Part 27 .... Demi Megan

2K 257 48
                                    

Film lanjutan kisah segitiga Doel, Zaenab dan Sarah sedang tayang saat ini. Tapi Rizky, Megan dan Syifa sama sekali tidak fokus mengikuti alur cerita. Ketiganya sibuk dengan pikiran masing-masing. Rizky yang duduk di antara Megan dan Syifa merasa sedikit risih saat adik dari Brayn tersebut bersandar pada bahu Rizky. Sesekali ia menatap Syifa yang seolah fokus melihat layar besar di depannya. Ia hanya berharap semoga Syifa tidak cemburu padanya.

"Megy, sorry. Tangan gue kesemutan. Kepala lo bisa minggir dulu gak?" ujarnya berbisik agar Syifa tak mendengar.

"Maaf, Kak. Bahu Kak Rizky nyaman banget sih."

Rizky hanya tersenyum miring mendegar pengakuan Megan. Ia pun beralih pada Syifa. Menarik kepala Syifa agar bersandar pada bahunya. Tangan kirinya yang tadi digunakan Megan bersandar ia pakai untuk mengusap rambut hitam Syifa. Sesekali ia menciumi rambut yang aromanya sangat ia sukai.

"Kak, kalau kamu kaya gini aku jadi gak fokus nontonnya."

"Gak apa-apa lah. Aku kangen sama kamu. Dan ini harus tersalurkan biar nanti malam aku bisa tidur nyenyak."

Syifa hanya bisa menggelengkan kepalanya menerima perlakuan Rizky barusan.

"Kamu tetap Rizkynya Cut Syifa, Kak. Bahkan kamu tetap menganggap aku ada sebagai pacar meski Megan ada di samping kamu."

Film habis, kelimanya menuju restoran seafood. Sesekali membahas film yang baru mereka tonton.

"Kalau ada diposisi Doel, lo akan pilih siapa, Ky? Sarah atau Zaenab?" tanya Ersya yang membuat Brayn dan Rizky tersedak.

"Pelan-pelan,Kak." Syifa dan menyodorkan gelasnya pada Rizky dan ia memilih gelas Syifa yang berada di sampingnya bukan Megan yang ada di hadapannya.

"Gue akan tetap pilih Syifa. The one and only," ujarnya dengan menaik-turunkan kedua alisnya seraya menatap Syifa dan mendapat balasan cubitan kecil dari kekasihnya tersebut.

"Ugh! So sweet banget kalian berdua," pukas Ersya.

Megan sangat kesal malam ini. Ia harus menyaksikan perlakuan romantis Rizky terhadap Syifa di depannya. Rizky yang menyuapi Syifa atau sesekali membersihkan noda di pinggir mulut Syifa. Ia sangat muak.

"Aku ke toilet bentar ya," pamit Megan yang diikuti Syifa beberapa menit kemudian.

Megan menangis di wastafel. Beruntung suasana toilet restoran sepi hingga ia bisa menuntaskan emosinya di tempat ini. Syifa menatap jelas wajah sedih Megan dari pantulan cermin besar.

"Aku benci liat mereka, Tuhan. Kenapa Syifa harus kembali ke Jakarta? Kata orang cinta bisa membuat orang bahagia, tapi kenapa aku gak bisa merasakannya? Aku mau Kak Rizky balas cinta aku walaupun cuma sebentar. Aku mau seperti Syifa yang mendapat perhatian dan cinta tulus Ka Rizky. Apa aku salah?"

Syifa tidak sanggup lagi mendengar curahan hati Megan. Ia memilih untuk ke parkiran dan menelpon Rizky untuk segera menyusulnya dan menitip salam permohonan maaf pada Brayn, Ersya juga Megan karena telah pergi tanpa pamit.

"Kamu kenapa tiba-tiba jadi pendiem gini?"

Rizky dan Syifa kini sedang berada di dalam mobil. Menuju perjalanan pulang dalam suasana diam. Sekembalinya Syifa dari toilet, belum sepatah kata pun keluar dari mulut gadisnya.

"Hei, are you okay?"

Syifa menatap Rizky. Membelai wajah laki-laki yang membuat hatinya bak rolercoaster. "Aku beruntung banget bisa miliki Kak Rizky," gumamnya dalam hati.

"Hei, kamu kenapa sih? Emang ada apa di wajahku?" Rizky memegang tangan Syifa yang masih menempel di wajahnya.

