk.. Hoeekk...

Jihyo memuntahkan semua makanan yang dimakannya. Ibunya kembali mengurut tengkuknya dan Yoongi memberikan tissue kepada Jihyo. Jihyo tersenyum tipis dan mengulurkan tangannya untuk merah tissue itu. Sedangkan ibu Yoongi kembali menyodorkan segelas teh hangat dan dengan senang hati menerimanya.

"Kau kenapa? Wajah mu pucat. Dan kau terus-terusan muntah." kata Yoongi hangat namun berbeda dengan tatapan matanya yang seakan ingin membunuh Jihyo.

Jihyo menelan gugup salivanya saat mengerti arti tatapan itu.

"Gwen.."

"Sebaiknya kita ke rumah sakit. Aku tidak ingin kau kenapa-kenapa, baby." kata ibu Yoongi memotong ucapan Jihyo dan langsung saja di setujui oleh ibu Jihyo.

"Tidak ada penolakan." lanjut ibu Yoongi dengan tegas saat Jihyo berniat menolak. Membuat Yoongi maupun Jihyo pasrah dan menghela nafas.

Akhirnya mereka berempat keluar rumah dan berangkat ke rumah sakit.

T
B
C

Hwaaaa..... Jihyo sakit ya? Duuhhh... Kacian yaa... Tapi, tadi Yoongi perhatian loo... Kasih Jihyo tissue. Tapi kayak nya gak ikhlas. Masa Jihyo di tatap kayak gitu. Kan takut. Huhuhu...

Udahlah.. Next chap aja yaa.. Chap selanjutnya kalian bakal tahu Jihyo sakit apa. Semoga bukan penyakit mematikan yaa...

Haahh.... Maafin kalau banyak typonya yaa... Jangan lupa juga buat vomment.

My Husband is GRUMPY |Yoongi × Jihyo|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang