"I love you more than you know, but... Akan banyak orang yang tersakiti kalau kita balikan."
"Orang lain siapa? Ilham maksud kamu? Jadi kamu lebih mentingin dia daripada aku?"
"Bukan cuma Ilham tapi ...,"
"Dara?"
"Dan Megan."
"Cckk! Kenapa dia lagi sih? Aku udah bilang sama kamu, aku sama dia gak ada apa-apa. Kenapa kamu gak percaya sih?"
"Aku percaya sama kamu, tapi aku juga tau kalau Megan ada rasa sama kakak. Ada cinta di mata dia saat natap kamu. Buktinya dia seneng banget dengan hadiah yang kakak kasih. Dan ...,"
"Dan apa? Kok gak dilanjutin?"
Syifa meraih kedua tangan Rizky dan menggenggamnya. Ia mencium punggung tangan Rizky perlahan.
"Aku gak mau chemistry kalian jadi rusak karena aku nyakitin dia. Kamu sekarang sedang ada dipuncak karir. Dan aku gak mau jadi batu sandungan untuk karir kamu."
"Bukan gitu cara mensupport pasangan, Syif. Megan juga harus tau kalau cinta harus memilih dan dia gak bisa dipaksain. Kamu gak harus mengorbankan perasaan dan cinta untuk mereka. Karena aku juga gak akan mengorbankan cinta aku untuk berbagi dengan Ilham."
"Tapi, Kak ...,"
"Aku gak suka penolakan, Sayang. Jangan bohongin perasaan kamu sendiri karena itu cuma akan nyakitin kamu. Kamu nolak aku pun gak akan ngerubah apa pun Syifa. Gak berarti aku akan jadian dengan Megan atau Dara. Because just you in my heart. And my love just for you. The only one."
"Maaf kalau cara aku salah. Aku cuma gak mau nyakitin siapa pun."
Lagi-lagi Rizky menakupkan kedua tangannya di pipi chubby Syifa. Mendekatkan wajahnya pada Syifa. Deru napas keduanya sangat terasa di wajah. Rizky berbicara dengan sangat lembut.
"Aku gak mau ulang lagi pertanyaan untuk kesekian kalinya. Cut Syifa gadisku, mantan terindahku, mau kah kamu kembali menjadi pemilik hati Rizky Nazar? Will you be my girl?"
Bukannya menjawab, Syifa justru menjatuhkan kepalanya tepat di dada Rizky. Menyembunyikan wajahnya dan menganggukan kepala sebagai jawaban atas pertanyaan Rizky.
"Jadi?"
"Aku mau jadi gadisnya Rizku Nazar walaupun harus LDR dan menahan cemburu dengan lawan mainnya yang lebih cantik dan sexy."
Rizky tertawa renyah mendengar jawaban Syifa. Ia menciumi kepala Syifa beberapa kali dan semakin mengeratkan pelukannya.
"Thankyou, Sweetheart. Kamu udah kasih kesempatan buat aku perbaiki semuanya."
Tok tok tok
Suara ketukan di jendela mengakhiri moment dramatis Rizky dan Syifa di dalam mobil yang membuat mereka melepaskan pelukannya dan membuka jendela.
"Ngobatin lukanya udah belum? Tuh, temen lo nungguin. Masih ada kelas katanya."
Nathan yang menurut Rizky mengganggu moment pentingnya sepertinya harus berterimakasih karena sudah diingatkan. 30 menit lagi kelas terakhir Syifa akan dimulai. Akhirnya Rizky pun harus merelakan gadis yang resmi menjadi kekasihnya ini ke kelas untuk menambah ilmunya.
"Belajar yang bener yaa pacar, jangan tebar pesona sama cowok-cowok lain. Ada hati lain yang harus kamu jaga."
"Ciieeee, udah balikan nih? Asyik, traktir dinner bisa lah yaa buat mak comblang."
Syifa yang malu menyembunyikan wajahnya di bahu Rizky yang mendapat balasan belaian lembut di kepalanya.
"Ha ha ha, gampang. Udah sana, cewek gue jadi malu nih lo godaim begitu."
Setelah Syifa memastikan luka di wajah Rizky membaik, ia pun kembali ke kelas bersama Pia sedangkan Rizky dan Nathan menunggu di dalam mobil. Beristirahat selagi Syifa selesai kuliah.