Syifa meraih tangan Rizky dan menciumnya. "Aku beterimakasih pada Allah karena udah kirimin laki-laki sebaik kakak. Karena aku bisa merebut hati kakak dari wanita di luaran sana. Its like a miracle."

Syifa menyandarkan kepalanya di bahu Rizky. Menciumnya sesekali. Tanpa terasa matanya berkaca. Rizky tidak membalas perlakuan Syifa karena ia sedang menyetir. Ia hanya memiringkan kepalanya hingga kini berada di atas kepala Syifa.

Rizky yang merasa ada ketidak beresan dengan kekasihnya pun meminggirkan mobilnya. Ia membawa Syifa kedalam pelukannya. Menciumi pucuk kepala Syifa dengan lembut.

"Tell me! What happened with you, Sweetheart?"

Syifa semakin mengeratkan pelukannya sebelum ia menjawab pertanyaan Rizky.

"Aku minta sesuatu ke Kak Rizky boleh?" izinnya seraya melepaskan pelukannya.

"Ya boleh dong. Apa sih yang enggak buat pacar aku yang cantik ini," jawab Rizky dengan menjawil dagu Syifa lembut.

Syifa memegang tangan Rizky dan menggenggamnya erat. "Kak, i love you more than you know. I swear it. Gak ada yang bisa gantiin kakak di hati aku walaupun kakak sering sakitin aku. Walaupun kita sering berantem bahkan saat kita putus, no body can change you in my heart. Just you."

"Dan kamu harus tau. Nothing gonna change my love for you. How much i love you. Aku bisa gila tanpa kamu, Syifa."

Syifa bisa melihat ketulusan ucapan Rizky dari matanya.

"Kita saling sayang. Saling cinta. Dan hati kita terkunci. Jadi gak ada alasan untuk aku dan kamu untuk cemburu. Is it right?"

Rizky menganggukan kepalanya tanda setuju dengan apa yang Syifa ucapkan.

"Kalau gitu, please!" Syifa mendekatkan wajahnya tepat di telinga Rizky, "Kakak kasih kesempatan Megan untuk bisa merasakan cinta dari Kakak."

Rizky terdiam. Bibirnya keluh. Bagai tersambar petir mendengar permintaan Syifa yang menurutnya konyol.

"Kak?!" Syifa mencoba menyadarkan Rizky dari keterkejutannya.

"Hati aku gak semudah itu bisa dipinjam dan dipindahkan ke lain hati. Aku gak bisa!"

"Kak, Please!"

"Cinta itu bukan mainan Syifa. Menurut kamu hubungan kita apa? Main-main? Perasaan aku gak bisa kamu permainin gini, Syif."

"Kak, Megan sakit! Dan permintaan dia sama Allah cuma satu. Bisa merasakan balasan cinta dari kamu. Jadi tolong! Lakuin ini untuk Megan."

"Kamu ke toilet tadi ketemu dia? DIBAYAR BERAPA KAMU UNTUK KASIH PINJEM AKU KE DIA? ATAU INI PERMINTAAN BRAYN? IYA? JAWAB, SYIFA?"

"Sepicik itu kakak nilai cinta aku? Semurah itu kakak nilai diri aku? Aku lakuin ini semua karena aku punya hati. Aku gak mau Megan semakin menderita dengan cinta dia yang bertepuk sebelah tangan."

Rizky mengabaikan ucapan Syifa. Ia kembali menjalankan mobil dengan kemarahan luar biasa. Membawanya dengan kecepatan di atas rata-rata. Rizky tidak habis pikir dengan permintaan Syifa barusan.  Susah payah ia menjaga kesetiaan dengan Syifa tapi justru gadisnya yang meruntuhkan perjuangannya. Syifa yang meminta agar ia membagi hatinya.

"Udah sampai. Lebih baik kamu istirahat. Aku tau kamu capek makanya gak bisa berpikir jernih."

Seperti biasa, Rizky melepaskan seatbelt Syifa dan memberikan kecupan sayang di kepala Syifa.

"Good night, Swetheart. Besok aku telepon ya. Salam untuk keluarga kamu. Maaf gak bisa mampir, udah malem juga."

Syifa berjalan gontai kedalam rumah. Ia pun bingung dengan dirinya sendiri.

"Sudah benarkah keputusanku?"

- Bersambung -

Bekasi, 10 Agustus 2018

Stuck In One HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang