Part 22 ..... Ujian

2K 225 37
                                    

Pondasi sebuah hubungan adalah komunikasi dan kepercayaan. Saat keduanya goyah maka jangan harap hubungan dapat bertahan lama.

Syifa tidak membalas pesan dari Rizky. Ia bingung harus bersikap bagaimana dengan posisinya sekarang? Ia mengalah dengan melepaskan Rizky atau bertahan dengan rasa sakit.

Ia menuruni tangga dengan pakaian yang rapi. Hari ini ia akan hangout dengan teman seperkuliahannya. Pia, Chessy, Ilham dan Adam. Sebelumnya ia sempat mengabaikan ajakan mereka untuk jalan-jalan, tapi saat menerima pesan panjang Rizky, ia mengurungkan niatnya. Syifa ingin melepas beban pikirannya yang datang tiba-tiba.

"Akhirnya join juga lo."

Syifa senyum terpaksa saat Pia menyambutnya di pagar. Sulit baginya untuk bersikap biasa dengan perasaan perih saat ini. Di mobil pun Syifa hanya diam tidak menggubris lelucon yang dilontarkan Adam di bangku depan. Ilham yang menyetir bisa melihat jelas dari kaca depan, ada suatu hal yang Syifa pikirkan.

"Diem ajah, Syif? Kamu sakit?" tanya Ilham akhirnya.

Syifa yang bersandar di bangku tidak menjawab. Pandangannya kosong dan lurus ke depan. Chessy yang menyadarinya pun menyenggol lengan Syifa.

"Syif, are you oke?"

Syifa tersadar dan memeluk Chessy erat. Pia dan Chessy saling pandang. Saling memberi kode seperti bertanya "ada apa" dan menjawab "tidak tau."

Ilham pun menepikan mobilnya. Ia juga ingin tau apa yang terjadi dengan Syifa hari ini.

Tanpa basa-basi, setelah merasa tenang Syifa memberikan ponselnya kepada Pia. Gadis berambut panjang ini pun membacakan isi pesan Rizky dengan suara sedikit keras untuk teman-temannya.

Ilham memukul stir seusai Pia menyudahi bacaannya. Adam pun tersulut emosinya.

"Maksud dia apaan kirim pesan kaya gitu? Izin mau ngeduain lo gitu?" Pia naik pitam.

"Kita harus buat perhitungan sama Rizky. Dia pikir dia siapa? Seenaknya ajah mainin perasaan teman kita."

"Yes, gue setuju banget sama lo. Kita harus buat Rizky jera. Dia gak bisa dong janji sama cewek lain padahal dia udah gak sendirian lagi."

"Aku setuju dengan Adam dan Chessy. Syif, kamu harus bisa pakai logika bukan hati lagi. Sampai kapan kamu mau dibodohin sama dia? Aku ngerelain kamu balikan sama dia bukan untuk disakitin kaya gini. Kalau ada orang yang tulus sayang dan cinta sama kamu, kenapa kamu harus ngeliat orang yang mencintai kamu dengan cara yang salah sih?"

Chessy sedikit merasa tercuil hatinya saat Ilham mengatakan hal itu. Bagaimana pun, ia belum bisa sepenuhnya menghapus rasanya untuk Ilham.

"Ilham bener, Syif. Please! Kali ini kamu dengerin kita. Kamu lupain Rizky. Masih banyak laki-laki baik yang menghargai sebuah hubungan. Mungkin Ilham salah satunya. Dia mencintai kamu dengam tulus. Bahkan dia rela melepas cintanya agar kamu bisa bersama Rizky."

Syifa melepaskan pelukannya pada Chessy. Menghapus air matanya dengan tissue dan membuang napasnya kasar.

"Thanks ya, kalian udah care banget sama gue. Tapi sorry, gue gak bisa ambil keputusannya sekarang. Seperti kalian, gue gak mungkin bisa sepenuhnya ngilangin perasaan ini ke Rizky. Gue sangat mencintai dia. Mungkin kalian bisa bilang gue bodoh, tapi mungkin kebodohan ini yang bisa membawa gue pada cinta sejati kedepannya."

Teman-teman Syifa kecewa mendengar jawaban gadis imut ini. Entah hatinya terbuat dari apa hingga bisa dengan mudah memaklumi sikap Rizky dan bertahan dengan kesakitan hatinya.

"Aku gak akan ngebiarin Rizky bertindak semena-mena dengan kamu, Syif. Kamu berhak bahagia. Ternyata aku melepas kamu kepada orang yang salah."

Stuck In One HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang