Perjalanan panjang yang ditempuh Syifa membuatnya tidur dengan lelap. Ponselnya sengaja ia matikan untuk mendapat ketenangan. Tante Chandra yang melihat anak bungsunya tidur tidak tega membangunkan untuk memberi kabar kedatangan Ilham.
"Maaf, Nak Ilham. Syifanya masih tidur. Mau tunggu di sini atau ada yang mau disampaikan mungkin?" tanya Tante Chandra hati-hati.
"Sekarang kan juga udah sore. Saya tunggu di sini ajah tante. Siapa tau sebentar lagi bangun."
Tante Chandra pun menemani Ilham ngobrol seputar perkuliahan anaknya selama di Jogja. Walaupun sempat menentang keputusan Syifa, melalui pernyataan Ilham Tante Chandra bisa lega karena putri satu-satunya belajar dengan baik di sana. Bukan semata-mata demi menghindari Rizky di sini.
"Ilham? Udah lama?" tanya gadis yang terdengar baru bangun tidur.
Syifa berjalan dengan mencepol asal rambutnya dan duduk di samping mamanya.
"Lumayan lah, udah ngobrol banyak hal sama mama kamu." Ilham meraih gelasnya dan meminum orange juice buatan Tante Chandra. "Tadi aku kabarin kamu, tapi kayanya ponsel kamu gak aktif deh. Jadi aku ke sini ajah tanpa nunggu konfirmasi kamu."
Syifa hanya menganggukan kepalanya menanggapi penjelasan Ilham. Ngobrol panjang lebar yabg diakhiri dengan jalan sore di sekitar komplek rumah Syifa.
"Ma, Syifa pamit keluar sebentar ya. Jalan sore cari tukang siomay."
Syifa dan Ilham pun menikmati sore dengan berjalan kaki. Suasana yang sering mereka lakukan saat di Jogja saat pulang kampus menuju parkiran. Mencicipi jajanan pinggir jalan yang selalu membuat mereka ketagihan.
Syifa mengabadikan kegiatan mereka melalui instastorynya. Ilham yang memang suka pedas, keringatnya bercucuran dan ini menjadi penampakan lucu bagi Syifa.
"Ha ha ha.... Pedes banget, Broh?" ucap Syifa disela videonya.
Syifa yang tidak tega pun memesan air lagi yang telah dihabiskan Ilham.
"Kenapa saosnya gak sedikit ajah si, Ham. Keringat kamu banyak banget tuh."
"Makan saos atau sambel itu kaya orang selingkuh. Udah tau salah tapi tetep dijalanin karena enak."
Syifa melempar Ilham dengan bekas tissue mendengar perumpamaan Ilham yang asal.
"Dasar laki-laki, gak bisa banget yaa jauh-jauh dari perselingkuhan. Cowok dimana-mana emang sama ajah. Gak bisa liat cewek cakep langsung dipepetin."
"Ha ha ha, baper banget, Syif. Keinget Rizky ya?"
Syifa yang sudah badmood dengan arah pembicaraan Ilham pun mengajaknya untuk pulang. Matahari juga sudah hampir tenggelam.
Selama di perjalanan hingga sampai rumah wajah Syifa masih kurang enak dilihat. Ilham yang menyadari perubahan Syifa pun meminta maaf berkali-kali. Meski Syifa bilang bukan karenanya, Ilham merasa ia berbohong. Laki-laki bertubuh 165 cm itu pun pamit untuk pulang karena suasananya sudah berbeda.
*****
Mobil merah terpakir mewah di halaman rumah bernuansa Eropa. Keluar dengan elegant bak puteri keraton. Kacamata hitam yang bertengger di hidung ia lepaskan. Berjalan anggun menuju bel rumah.
"Dara? Kok gak bilang mau dateng?" Tante Ika yang membukakan pintu terkejut dengan kehadiran Dara yang tiba-tiba menurutnya.
"Iya tante. Sekalian mampir. Tante apa kabar?" tanyanya ramah dan menuju ruang tamu yang diarahkan Tante Ika.