******
Langkah Syifa dan Pia terhenti saat Chessy menahan keduanya di lorong. Terlihat jelas ada guratan kekecewaan di wajahnya. Bahkan sembab matanya pun masih membekas.
"Kenapa lo gak bilang kalau selama ini Ilham suka sama lo, Syif? Kenapa lo ngebiarin gue punya rasa ini sendirian? KENAPA?!"
Syifa mencoba meraih tangan Chessy namun ditepis. Pia yang menjadi satu-satunya orang di sana bingung, harus memilih menenangkan siapa karena keduanya adalah sahabatnya.
"Sumpah! Gue gak pernah tau tentang perasaan Ilham ke gue. Selama ini kita....,"
"Cukup!! Harusnya gue sadar, kenapa selama ini lo lebih deket dengan Ilham ketimbang Adam. Kenapa lo mau Ilham yang nemenin lo ke Jakarta."
"Gak gitu, Ches. Gue...,"
"APA?!"
"Syifa gak pernah suka sama Ilham, Chess. Hati dia cuma ada Rizky. Kita berdua tau itu kan?"
"Kalau gitu kenapa dia diem ajah saat Ilham ngedeketin dia. Kenapa dia ngebiarin perasaan cinta Ilham tumbuh buat dia. Kenapa? Apa dia mau punya dua pacar sekaligus karena LDR sama Rizky? IYA?!"
"CUKUP, CHESS! Syifa gak serendah itu."
Ketiga gadis ini terkejut dengan kehadiran Ilham dan Adam. Pembelaan Ilham membuat hati Chessy semakin teriris. Begitu cintanya kah Ilham sampai membentaknya? Betapa beruntungnya Syifa dicintai oleh laki-laki seperti Rizky dan Ilham.
"Kamu dan Pia sama ajah. Kenapa kalian cuma membela Syifa? Aku juga sahabat kalian kan? Adam! Apa kamu juga mau bela Syifa?"
Adam hanya diam tidak mampu menjawab. Apa yang harus ia katakan?
"Ilham! Kenapa kamu gak bisa liat sedikit ajah rasa aku buat kamu? Apa karena hati kamu dibutakan dengan cinta Syifa?"
"Bukan gitu, Chess?"
"Terus kenapa? Apa kurangnya aku sampai kamu harus tergila-gila dengan kekasih orang lain? Padahal kamu tau, kita semua tau siapa Rizky untuk Syifa. Tapi kenapa kamu tetep mencintai dia? Apa kurangnya aku, Ilham? Kenapa kamu gak bisa kasih sedikit ruang hati kamu buat aku?"
Pia datang dan membawa Chessy kedalam pelukannya. Membiarkan gadis bule ini menangis terisak dalam pelukannya.
"Kamu cantik, baik, pintar, dewasa dan anggun. Semua fisik kamu sempurna. Kepribadian kamu aku suka. Tapi cinta bukan soal itu semua. Cinta adalah soal hati."
"Kalau gitu kasih aku kesempatan untuk bisa masuk kedalam hati kamu. Apa aku harus merubah diri aku seperti Syifa agar kamu bisa ngeliat cinta aku buat kamu?"
Ilham mendekati Chessy yang masih berada di dekat Pia. Ia meraih kedua tangan Chessy, memegangnya dan berucap dengan lembut.
"Aku udah bilang, cinta bukan soal fisik tapi hati. Seberusaha apapun kamu merubah penampilan, gak akan bisa merubah perasaan aku ke kamu."
"Kenapa? Cinta kamu udah mengakar dalam untuk Syifa?"
Ilham menghapus air mata Chessy dan membawa kepala gadis itu ke dalam pelukannya. Mengusap lembut rambut coklatnya yang beraroma mawar.
"Karena aku dan kamu menyebut Tuhan dengan cara yang berbeda," ujar Ilham lembut di telingan Chessy.
- Bersambung -
Bekasi, 22 Juli 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck In One Heart
FanfictionMenjalin hubungan dengan seorang superstar memang harus memiliki hati baja. Melihat pasangan bermesraan dengan lawan main dengan chemistry yang mampu meluluhkan hati para penonton setia. Akankah tatapan mata dengan lawan main mampu menggetarkan hati...