Part 2 .... Pagi Kelabu

3.8K 297 3
                                    

Jakarta masih sejuk dengan langit kelabu. Jendela masih basah dengan embun. Aroma berbeda terasa menusuk hidung. Rizky semakin mengeratkan jaketnya dengan mata sayu. Ini kesekian kalinya kakak satu-satunya memaksa ditemani mengelilingi stadion Gelora Bung Karno di hari minggu.

Rizna menatap remeh adik laki-lakinya yang berkali-kali menggesekan kedua telapak tangannya demi mendapat rasa hangat.

"Yaelah, lebay banget, Lo. Sekarang udah jam 5 kali. Berasa tinggal di kutub ya, Mas," ejek Rizna dengan terus berjalan menuju mobil.

Rizna mendengus kesal melihat Rizky masih duduk dan sibuk menghangatkan diri.

"Mau sampai kapan berdiri di situ? Cepetan! pegel nih," tambahnya yang berdiri di samping mobil karena belum dibuka, "dasar Kibule, gak berubah dari dulu. Paling susah diajak hidup sehat," gerutunya.

Rizna mengambil alih kemudi karena Rizky yang berkali-kali menguap dan mengucek matanya. Ia tidak mau ambil resiko dengan tetap memaksa Rizky menyetir dalam keadaan mengantuk.

"Tidur jam berapa sih, Lo?" tanya Rizna yang masih fokus melihat jalan.

"Gak tau gue,"

Rizna menghembuskan napasnya kasar melihat perubahan adiknya sejak dua bulan lalu. Rizky yang ceria, bawel dan berwajah fresh kini berubah. Gadis 27 tahun ini paham betul perubahan yang terjadi pada adik satu-satunya. Tidak salah memang jika Rizky merasa kehilangan gadis Acehnya. Kehadirannya membawa perubahan positif dan kepergiannya membawa perubahan negatif.

"Syif, begitu pentingnya kehadiran kamu untuk Rizky. Kalau ada satu alasan agar Rizky bisa kembali ceria, itu adalah kamu," gumam Rizna dalam hati.

Rizky nampak nyaman dengan posisi tidurnya. Kaki yang ia letakan ke atas dashboard mobil, tangan melipat silang di dada dan topi yang menutup hampir seluruh wajahnya. Alunan musik jazz menambah syahdu perjalanan pagi di ibukota.

*****

Syifa asyik menyirami tanaman bunga di belakang rumah Budehnya. Sejak melanjutkan kuliah di salah satu Universitas ternama di Jogja, ia tinggal bersama Budeh Rina. Adik dari wanita yang melahirkan Syifa. Ia meletakan teko penyiram saat ponselnya berdering. Tanda masuk chat whatsapp yang sebenarnya sudah sangat ia nantikan. Dengan cepat ia menyambar ponselnya di atas meja.

"Your baby boy,"

Syifa tersenyum manis melihat foto yang dikirimkan Rizna. Rizkynya memang tidak berubah sejak dua bulan lalu ia tinggalkan. Tetap laki-laki yang sulit diajak lari pagi.

Setelah membalas chat Rizna, gadis ayu ini melanjutkan aktivitasnya menyiram tanaman. Ini menjadi kegiatan faforit Syifa setiap pagi. Udara pagi dan pemandangan yang indah membuat hatinya damai. Setidaknya berhasil mengalihkan perasaannya meski belum bisa melupakan.

"Nduk, ada tamu untukmu. Sini, biar budeh yang meneruskan."

Syifa pun memberikan teko penyiram bunga kepada budeh dan menuju ruang tamu. Senyumnya mengembang melihat Cheesy, Pia, Ilham dan Adam yang sedang asyik ngobrol di ruang tamu.

"Tumben pagi-pagi udah ke sini. Budeh gue belum masak. Jadi sorry, kalian gak bisa numpang sarapan di simi."

"Seudzon ajah lo, Fa. Siapa juga yang minta sarapan?" Adam bersuara "lo gak liat style kita pagi ini?" Adam berdiri dan menghentakan kakinya santai dengan tangan yang ia masukam ke dalam kantong celana.

"Mau nyawah?" ujar Syifa asal.

"Ya kali ke sawah pake kets, Fa. Ada-ada ajah lo," sambar Pia.

Adam pun duduk kembali dengan wajah ditekuknya.

Keempat tamu Syifa yang datang adalah teman kuliahmya. Keempatnya perantau dari Jakarta seperti Syifa. Selama dua bulan kuliah, ia belum menemukan mahasiswa asli Jogja yang klop dengannya. Entahlah, mungkin karena baru dua bulan ia menjajaki kota pelajar ini.

Setelah Ilham mengungkapkan kedatangan mereka untuk mengajak Syifa lari pagi, gadis sembilan belas tahun ini bergegas mengganti pakaiannya lengkap dengan sepatunya.

"Lets go!"

*****

Rizky dan Rizna asyik melahap sarapannya di cafe setelah lari pagi. Hot capucino dan banana creaps menjadi pilihan mereka.

"Gue lebih suka ketupat sayur daripada sarapam begini. Di kompleks rumah Syifa tuh enak banget lontong sayurnya."

Pletak!

"Percuma lo lari pagi buat bakar lemak kalau akhirnya makam karbo lagi." Rizna menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Rizky. Ternyata banyak hal tentang Syifa yang hadir di kegiatan adiknya. Pantas saja Rizky belum bisa move on darinya.

Rizky memainkan ponselnya dan membuka aplikasi instagram. Menekan lingkaran atas pada bagian story mantan kekasihnya. Rupanya Syifa sedang asyik menjahit story dengan suasana alam pagi di kota Jogja.

"Indah ya Syif? Kaya kamu."

Rizky menyatukan alisnya saat mendengar suara laki-laki di akhir story syifa. Suaranya lembut dan itu milik laki-laki lain bukan dia. Rizky mengulang-ulang story akhir Syifa yang mencetak langit biru cerah dan semakin jelas suara Syifa yang nyaris tidak terdengar membalas "thankyou"dengan sedikit menahan tawa.

" Na, kita pulang sekarang!"

- Bersambung -

Bekasi, 08 Juli 2018



Stuck In One HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang