Suasana lokasi syuting Backstreet tampak ramai dengan para pemain, kru dan fans. Banyak kamera menangkap kedekatan Rizky dan Megan. Dimulai saat Megan keluar satu mobil dengan Rizky, main ayam-ayaman saat take, wefie bertiga dengan Syifa dan saat makan siang. Megan yang mendapat kiriman makan siang, tidak lupa mengajak Rizky untuk makan bersama.
"Uuuchhh!! Romantis banget Rizky sama Megan. Makan siang bareng dari masakan daddy Domani. Fixed! Rizky diterima baik keluarga Megan."
"Gadis sepolos Megan ngambil pacar temen sendiri? Gak nyangka gue."
"Jangan terpengaruh yaa, Guys. Ini sebatas profesionalitas. Rizky bukan kumbang yang bisa hinggap di bunga mana ajah cuma buat ngambil madu dan pergi gitu ajah."
"Please! Jangan sakitin gadis sebaik Syifa. Lepasin dia kalau lo udah capek. Gak sepantasnya idola kita punya pacar yang gak punya pendirian kaya situ."
Dan masih banyak lagi komentar masuk di instagram tag Syifa.
"Aku harus kuat. Ini kan yang aku mau. Ka Rizky bisa bahagiain Megan dengan menjalin kedekatan sama dia. Aku gak boleh cemburu."
Syifa pun kelur dari kamar tempat para pemain beristirahat. Ia mencari Rizky yang sedang take. Memberikan dukungan agar kekasihnya bisa semangat menjalani syuting hari ini.
Hatinya berdesir saat melihat keberadaan Rizky dan seorang gadis di balik pohon besar. Jarak ia dan Rizky hanya sepuluh kaki. Dari balik badan Rizky ia melihat seolah kekasihnya sedang mencium gadis lain.
"Kak Rizky?"
Rizky melepaskan wajah Megan dari tangkupannya. Suara Syifa pelan dan bergetar. Namun Rizky sangat jelas mendengarnya.
"Syif?"
"Kalian ngapain berduaan di sini?"
"Syif aku bisa jelasin."
"Lepasin tangan aku, Kak!"
"Kamu jangan salah paham. Aku sama Megan gak ngapa-ngapain. Tadi dia kelilipan dan aku cuma bantu niupin matanya ajah. Gak lebih."
"Bohong!"
"Enggak, Sayang. Percaya sama aku. Tanya Megan kalau gak percaya."
Megan yang ditatap Rizky dan Syifa seperti salah tingkah. Ia menggigitkan bibirnya dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Ss...sorry, Syif! Gue kebawa suasana. Gue juga gak tau kenapa tiba-tiba Ka Rizky ngedeketin wajahnya ke gue. Dan...bibir kita...,"
"STOP! AKU GAK MAU DENGER LAGI! AKU KECEWA SAMA KAKAK!"
Syifa berlari meninggalkan Rizky dan Megan di halaman belakang dengan beruraian air mata.
"ARRRGHH! MEGAN?!! Kenapa lo ngomong ngasal kaya tadi?"
"Ya Maaf, kan aku gak tau kalau ternyata kakak cuma mau niupin mata aku."
"Gak tau gimana? Kan lo yang bilang tadi mata lo kelilipan. Gue gak mau tau, lo harus jelasin ke Syifa apa yang sebenarnya terjadi. Gue gak mau dia salah paham."
Rizky pun meningalkan Megan dan menyusul Syifa. Ia berpapasan dengan gadisnya di pintu utama rumah yang menjadi basecamp para pemain. Matanya terlihat sedikit membengkak. Ia mendekat dan meraih tangan Syifa, namun ditepisnya.
"Syif, Di luar banyak fans. Aku gak mau mereka berpikiran negatif tentang kita. Aku anter ke mobil ya."
"Aku mau cari taxi."
"Gak! Kamu pulang sama aku."
"Enggak! Aku bilang...,"
"Aku anterin kamu pulang. Ayo!"
Rizky pun membawa Syifa menuju mobilnya. Dengan kacamata hitam yang ia pakaikan pada Syifa, bisa sedikit menutupi keadaan sebenarnya yang terjadi pada Syifa dari para fans dan kru.