"Alhamdulillah tante baik. Cuma memang tadi pagi ajah tante agak syok dengar kabar Rizky yang kena Razia. Tapi bersyukur semuanya hanya salah paham. Sebentar ya, tante ambilkan minum dulu."
Dara yang melihat rumah sepi mengirimi Rizky chat, menginformasikan keberadaannya sekarang di rumah Rizky.
"Udah dia read, tapi kok gak dibales ya?" gumamnya.
Tidak berhenti sampai disitu, ia pun menghubungi Rizna dengan isi chat yang sama. Terkirim tapi belum dibaca.
"Tante, kok sepi ya? Duo R lagi solat atau asyik di kamar, Tant?"
"Oh, mereka lagi gak ada di rumah. Rizna lagi jalan sama Satria, mau dinner katanya. Kalau Rizky lagi ngapel ke tempat Syifa. Tadi dia cerita ke tante kalau udah baikan dengan calon masa depannya," jelas Tante Ika seraya menata gelas dan cemilan di meja untuk Dara, "ayo dicicip. Ini buatan tante loh kuenya," tambahnya lagi.
Dara kecewa luar biasa. Jauh-jauh ia datang dari rumah dan ke salon sebelum ke rumah Rizky, tapi gak ketemu. Malah ketemu Tante Ika yang sejak tadi bicara terus tanpa melihat ekspresi wajah Dara yang terlihat bete dari tadi.
"Gimana syutingnya, Nak? Lancar? Denger-denger lagi ada project film ya bareng Derby?"
"Apa tante?" tanya Dara yang sedang memikirkan keberadaan Rizky dari tadi.
"Dara kenapa? Bengong ya? Tadi tante tanya, gimana kelanjutan film kamu? Lagi ada project kan?"
"Oh, iya tante. Film pendek sih. Masih kalah jauh sama Rizky yang udah masuk layar lebar. He he he."
Setelah banyak menjawab pertanyaan Tante Ika yang bak wartawati, Dara pun memotongnya dengan pamit. Beralasan sudah malam dan ada janjian dengan ayahnya yang baru pulang dari meeting di luar kota.
"Salam untuk Rizky ya, Tante. Bilang ajah, Dara mau main ke lokasinya besok. Assalamu'alaikum."
Setelah melihat mobil mewah Dara keluar gerbang, Tante Ika pun menutup pintu dan masuk ke dalam. Menemui Rizky yang mengumpat sejak mobil Dara di depan gerbangnya.
"Ini pertama dan terakhir kalinya ya, mama bohong sama Dara. Selesaikan masalahmu dengan dia baik-baik. Mama gak mau jadi pembohong karena ulahmu," pesan Tante Ika sesampainya di kamar Rizky.
"Iya, Ma. Rizky lagi males ketemu sama dia. Pasti mau ngajak ke club atau dinner di luar. Rizky udah janji mah, gak akan nyakitin Syifa lagi dengan jalan berdua sama cewek."
"Jadi, kalian udah balikan lagi? Alhamdulillah."
"He he he, belum si mah. Masih proses. Doain ya, Mah," ucap Rizky dengan menggarukan kepalanya yang tidak gatal.
Tante Ika pun meninggalkan Rizky yang ingin menghubungi Syifa. Ia tau bagaimana pengaruh gadis cantik itu dalam hidup anaknya. Dia hanya berharap yang terbaik untuk hubungan Rizky dan Syifa. Meminta dan memohon dengan doa agar mereka disatukan. Tapi ia juga tidak mau mendahulukan takdir dengan sesumbar di depan orang banyak. Karena takdir jodoh, maut dan rezeki semua telah Allah tentukan.
- Bersambung -
Bekasi, 10 Juli 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck In One Heart
FanfictionMenjalin hubungan dengan seorang superstar memang harus memiliki hati baja. Melihat pasangan bermesraan dengan lawan main dengan chemistry yang mampu meluluhkan hati para penonton setia. Akankah tatapan mata dengan lawan main mampu menggetarkan hati...