Happy reading
"Sebaiknya kita menyusul kerumah sakit. Biarkan anak ini memikirkan kesalahannya." kata ayah Yoongi dan melangkah keluar rumah di ikuti ayah Jihyo yang sedari tadi diam menahan amarahnya.
Dia tidak akan mungkin memukul Yoongi, sedangkan Yoongi sudah hampir pingsan karena pukulan ayahnya sendiri.
"Hukuman mu akan menyusul, Min Yoongi." kata ayah Jihyo sebelum keluar dari ruang tengah menuju ke luar rumah. Menyusul yang lainnya kerumah sakit.
Namun, belum sempat ayah Yoongi dan Jihyo keluar dari rumah Yoongi. Tiba-tiba..
"ARRGGG...."
Mendengar erangan itu, Yoongi langsung saja berlari keluar untuk melihat apa yang terjadi. Ternyata penyakit jantung ayahnya kambuh. Membuat Yoongi kalap dan langsung membantu ayahnya namun di tepis kasar oleh ayahnya.
"Jan-gannn me-nyen-tuh ku.. Sebe-lum ka-u menga-kui ke-salahan-mu." kata ayahnya susah payah sambil memegang dadanya. Berharap jika bisa mengurangi sedikit rasa sakitnya.
Yoongi menggelengkan kepalanya, tanda bahwa dia menolak. Namun, ayah Jihyo memandang Yoongi dengan tatapan 'semua akan baik-baik saja'. Membuat Yoongi mau tidak mau mematuhinya.
°
°
°Sepeninggalan ayahnya dan ayah Jihyo. Yoongi masuk kedalam kamar utama. Menghancurkan semua barang yang sudah tersusun rapi. Dan menangis sejadi-jadinya. Dia menyesal. Sangat menyesal. Dia harus meminta maaf. Walau maaf tidak bisa mengembalikan dan mengubah segalanya.
Prankk....
Yoongi memukul cermin meja rias hingga pecah dan berhamburan, membuat darah segar mengalir di punggung tangan Yoongi. Namun, dia tidak menghiraukannya.
Dia melihat pecahan kaca yang tercecer di sekitarnya. Dan netranya memperhatikan satu kaca yang terlihat cukup tajam. Di raihnya kaca tajam tersebut dan di arahkannya ke denyut nadinya. Namun...
Grebb..
"Andwee... Andwee.. Hyung.. Hikss.."
"Joonie?" gumam Yoongi dan memutar tubuhnya untuk melihat siapa yang telah menggagalkan percobaan bunuh diri dan memeluknya dari belakang.
Seperti yang Yoongi gumamkan, Joonie. Dia adalah Kim Namjoon, sahabat sekaligus adiknya.
"Hyung.. Hikss.. Jebal. Jangan lakukan ini. Hikss.." kata Namjoon diantara isak tangisnya.
Melihat Namjoon terisak membuat Yoongi tidak tega dan menarik Namjoon kepelukannya. Mengusap punggungnya lembut. Memberikan ketenangan untuk orang yang di sayanginya.
Setelah Namjoon cukup tenang. Dia melepas lembut pelukannya.
"Hyu-ng. Jan-gan laku-kan it-u." kata Namjoon yang masih sesegukan.
Mendengar perkataan Namjoon, membuat Yoongi menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman. Tangannya terangkat dan ibu jarinya mengusap lembut sisa air mata yang mengalir di pipi Namjoon.
"Uljima, Namjoonie." kata Yoongi yang masih mempertahankan senyumannya.
Setidaknya masih ada orang yang memperhatikannya. Setidaknya masih ada orang yang mau memeluknya. Itu sudah cukup untuknya. Cukup untuk dia bangkit. Cukup membuat kekuatan dalam dirinya untuk semangat.
"Jangan tersenyum, hyung." gerutu Namjoon melihat Yoongi yang sedari tadi tersenyum. Namun di abaikan oleh Yoongi, dia masih saja mempertahankan senyumannya. Membuat Namjoon menghela nafas dan menarik Yoongi untuk duduk di pinggir kasur. Kemudian, dia keluar kamar dan menuju dapur.
Tak berselang lama Namjoon kembali ke kamar utama dengan kotak P3K di tangannya. Dan duduk di bawah Yoongi. Menyimpan kotak P3K tersebut di lantai tepat di sampingnya.
Menyimpan tangannya di paha Yoongi dan meraih tangan Yoongi lembut.
Di bukanya kotak P3K itu dan membersihkan darah di tangan Yoongi. Membuat Yoongi mendesis saat merasakan cairan kimia itu menyapu lembut punggung tangannya.
"Tahan, hyung. Ini tidak akan lama." kata Namjoon saat mendengat desisian Yoongi dan tetap fokus pada tangan Yoongi.