"Sekarang kamu dengerin aku." Rizky menghadapkan tubuh Syifa ke arahnya seusai tiba di mobil. "Kamu jangan percaya ucapan Megan. Dia bohong. Aku sama sekali gak niatan sedikit pun untuk nge kiss dia. Sumpah demi Allah, Syif!"
"Gak usah bersumpah atas nama Allah cuma untuk nutupin kebohongan."
"Siapa yang bohong? Jadi kamu lebih percaya Megan dari pada aku?"
"Aku liat sendiri gimana kakak....Ah, udahlah aku jijik nerusinnya."
"Oke! Fine! Kalau kamu tetap keukeh dengan pendirian kamu. Terus kenapa kamu harus marah? Kenapa cemburu? Kan kamu yang minta aku bahagiain Megan. Kamu yang minta aku untuk ngebales cinta dia. Sekarang kenapa kamu harus nangis dan marah? Nyesel udah minta permintaan konyol itu ke aku? Nyesel aku ngabulin permintaan kamu? Iya?!"
"Aku minta kakak untuk bales cinta Megan bukan berarti kakak bebas kontak fisik kaya tadi."
Rizky menahan Syifa yang mencoba pergi dari hadapannya.
"AKU BILANG KAMU PULANG SAMA AKU. DENGER KAN?!"
Syifa ciut. Ia menatap Rizky nanar. Ini pertama kalinya laki-laki yang sangat ia cintai membentaknya. Air matanya mengalir deras. Ia bahkan menolak saat Rizky akan menghapus air matanya.
"Maaf, Sayang. Aku gak bermaksud bicara kasar kaya tadi. Aku kebawa emosi tadi."
"Tinggalin aku sendiri, Kak."
"Tapi...,"
"Tinggalin aku sendiri atau aku pulang sekarang?"
Mau tidak mau Rizky pun meninggalkan Syifa di dalam mobil sendirian. Ia juga harus menenangkan dirinya untuk mengontrol emosi agar tidak kelepasan seperti tadi.
"Aku sayang kamu, Syifa. Jangan pernah berpikir aku bisa berpaling dari kamu."
Rizky mendaratkan ciumannya di kepala Syifa. Meski tidak ada balasan, gadis itu juga tidak menolaknya.
*****
Brayn membawa Megan ke dalam salah satu kamar basecampe yang berisi costume para pemain. Ia ingin menuntut penjelasan pada adiknya.
"Are you crazzy, Meggy? Sikap kamu kaya tadi bikin hubungan mereka hancur tau gak. Please! Jangan jadi murahan yang ngemis cinta Rizky kaya tadi."
"Kenapa kamu ngebela Syifa? Who is your sister?"
"Aku negur kamu karena kamu salah!"
"Aku cuma mau Kak Rizky jadi pacar aku, apa itu salah? Aku mau mereka putus biar aku bisa sama-sama Ka Rizky. Just it!"
"What! imposible! Mereka saling cinta. Buka mata kamu, Megan. Kamu harus bisa bedain mana cinta, mana obsesi. Dan hubungan yang dimulai karena obsesi itu gak akan baik. Percuma kamu dapetin Rizky tapi memisahkan dia dari Syifa. Kamu mau, setiap hari saat kalian jalan yang disebut cuma Syifa? Raga Rizky sama kamu tapi pikirannya melayang ke Syifa? Cuma Syifa, Syifa dan Syifa. Not you!"
Brayn membiarkan adiknya merenungi apa yang tadi ia ucapkan. Ia harus bisa menyadarkan Megan, bahwa bisa dekat dengan Rizky sebagai TTM harusnya sudah lebih dari cukup untuk Megan. Jangan ia harapkan Rizky bisa membalas perasaannya.
*****
- Bersambung -
Bekasi, 15 Agustus 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck In One Heart
FanfictionMenjalin hubungan dengan seorang superstar memang harus memiliki hati baja. Melihat pasangan bermesraan dengan lawan main dengan chemistry yang mampu meluluhkan hati para penonton setia. Akankah tatapan mata dengan lawan main mampu menggetarkan hati...