"Selesai." final Namjoon saat dia menyelesaikan kegiatannya. Dan tersenyum melihat hasil dari kerjanya. Tidak buruk. Setidaknya itu tidak akan membuat kulit Yoongi infeksi.
Namjoon mendongakkan kepalanya dan menatap Yoongi hingga mata sipitnya semakin menyipit. Kemudian, menghela nafas dan beranjak dari hadapan Yoongi dan duduk tepat di samping Yoongi tidak lupa mengambil kotak P3K dan menyimpan di sampingnya. Di raihnya dagu Yoongi untuk menghadap ke arahnya. Yoongi hanya pasrah dan mengikuti kemauan Namjoon.
"Apa ini sakit, hyung?" tanya Namjoon saat melihat luka lebam di wajah Yoongi membuatnya meringis.
Yoongi tersenyum.
"Ani." kata Yoongi membuat Namjoon geram.
"Ck. Terserah kau saja. Lain kali jangan membuat masalah, hyung. Aku tidak mau kau terluka. Dan aku harap kau bisa merubah sikapmu. Minta maaf lah. Aku yakin, mereka akan memaafkan mu. Akui kesalahanmu. Jangan menjadi pengecut." gerutu Namjoon namun masih tetap mengobati luka di wajah Yoongi.
Yoongi hanya tersenyum melihat Namjoon yang menggerutu. Terlihat manis dan lucu di saat yang bersamaan. Membuatnya ingin mencubit gemas pipi milik Namjoon.
"Gomawo." kata Yoongi membuat kegiatan Namjoon terhenti dan menatap Yoongi bingung. Terbukti dengan kepalanya yang sedikit dimiringkan, mencoba mencerna mengapa hyungnya itu mengucapkan terimakasih.
"Gomawo. Kau membuat ku kembali hidup dan semangat." kata Yoongi tulus.
"Apa kau tadi sudah tidak hidup? Jelas-jelas kau masih hidup." cibir seorang pemuda dan masuk kedalam kamar dengan kantong plastik di kanan dan kirinya.
"Seokie?" tanya Yoongi tidak percaya.
Pemuda itu adalah Jung Hoseok, dan isi dari kantong plastik tersebut adalah makanan. Karena dia tahu, Yoongi dan Namjoon serta dirinya belum makan. Sedangkan sekarang sudah lewat jam makan siang.
"Apa disini baru saja terjadi gempa?" tanya Hoseok saat sudah di dalam kamar. Mengedarkan pandangannya, banyak benda-benda berserakan di lantai. Pigura, vas bunga, guci-guci mahal, serta pecahan kaca yang berserakan.
Yoongi tidak menjawab. Dia hanya tersenyum.
"Bukankah sudah ku katakan agar kau berubah. Cih... Kau bahkan tidak mendengarku. Hyung macam apa kau ini." cibir Hoseok.
Yaa... Satu hari sebelum pernikahannya dengan Jihyo. Hoseok sudah memberikan nasehat untuk Yoongi, agar dia berubah. Namun, pada dasarnya Yoongi yang keras kepala dan arrogant. Dia tidak mendengar dan mengabaikannya. Jadilah sekarang dia menyesal karena perbuatannya sendiri.
"Mian." kata Yoongi sambil menundukkan kepalanya.
"Yakk.. Jangan bersedih begitu. Kau harus kuat. Dan minta maaf lah. Kau harus membuktikan bahwa kau akan berubah dan menyesali perbuatanmu. Jangan terpuruk seperti ini." kata Hoseok sambil memukul pelan bahu Yoongi.
Yoongi mengangkat kepalanya dan tersenyum manis kepada Hoseok.
"Gomawo. Jinjja, gomawo." kata Yoongi kepada Namjoon dan Hoseok.
Dan seperdetik kemudian mereka berpelukan. Melepas rindu dan melepas beban sahabat mereka walau tidak sebera.
"Ahh.... Waktunya makan..." teriak Namjoon semangat. Membuat Yoongi dan Hoseok terkikik geli.
"Sepertinya setelah makan kita akan membersihkan kekacauan ini." kata Hoseok dan jadilah mereka tertawa bersama.
T
B
CSukurinnn.. Wajah tampan nan manis Yoongi babak belur. Hwaa... Gak tegaa..... Tapi itu salah dia sendiri jadi dia harus tanggung akibatnya.
Noohh..... Namjoon sama Hoseok Nongol lagi. Enak ya kalau punya sahabat kayak gitu.
Haahhh.... Next chap aja ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband is GRUMPY |Yoongi × Jihyo|
Narrativa generaleKetika kehancuran kehidupan Jihyo di awali sejak pernikahannya dengan lelaki tampan Yoongi. Tidak ada lagi kebahagiaan yang akan di rasakan Jihyo saat dia bersama dengan suaminya, Yoongi. Apakah Jihyo akan terus tersiksa? Atau dia akan bahagia suatu...